Berganti-ganti kepemimpinan, dari Mr. W. M. Ouwerkerk hingga D. Kapteijn, gedung ini menjadi pusat kegiatan administratif hingga masa penjajahan Jepang pada 1942.
Balai Kota Lama Padang menjadi salah satu dari sedikit bangunan kolonial yang masih berdiri, sementara bangunan lainnya di sekitarnya, seperti kantor polisi, tangsi, kantor pos, dan lainnya, telah digantikan oleh struktur modern.
Kondisi Saat Ini
Walaupun gempa telah berkali-kali mengguncang Kota Padang, Balai Kota Lama tetap berdiri tegak.
Saat ini, dengan rencana pemindahan pusat pemerintahan, ada rencana untuk mengubahnya menjadi “Heritage Museum“, sebagai bentuk apresiasi terhadap sejarah panjang Kota Padang.
Gedung ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang evolusi kota ini dari masa ke masa.
3. Kantor Disdukcapil dan DPMPTSP Pemko Padang
Bila Topers berjalan-jalan di sepanjang Jalan Sudirman, Padang, mata Anda mungkin akan tertarik pada sebuah bangunan berarsitektur Art Deco megah.
Bangunan dua lantai ini bukanlah sekadar gedung biasa, melainkan sebuah relik sejarah yaitu Kantor Disdukcapil & DPMPTSP Pemko Padang, yang pernah menjadi sekolah bagi anak-anak Belanda dan Indo-Belanda.
Sebuah Silsilah Sejarah Konfirmasi mengenai keaslian sejarah bangunan ini bukanlah tanpa dasar:
- Dokumen Tertulis: Buku berjudul “Kota Padang: Sebuah Perjalanan Sejarah” karya Dr. Gusti Asnan, menyatakan dengan jelas sejarah gedung sebagai sekolah kolonial yang dibangun pada 1917.
- Visual Historis: Foto-foto lama dan arsip menunjukkan bahwa gedung ini berdiri gagah di masa pemerintahan Hindia Belanda.
- Narasi Penduduk Lokal: Wawancara dengan masyarakat setempat menegaskan cerita lisan mengenai fungsinya sebagai sekolah untuk anak-anak Belanda dan Indo-Belanda.
Yang sayangnya asumber-sumber diatas didapatkan dari pihak ketiga yang keberatan disebutkan namanya.
