Desa Wisata Dharmasraya Masuk 300 Besar, Seluruh Wali Nagari Doboyong Belajar ke Jawa Timur

Nasional | Topsumbar – Keseriusan Dinas Budparpora Kabupaten Dharmasraya dalam mewujudkan Ranah Cati Nan Tigo jadi desa wisata mulai menampakkan hasil dimana di tahun 2022 ini sudah ada 18 desa wisata di Dharmasraya yang telah terdaftar di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Topsumbar dari Beny Mandala Kepala Bidang Kepariwisataan di ruang kerjanya, Jumat (03/06/2022) serta data dari jadesta.com (aplikasi kementerian pariwisata) dari 18 desa wisata, 10 desa wisata di Kabupaten Dharmasraya sudah berstatus desa wisata maju, sisanya berkembang dan satu desa wisata rintisan.

Kepala Dinas Budparpora Sutan Muhammad Taufik melalui Kepala Bidang Kepariwisataan, Beny Mandala mengatakan dengan sudah masuknya desa wisata dalam kategori 500 dan 300 besar nasional di Kementerian Pariwisata menjadikan sebuah tantangan untuk menjadikan seluruh nagari di Kabupaten Dharmasraya menjadi desa wisata.

Bacaan Lainnya

“Tantangan kita di dinas pariwisata kedepan nya tentu memancing seluruh nagari di Kabupaten Dharmasraya masuk menjadi desa wisata karena melalui program desa wisata mereka bisa menggali potensi yang ada, memperbaiki, dan jadikan unggulan, paling tidak mereka menjadi sumber daya manusia yang lebih bagus, dengan belajarnya mereka menjadi desa wisata mereka tentu sudah berpikir untuk mempercantik daerah mereka serta mereka termotivasi untuk berinovasi,” ucap Kabid Pariwisata.

Dirinya menambahkan, Dharmasraya saat ini sudah ada 10 desa wisata berstatus maju dimana desa atau nagari tersebut sudah memiliki semua faktor pendukung desa wisata, dan sudah dikelola dengan baik tetapi mereka belum memiliki kwalitas yang bagus.

Sementara desa wisata berkembang sudah mulai ada penerapan beberapa sistem pariwisata disitu tetapi masih ada beberapa keterbatasan sarana prasarana, fasilitas pendukung. Begitu juga dengan desa wisata rintisan ini, potensi-potensi yang ada di suatu desa wisata itu belum dimaksimalkan, program-program nya belum berjalan tetapi dia sudah mulai menuju ke arah desa wisatanya, sambungnya.

“Tujuan kita bukan sekedar penghargaan tapi lebih ke personality daerah masing-masing. Untuk menanamkan kesadaran akan manfaat desa wisata kepada masyarakat, dinas terkait bekerjasama dengan seluruh nagari-nagari. Alhamdulillah Bapak Menteri Sandiaga Uno sudah mengumumkan untuk Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 pada saat ini kita sudah mencapai kategori 300 besar nasional desa wisata yakni Koto Ranah dari 1800 Desa Wisata seluruh Indonesia (2021). Di tahun 2022 dari 3400 Desa Wisata seluruh Indonesia Embung Gajah Nemo Nagari Sungai Duo masuk ke 500 besar nasional Desa Wisata,” ungkap Kabid Beny Mandala.

Terpisah, Minggu (05/06/2022) seluruh Wali Nagari se Kabupaten Dharmasraya, Kepala Dinas Budparpora, Kepala Dinas BPMD, serta Camat tengah melakukan bimbingan teknis dan studi tiru pengembangan dan pengelolaan desa wisata berbasis masyarakat, potensi lokal dan ketahanan pangan ke desa wisata Tamansari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.

Arif Gumensa Wali Nagari Sipangkur saat berada di Kabupaten Banyuwangi mengatakan pada media ini kegiatan dinas luar tersebut untuk belajar kiat sukses Desa Tamansari Banyuwangi bisa masuk ke 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).

“Saat acara bimtek dan studi tiru di aula hotel kami disambut langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, menurutnya Desa Taman Sari telah melakukan desa digital, dan di Desa Tamansari ini selalu melakukan festival- festival untuk menarik para wisatawan lokal maupun internasional, semua dikelola oleh Bumdes, selama ini Desa Tamansari hanya dilewati para wisatawan yang mau pergi ke Kawah Ijen atau Blue fire yang hanya ada dua di dunia, oleh karena itu pemerintahan desa melakukan inovasi-inovasi baru serta membuat villa di rumah-rumah warga sehingga menjadi sumber pendapatan oleh warga sekitar,” katanya.

Dikatakan Arif Gumensa, di Desa Wisata Tamansari ini mereka melestarikan budaya-budaya yang ada untuk dijadikan wisata seperti Tari Gandrung di Taman Terakota dengan patung seribu patung gandrung yang sengaja dibuat, keindahan alam bawah lautnya, kuliner khas Banyuwangi yang menjadi ikon Banyuwangi masuk ke 50 besar anugerah desa wisata.

“Setelah melakukan bimtek dan studi tiru ini saya akan menggali potensi-potensi yang ada untuk dijadikan desa wisata di nagari berkerjasama dengan Bumnag serta Stakeholder yang ada sehingga bisa menjadi salah satu desa wisata, khususnya Kabupaten Dharmasraya juga bisa menerima anugerah desa wisata untuk berikutnya nanti. Bersama para wali nagari yang lain, kita bisa menerapkan kiat sukses Kabupaten Banyuwangi yang komitmen, konsisten serta menciptakan inovasi-Inovasi dengan demikian selain menjadi desa wisata manfaat nya juga turut kita rasakan bersama, khususnya bisa menambah sumber pendapatan warga,” harapnya.

Kegiatan bimtek ke Jawa Timur oleh Wali Nagari, Kadis Budparpora, Kadis BPMD serta Camat, selain kunjungan ke sejumlah ikon di Kabupaten Banyuwangi rombongan juga menikmati keindahan di Pantai Bangsring Underwater di Rumah Apung dengan snorkeling melihat ikan Laut dan anak ikan hiu yang berbatasan langsung dengan Pulau Bali.

Selain itu, rombongan juga menikmati wisata Taman Gandrung Terakota yang dikenal dengan legenda seorang pria yang menyamar menjadi penari untuk mengelabui para penjajah Belanda, disaat para Belanda sudah dalam keadaan mabuk mengikuti penari Gandrung dan disaat itu para penjajah dibunuh, sampai saat ini Tari Gandrung dilestarikan di Kabupaten Banyuwangi dan menjadi sebuah destinasi wisata di Desa Taman Sari.

Adapun Kuliner Nasi Blue fire yang dibuat dengan Bunga Telang membuat nasi ini berwarna Biru karena Kawah Ijen yang berwarna Biru ( Blue fire ) menjadi inspirasi untuk nasi Blue fire. (Yanti)

Pos terkait