Kegiatan Syetan yang Menyebabkan Lalai dan Mengganggu Kekhusyukan Salat di Masjid

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca Topsumbar yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.

Kaum muslimin yang dirahmati Alloh SWT.

Lalai dalam alquran menjadikan pelakunya CELAKA, celaka dapat kita lihat dari arti kata menurut kamus, sebagaimana disebutkan dalam https://kbbi.web.id/celaka  kata celaka berarti mendapat kesulitan, kemalangan, kesusahan, malang; sial, keparat, jahanam, bangsat, maka orang yang menyebabkan orang celaka salah satunya LALAI DENGAN MENDIRIKAN SALAT, maka itu orang yang MENCELAKAKAN, arti kata mencelakakan adalah mendatangkan (menimbulkan) celaka; menyebabkan mendapat celaka.

Maka yang akan dibahas pada kajian ini adalah ORANG YANG MENYEBABKAN CELAKA yang dapat digolongkan MENCELAKAKAN ORANG LAIN.

Tentunya perlu hal ini dilihat dengan KEIMANAN, bukan dengan kebiasaan lalai atau kebiasaan yang dilakukan sebelum salat seperti KEBIASAAN BERZIKIR, BERSALAWAT, MENGADAKAN PEMBACAAN ALQURAN, MENGADAKAN PENASEHATAN DAN PENGAJIAN ATAU ACARA ACARA KEISLAMAN LAINNYA yang dilakukan di masjid atau ditempat tertentu tetapi ketika acara dilakukan waktu salat tiba?

Untuk melihat hal ini kita mempedomani alquran surat almaa’un, Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang LALAI DARI SALATNYA. Orang-orang yang berbuat riya’  dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al Maa’uun: 1-7).

Menurut situs https://www.kemenag.go.id kata Maka kata binasa/ celaka orang-orang yang lalai terhadap salatnya berarti orang yang salat dengan tidak memenuhi ketentuannya, MENGERJAKANNYA DI LUAR WAKTUNYA, bermalas-malasan, dan lalai akan tujuan pelaksanaanya.

TERJADI PERBUATAN SYIRIK PAROH WAKTU KETIKA LALAI MENDIRIKAN SALAT

Konsekuensi dari LALAI atau mendirikan salat diluar waktu salat berpotensi SEDANG BERBUAT SYIRIK, sebagaimana hadist dari Tsauban RA pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Artinya: “Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah salat. Apabila ia meninggalkannya, maka ia telah melakukan kesyirikan.” (HR. Thabari).

CIRI SALAT YANG TIDAK MEMBERI MANFAAT KEPADA YANG RAJIN SALAT KARENA LALAI

Pertama
RAJIN SALAT TETAPI RUTIN  BERBUAT KEJI DAN MUNGKAR

Sebagaimana dalam surat al-Ankabut ayat 45: Artinya: Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (Q.S. Al-Ankabut:45).

Maka perbaikilah CARA MENDIRIKAN SALAT agar salat memberi pengaruh kepada prilaku sehari hari.

Kedua
SALAT TIDAK KHUSUK

Tiap waktu salat bahkan ditambah salat sunnat tetapi TIDAK KHUSU’ maka itu menyebabkan KERUGIAN, sehingga TIDAK BERUNTUNG, karena dalam alquran yang beruntung adalah yang salatnya khusu’, sebagaimana dalam alquran, artinya: ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya.(Q.S. Al-Mukminun:1-2).

Salat khusu’ akan di dapat pada suasana yang nyaman untuk salat, salah satunya adalah KETEPATAN WAKTU dalam salat, dan TIDAK ADANYA SUARA SUARA lain ketika salat, seperti ada suara membaca alquran, membaca Doa, membaca dzikir, dan penasehatan atau dakwah padahal jamaah ada yang salat? Maka itu menjadi TANGGUNGJAWAB SIAPA?

Ketiga
TIDAK MENJAGA WAKTU SALAT DAN MELAKUKAN HAL-HAL YANG MENGGANGGU ORANG SALAT?

Ketika orang yang salat tidak mendapatkan hidayah dan petunjuk salah satunya itu ciri salat yang tidak terjaga dari prilaku yang merusak salat, bahkan yang MENGADAKAN ACARA ACARA SEHINGGA MENGGANGU ORANG SALAT, ikut mendapatkan dosa atas perbuatannya tersebut.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan tentang salat pada suatu hari, di mana beliau bersabda,
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ
“Siapa yang menjaga salat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nanti di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Aḥmad).

KEGIATAN-KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI MASJID YANG DAPAT MENYEBABKAN LALAI SALAT DAN MENGGANGGU KEKHUSYUKAN ORANG YANG SALAT

Pertama
PENGAJIAN/ CERAMAH

Kegiatan pengajian dan ceramah dikelola dan dijalankan oleh pengurus masjid atau Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) ada pengajian dan ceramah yang dilakukan sebelum atau setelah waktu salat, maka pada waktu itu salat berjamaah memang sudah selesai tetapi MASIH ADA MASBUQ (orang yang terlambat salat berjamaah) mereka mendirikan salat dalam masjid, maka suara-suara ceramah ustad PASTI MENGGANGGU orang yang yang salat.

