Menuju Pemuda Pelopor Nasional, Delfit Swandri Penyuluh Swadaya Sijunjung

Oleh : Adpi Gunawan, S.ST

“Beri aku seribu orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia,” itulah pidato Bung Karno Bapak Proklamator yang sangat terkenal.

Jika dikorelasikan ungkapan Bung Besar tersebut dengan kondisi hari ini tentu sangat relevan. BPS (Badan Pusat Statistik) memperkirakan, Indonesia akan menikmati era bonus demografi pada tahun 2020-2035. Pada masa tersebut, jumlah penduduk usia produktif diproyeksi berada pada grafik tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa (kemenkeu.go.id). Pada tatanan mikro, jika kita amati dalam kehidupan sehari-hari banyak di antara pemuda-pemudi kita tamatan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang hilir mudik mencari lowongan pekerjaan. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi seorang Delfit Swandri, S.Pt alumni STIPER (Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian)

Bacaan Lainnya

Sawahlunto/Sijunjung

Delfit demikian panggilan pemuda ramping ini yang telah menggebrak tradisi para pemuda-pemudi tersebut dengan upaya memanfaatkan potensi guna meningkatkan karya dan produktivitas.

Pemuda 28 tahun asal Nagari Muaro, Kabupaten Sijunjung telah menunjukan tajinya dengan menggeluti usahanya disektor pertanian.

Delfit yang juga PPS (Penyuluh Pertanian Swadaya) kini telah menuai dari apa yang pernah disemainya.

Usahanya kini berbuah manis, setelah melewati seleksi berjenjang dan proses panjang, kini Delfit tengah mempersiapkan diri menuju penilaian pemuda pelopor tingkat nasional tahun 2021.

Pada 22 Juli 2021 lalu ia telah mengikuti Fact Finding penilaian Pemuda Pelopor tingkat Propinsi Sumatera Barat pada kategori Inovasi Teknologi didampingi oleh Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah.

Selain PPS, Delfit juga aktif sebagai KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) dan KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).

Berawal dari keteguhan hatinya menjadi petani, membuat PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) Nagari Muaro saat itu Sutekno menjadi tertarik untuk melakukan pendampingan teknologi hingga Sutekno mengabdi ditempat yang baru kemudian tradisi ini dilanjutkan oleh PPL yang baru Hasril, S.Pt dibawah naungan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Sijunjung.

Menteri Pertanian SYL (Syahrul Yasin Limpo) dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya regenerasi pertanian melalui peranan generasi milenial, hal itu telah dijawab oleh Delfit.

Pada lahan sawah milik orangtuanya seluas 0,5 hektar, Delfit selalu menerapkan teknologi jajar legowo namun beliau dicemooh oleh petani lainnya.

Delfit telah menerapkan integrasi sektor pertanian melalui sub sektor yang dikelolanya.

Peternakan yang dimilikinya yaitu ayam kampung, kambing dan sapi kemudian pupuk kandang asal kotoran ternak dijadikan sumber nutrisi bagi tanaman durian yang diselingi dengan tanaman kopi.

Di sela-sela tanaman kopi diiisi dengan sayuran seperti bayam dan kangkung serta pembuatan kandang galo-galo sebagai sumber madu galo-galo yang sumber nutrisinya berasal dari pembungaan tanaman kopi.

Di samping itu Delfit juga menjual berbagai jenis benih tanaman antara lain: benih porang yang sedang digaungkan SYL sebagai komoditas strategis nasional, benih pinang dan benih kopi robusta termasuk pemasaran madu galo-galo ke supermarket.

Delfit juga telah melakukan diseminasi inovasi teknologi dengan membina langsung empat kelompok tani dengan jumlah petani sebanyak 50 orang di Nagari Muaro dan saat ini beliau juga tengah mengupayakan kebun percontohan durian di kawasan Geopark Silokek.

“Delfit Swandri adalah PPS yang bekerja tanpa gaji tapi beliau juga telah membina kelompok tani” demikian disampaikan Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah dalam testimoninya.

Ketua FKKT (Forum Komunikasi Karang Taruna) Kabupaten Sijunjung Elvis Buana mengatakan “Sekian lama ia mempelopori masyarakat untuk melek teknologi di bidang pertanian dengan mengaplikasikan pendidikan yang ia dapat tanpa imbalan maupun balas jasa dari pihak manapun”.

“Ia lahir dari keluarga sederhana tapi punya tekat dan semangat luar biasa, Ia tak banyak bicara tapi bekerja nyata” lanjut Ketua FKKT.

Koordinator BPP Kecamatan Sijunjung Jabir mengatakan “Delfit layak untuk dapat nominasi karena mengintegrasikan seluruh sub sektor pertanian”.

Sementara itu Wali Nagari Muaro, Hafidzun mengatakan “Alhamdulillah” ujarnya penuh syukur dan optimis saat dihubungi via Whatsapp.

Andai ada sepuluh Delfit, andaikan ada seratus delfit, andai saja ada seribu Delfit. Selamat berjuang Delfit Swandri.

Bagi Kabupaten Sijunjung, kehadiran Delfit Swandri merupakan sebuah tantangan besar, mengingat Tahun 2020 lalu Juara 2 Pemuda Pelopor Tingkat Nasional adalah Yola Oksandra dari Kabupaten Sijunjung dan Juara 1 Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2019 yaitu Yurike Filmar juga utusan Kabupaten Sijunjung.

(Penulis adalah Penyuluh Pertanian Muda)

Pos terkait