Sebuah Usaha Penerimaan, Catatan Terhadap Novel Rumah Dua Hati

Oleh : Hasbunallah Haris

Saya akan membuka tulisan ini dengan sebuah kalimat yang telah dikumpulkan selama membaca novel terbaru Mbak Titi (saya memanggil beliau dengan sebutan ini) yaitu: Keluarga yang baik, bukanlah yang memberikan segalanya bagi anak, namun yang tahu kemauan anak dan mana yang sekedar ambisi orang tua terhadap anak.

Tulisan Mbak Titi telah menyentak-nyentak saya sejak awal, sebab dalam tuturannya, baru kali ini saya menemukan narasi yang halus, pelan, dan terkesan sangat hati-hati untuk mengenalkan para tokohnya kepada pembaca, mungkin bahasa bagusnya sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Saya memang baru berkenalan dengan Mbak Titi, jujur saja, namun lewat tulisan-tulisan beliau, saya dapat menyelam lebih jauh seperti apa sang penulis menyikapi globalisasi dan dunia parenting di tengah carut-marutnya kondisi anak yang sering terpinggirkan demi memenuhi ekspektasi orang tua dan masyarakat luas.

Anak yang dijadikan konten, anak yang dituntut terlalu banyak, dan anak dengan tekanan mental karena orang tua yang belum siap untuk berumah tangga, serta berjibun tragedi lainnya yang menimpa dunia anak, begitu terang diungkapkan oleh sang penulis.

Pos terkait