Kota Padang, Jejak Kolonial dan Warisan Sejarah

Kota Padang: Jejak Kolonial dan Warisan Sejarah di Tengah Modernitas. (Foto : Dok. Istimewa)
Kota Padang: Jejak Kolonial dan Warisan Sejarah di Tengah Modernitas. (Foto : Dok. Istimewa)

Sejarah Singkat

Padang, sebagai kota utama di Sumatra, memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan dan militer di pesisir barat pulau ini.

Pada 1864, De Javasche Bank memantapkan kehadirannya dengan pembukaan kantor cabang di Padang.

Menjadi kantor cabang ketiga setelah Semarang dan Surabaya, kehadiran ini menegaskan pentingnya Padang dalam peta ekonomi Hindia Belanda.

Bacaan Lainnya

Gedung pertama De Javasche Bank di Padang terletak di Jalan Nipah, yang dulunya adalah gudang militer.

Resmi beroperasi pada 29 Agustus 1864, gedung ini dipimpin oleh direktur pertama, A.W. Verkouteren.

Namun, dengan ambisi untuk memiliki gedung yang lebih representatif, De Javasche Bank kemudian merencanakan pembangunan gedung baru di dekat Pelabuhan Muara.

Kendala perizinan memperlambat rencana ini, namun akhirnya pada 31 Maret 1921, pembangunan gedung baru dimulai.

Pada 1925, gedung baru ini mulai beroperasi, dengan Mr. L.J.A Trip sebagai Gubernur De Javasche Bank.

Namun, sejarah berbelok saat Indonesia merdeka, dan Bank Indonesia mengambil alih semua operasional De Javasche Bank di seluruh nusantara, termasuk di Padang, pada 1 Juli 1953.

Arsitektur yang Menawan

Gedung ini menampilkan keunikan arsitektural dengan sentuhan gaya rumah pendopo Jawa, kombinasi pintu Eropa yang lebar dan atap dengan kubah masjid.

Monumen di depannya, yang dibangun untuk mengenang Ir. Willem Hendrik de Greve, menambah keistimewaan gedung ini.

Pos terkait