Kedua
SHOLAWATAN/ DOA BERSAMA/DZIKIR DI MASJID

Pada waktu sebelum atau setelah salat sering ada doa, ada selawatan seperti pada masjid yang berada dilingkungan kegiatan pendidikan, atau masyarakat tertentu aktif melakukan kegiatan keislaman, maka perlu diperhatikan APABILA ADA ORANG SALAT DALAM MASJID, suara-suara zikir, sholawatan dan doa yang dikeraskan apalagi memakai pengeras suara akan menggangu kekhusu’an orang yang salat, maka wajib dihentikan.

Ketiga
ACARA RESEPSI PERKAWINAN, NIKAH DAN PENYULUHAN SERTA KUNJUNGAN PEJABAT KETIKA WAKTU SALAT SEPERTI SALAT JUMAT

Sering masjid membangun gedung serbaguna yang mana dibawahnya gedung acara dan di atasnya masjid (satu bangunan) atau dibawahnya tempat berjualan seperti di mall sehingga acara terkadang terdengar ke dalam masjid suara-suaranya, bahkan ketika waktu salat pejabat berkunjung sehingga minta waktu SAMBUTAN MENJELANG WAKTU SALAT, bahkan menyebabkan waktu salat jadi LALAI, sehingga kebiasaan ini menjadi tanggungjawab siapa?

Demikian juga dengan bacaan dzikir sebelum waktu salat jumat yang sering dilakukan di masjid masjid tertentu, ada juga pembacaan alquran ada juga pengumuman yang pakai pengeras suara, hal ini sangat menggangu kepada jamaah yang salat SUNNAT sehingga perlu diperbaiki, dan ini tanggungjawab siapa?

Keempat
BERJALANNYA CELENGAN SEDEKAH DIDEPAN TEMPAT SUJUD, ada dengan model bermacam-macam dan dengan bunyi yang khas sehingga seakan ada MAINAN CELENGAN AMAL SEDEKAH DALAM SHAF SALAT DI MASJID

Perhatikanlah ketika salat, terutama salat jumat, CELENGAN SEDEKAH DIJALANKAN DARI JAMAAH KE JAMAAH dari depan sampai belakang, hal ini merusak kekhusu’an dan menyebabkan LALAI SALAT KARENA MINTA SEDEKAH sebelum salat.

MASJID ADALAH RUMAH ALLAH DIPERMUKAAN BUMI, JADI TIDAK PANTAS UNTUK KEGIATAN SELAIN IBADAH

Bahwa masjid adalah tempat beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” [QS. Al-Jinn: 18].

Pada ayat lain, artinya: Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.” [QS. An-Nur: 36].

MASJID RUMAH ORANG YANG BERTAQWA YANG DIGUNAKAN UNTUK SALAT (dzikir dan bertasbih)

Masjid adalah rumah ORANG dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,’Masjid adalah rumah setiap orang bertakwa.” [HR. Abu Nu’aim].

Pada hadist lain “Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, sejatinya masjid dibangun untuk dzikrullah, salat dan membaca al-Quran.” [HR. Muslim].

KEGIATAN YANG MENGGANGGU KEKHUSYUKAN ORANG SALAT ADALAH BUJUK RAYU SYETAN

Memang kasat mata di masjid tidak ada yang meggganggu orang salat, masing masing salat dengan baik, tapi ada SUARA-SUARA dan aktivitas yang mengganggu sebagaimana diuraikan di atas, maka ingatlah bagaimana larangan Allah dan rasulullah atas masjid yang harus DIPERHATIKAN OLEH PENGURUS MASJID dan ustad yang menjadi pelaksana kegiatan di masjid.

Pertama
LARANG DAN HENTIKAN KEGIATAN YANG MENGGANGGU KEKHUSYUKAN ORANG SALAT SEBAB ORANG SEDANG SALAT BERMUNAJAT KEPADA ALLAH

Sabda nabi artinya:, “Ketahuilah sesungguhnya masing-masing dari kalian sedang bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah sebagian dari kalian mengganggu yang lain, dan janganlah sebagian mengeraskan suara di atas yang lain dalam membaca al-Qur’an, atau beliau bersabda, “di dalam salat.” (HR.Ahmad dan Abu Dawud).

Dan jika ada yang MENGERASKAN SUARA KETIKA ORANG SEDANG SALAT, itu bujukan syetan, sebagaimana disebut dalam alquran:  “Sesungguhnya syetan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat” (QS. Al Maidah: 91).

CARA RASULULLAH JIKA ADA SUARA DAN BISIKAN YANG TERDENGAR KETIKA SALAT, DENGAN MELUDAH (seakan akan) 3 x kearah kiri dengan membaca ta’awuz

Pada hadsit Dari Utsman bin Abil ‘Ash radhiallahu’anhu ia berkata: Wahai Rasulullah, syetan telah menghalangi antara aku dan salatku serta mengacaukan bacaanku. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “itu adalah syetan yang disebut dengan Khanzab. Jika engkau merasakan sesuatu (gangguan) maka bacalah ta’awwudz dan meniuplah ke kiri 3x”. Utsman mengatakan: “aku pun melakukan itu, dan Allah pun menghilangkan was-was setan dariku” (HR. Muslim).

