Keunikan Suku-suku di Sumatera Barat, Mulai dari Memanggil Jin Hingga Mengukir Tubuh

Suku-suku yang ada di Sumatera Barat. Dok. Topsumbar.co.id

1. Perempuan Harus Membeli Pria untuk Dinikahi

Kebudayaan ini umumnya berlaku bagi pria Minangkabau di Padang Pariaman, Pariaman dan Padang dimana wanita yang sudah cukup umur dan ingin menikahi pria dari daerah ini harus mau membiayai seluruh biaya pernikahan.

Tinggi pendidikan pria dapat mementukan jumlah besaran uang “japuik” yang harus disediakan oleh perempuan, dimana besaran uang japuik ini bisa disesuaikan dengan kondisi ekonomi si perempuan.

Bacaan Lainnya
Sepasang pengantin Minangkabau dengan pendamping tahun 1911. (foto: Museum Vonkenkunde)
Sepasang pengantin Minangkabau dengan pendamping tahun 1911. (foto: Museum Vonkenkunde)

2. Rentetan Prosesi Pernikahan Sangat Panjang

Bagi yang ingin menikah dengan orang Minang, wajib tau rentetan prosesi adat pernikahan di Minang, mulai dari prosesi maresek oleh pihak calon perempuan, kemudian menimang dan menimbang tando, dilanjutkan dengan mahanta siriah oleh pihak calon laki-laki, sebelum diadakan resepsi umumnya akan dilakukan kegiatan malam bainai, hingga malam bajapuik.

3. Harta Warisan Dimiliki oleh Anak Perempuan

Harta warisan di tanah Minang, akan diberikan kepada anak perempuan secara turun temurun, sayangnya di Minang anak laki-laki dianggap tidak berhak menerima harta warisan, karena anak laki-laki difitrahkan untuk merantau, sementara perempuan akan tinggal di kampung untuk menjaga pusaka dan rumah gadang.

4. Garis Keturunan Matrilineal

Garis keturunan di Minangkabau adalah matrilineal dimana seluruh anak yang dilahirkan, akan diturunkan sukunya berdasarkan suku sang ibu.

5. Kesenian Ghaib di Minangkabau

Permainan Lukah Gilo di Kabupaten Solok. (foto: Capture Youtube MNC TV)
Permainan Lukah Gilo di Kabupaten Solok. (foto: Capture Youtube MNC TV)

Banyak kesenian yang ada di Sumatera Barat yang sudah dikenal hingga penjuru dunia seperti Randai, tari-tarian. Namun ada juga kesenian ghaib di Minangkabau yang belum banyak diketahui orang.

Bernama Lukah Gilo, dimana kesenian ini menggunakan media lukah, atau alat penangkap ikan dari bambu, yang akan didandani layaknya seorang manusia. Lukah Gilo ini akan dimainkan di malam hari, dua orang akan memegang lukah, sedangkan empat orang lainnya akan mengibas-ngibaskan kain hitam.

Diyakini, lukah ini akan menggila setelah pawang melafalkan cacian-cacian yang dimaksudkan untuk menghina jin yang telah ia masukan kedalam lukah tersebut, sehingga jin di dalam lukah akan marah.

Tak jarang permainan ini melukai para pemain dan melemparkan mereka ke tanah. Kendati demikian, permainan ini menjadi tontonan seru bagi masyarakat, bahkan para pendatang asing sekalipun.

Pos terkait