Mewujudkan Persatuan Pasca-Pemilu, Tantangan Kedewasaan dan Kebangsaan

Catatan : Mevrizal, S.H., M.H

Pemilihan umum (Pemilu) telah usai, menyisakan berbagai dinamika dan harapan bagi masa depan bangsa. Sebagai masyarakat, kita telah berpartisipasi aktif, memberikan suara untuk Calon Presiden, legislatif, dan lainnya. Namun, hasilnya mungkin beragam, sesuai dengan kebebasan kita dalam memilih sesuai hati nurani dan preferensi.

Demokrasi Indonesia memang memberikan kebebasan mutlak, di mana setiap warga memiliki hak untuk memilih pemimpin dan legislator. Tahapan-tahapan pemilu telah dilalui, dan kini saatnya berserah diri kepada takdir dan bertawakkal kepada Allah swt.

Bacaan Lainnya

Hadirin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,

Dalam situasi pasca-pemilu ini, mari kita merenung dan mengevaluasi sikap kedewasaan kita sebagai anak bangsa.
Apapun hasilnya, apakah calon yang kita pilih terpilih atau tidak, kita harus menerima dengan legowo. Sikap kedewasaan muncul ketika kita dapat menghargai proses demokrasi dan mengakui keputusan mayoritas.

Saatnya kita menyatu kembali ! Dalam konteks kebangsaan, kita adalah satu, menyatu dalam satu negara, yaitu Indonesia. Keutuhan negara ini dapat diwujudkan melalui cinta kita terhadap persatuan, perdamaian, dan persaudaraan. Terlepas dari pilihan politik masing-masing, kepentingan utama kita adalah menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa.

Sebagai masyarakat, mari kita jadikan hasil pemilu sebagai momentum untuk bersatu, bekerja sama, dan melanjutkan perjalanan bersama sebagai bangsa.

Dengan sikap kedewasaan, keberagaman kita akan menjadi kekuatan, bukan pemecah belah. Persatuan adalah kunci kejayaan, dan itulah yang kita perjuangkan setelah momen pesta demokrasi ini berlalu.

(Padang, Senin, 26 Februari 2024)

Penulis merupakan seorang Advokat/Pengacara dan Managing Partner Mevrizal Law Office (MLO) sejak 2010 hingga sekarang, serta Calon Anggota DPD RI 2024-2029 Dapil Sumbar

Pos terkait