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Syetan mendatangi kalian lalu meniup-niup pada dubur kalian (sehingga muncul was-was). Maka janganlah membatalkan salat kecuali mendengar suara atau merasakan angin” (HR. Thabrani  dan Al Baihaqi).

SHAF SALAT YANG JARANG ( tidak bersentuhan bahu demi bahu) DISELA SELANYA ADA SYETAN, TETAPI RAPATKAN SHAF DENGAN MENEMPELKAN TEPI KAKI KIRI KANAN BAGIAN LUAR DAN BAHU DENGAN JEMAAH KIRI DAN KANAN

Sering terjadi shaf salat JARANG-JARANG, dan ada yang merapatkan shaf dengan mempertemukan pinggir telapak kaki kiri dan kanan luar dan ada dengan mendempetkan bahu antar jemaah satu dengan lainnya, tetapi yang benar keduanya harus beredekatan satu sama lain sebagaimana hadist :
Dari Nabi SAW., Ia bersabda, “Sempurnakanlah shaf-shaf kalian, sungguh aku melihat dari belakangku,” lalu kami saling menempelkan bahu dan kaki satu sama lain (HR Bukhari).

Dari Sahabat Nu’man bin Basyir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa menghadap kepada jamaah, lalu bersabda, “Luruskanlah shaf shaf kalian! -beliau mengucapkannya tiga kali- Demi Allah, hendaklah kalian benar-benar meluruskan shaf-shaf kalian, atau Allah benar-benar akan membuat hati kalian saling berselisih.” Kata Nu’man, “Maka saya melihat seseorang melekatkan (merapatkan) pundaknya dengan pundak temannya (orang di sampingnya), demikian pula antara lutut dan mata kakinya dengan lutut dan mata kaki temannya.” (HR Abu Dawud).

KARENA SHAF YANG JARANG JARANG MENJADIKAN HATI BERSELISIH KARENA BISIAN SYETAN

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Rapatkanlah shaf-shaf kalian! Dekatkanlah di antara shaf-shaf tersebut! Sejajarkan leher-leher. Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku benar-benar melihat syetan masuk dari celah shaf, seakan-akan setan itu anak-anak kambing” (HR. Abu Daud dan  An Nasa-i).

SIAPA MELINTAS/LEWAT DITEMPAT SUJUD ORANG SALAT MAKA TOLAKLAH/DORONGLAH DIA KARENA ITU PERBUATAN SYETAN

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:  “Jika salah seorang dari kalian salat menghadap sesuatu yang ia jadikan sutrah terhadap orang lain, kemudian ada seseorang yang mencoba lewat di antara ia dengan sutrah, maka cegahlah. jika ia enggan dicegah maka tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya ia adalah syetan” (HR. Al Bukhari dan  Muslim).

Berdasarkan hal tersebut di atas, hendaklah setiap pengurus masjid dan ustad yang menjalankan tugas keagamaan memperhatikan lebih khusus hal-hal kegiatan di masjid, hal ini bukanlah MENCARI-CARI kesalahan pengurus masjid atau ustad di kegiatan masjid, karena itu dilarang Allah sebagaimana firmanNya: “Hai orang-orang yang beriman,…..janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS. Al Hujurat, 49: 12).

Tetapi saling mengingatkan karena pengurus masjid dan ustad perlu diingatkan dengan agama juga, sebagaimana hadist  Dari Abu Ruqayyah yakni Tamim bin Aus Ad Daari ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Agama itu adalah nasihat. Kami (para shahabat) bertanya: Untuk siapa (Ya Rasulullah) beliau menjawab; Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya serta pemimpin-pemimpin ummat Islam dan juga bagi orang Islam umumnya”.(HR. Muslim).

Sehingga segala bentuk kegiatan yang merusak kekhusukan dan mengganggu orang salat termasuk kegiatan tipu daya syetan terhadap orang beriman, sehingga menganggap BERKEGIATAN ketika waktu salat sudah masuk dan TETAP MENGERASKAN SUARA ketika ada yang salat di masjid adalah kegiatan IBADAH tetapi ada ibadah lain yang harus dijaga yaitu menjaga agar jangan TERGANGGU ORANG YANG SEDANG SALAT dengan ibadah yang dikeraskan bacaannya.

Bila ingin tetap dikeraskan lakukan ditempat yang bukan di masjid sebab masjid orang akan datang salat kapanpun karena ada musafir yang mampir salat dan mendirikan jamaah.

Dan jangan karena pengurus masjid atau DKM menganggap segala sesuatu bisa setelah dapat ijin, tentu perlu ada larangan yang harus ditaati oleh semua ketika di masjid.

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 19 April 2024)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait