Ekspedisi Batanghari Wujud Kemajuan Budaya

TOPSUMBAR – Ekspedisi Batanghari dipandang penting sebagai wujud pemajuan kebudayaan sesuai UU Nomor 5 Tahun 2017 yang menginginkan agar segala keragaman, kekayaan budaya yang hidup dalam masyarakat Indonesia diakui, dihargai, serta dilestarikan.

Untuk itu, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, melalui Direktorat Perfileman, Musik dan Media gelar kegiatan Ekspedisi Batanghari Tahun 2023.

Kegiatan dibuka Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, diwakili Kepala Museum Nasional, Siswanto, serta turut disaksikan Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, diwakili Sekretaris Daerah, Adlisman, di dermaga Jembatan Sungai Dareh, dimana rombongan Tim Ekspedisi Batanghari menaiki perahu menyusuri sungai Batanghari dan berakhir di Komplek Candi Pulau Sawah Kenagarian Siguntur Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Tampak hadir, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Provinsi Sumatera Barat, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Provinsi Jambi, Perwakilan dan Kabupaten Seiliran Batanghari Provinsi Jambi, Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya, Paryanto, Forkopimda, dan undangan lainnya.

Pihak penyelenggara Ekspedisi Batanghari merupakan upaya untuk memberikan penyadaran kebijakan publik tentang pelestarian sungai berbasis budaya dan kontribusi terhadap peradaban selama ini.

“Ekspedisi Batanghari merupakan program gerakan bersama pemerintah pusat maupun daerah agar tumbuh kecintaan untuk merawat sekaligus menyebarluaskan tradisi, adat, serta budaya yang hidup di sepanjang aliran Sungai Batanghari”, kata Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid sebagaimana dalam keterangan tertulis yang didapat Topsumbar.

Sementara itu, atas nama pemerintah Kabupaten Dharmasraya, Sekda, Adlisman, mengucapkan terima kasih kepada Direktur Perfileman, music dan media Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang telah berkenan hadir beserta rombongan dalam kegiatan ekspedisi Sungai Batanghari. Dengan titik awalnya di Kabupaten Dharmasraya.

“Kabupaten Dharmasraya penduduknya multi etnis terdiri dari berbagai suku, ada Minang, Sunda, Jawa dan Batak. Dengan keragaman suku yang dimiliki ini menjadikan Kabupaten Dharmasraya memiliki berbagai corak budaya yang berasal dari masing-masing suku tersebut,” kata Sekda.

Disamping itu, Kabupaten Dharmasraya juga memiliki warisan budaya dan sejarah masa lalu yang masih ada sampai saat ini. Pada masa lalu daerah sehiliran Sungai Batanghari merupakan jalur utama yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat.

Di sehiliran Sungai ini, pernah berdiri Kerajaan Malayu Dharmasraya yang memiliki kekuasaan sampai ke wilayah Asia Tenggara. Dan memiliki kaitan dengan sejarah besar nusantara. Dimana bukti peninggalan kerajaan besar tersebut masih ada sampai saat ini.

“Beberapa warisan sejarah masa lalu tersebut seperti Candi Padang Roco, Candi Pulau Sawah, Candi Awang Maombiak dan Situs Rambahan Bukik Behalo. Untuk menjaga dan melestarikan keberadaan semua peninggalan sejarah tersebut, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya sudah menetapkan warisan tersebut sebagai Cagar Budaya,” terangnya lagi.

Adlisman menegaskan, komitmen Pemerintah Kabupaten Dharmasraya untuk melestarikan kebudayaan daerah yang ada, sebagaimana visi daerah untuk memajukan Kabupaten Dharmasraya yang maju mandiri dan berbudaya.

(Yan)

Pos terkait