Sebuah Usaha Penerimaan, Catatan Terhadap Novel Rumah Dua Hati

Riset mendalam dan ritme cerita yang unik

Dari sekian banyak judul yang sudah saya tamatkan, sangat jarang saya menemukan narasi indah dan ritme cerita yang halus seperti yang diungkapkan Mbak Titi dalam Rumah Dua Hati.

Tentu saja saya mengerti, ini adalah novel keluarga, dan tidak mungkin menuntutnya untuk memiliki alur yang cepat seperti Sherlock Holmes, bukan? Sejauh pembacaan saya, sejak awal novel ini dibuka dengan sebuah konflik batin seorang anak, lalu di halaman-halaman berikutnya saya mengenal tokoh Tera yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, sesuai dengan tabiat anak-anak.

Mbak Titi, dengan risetnya, melakukan hal yang benar dan mampu memberikan keterangan lugas kepada pembaca bagaimana seorang anak kecil berusia lima tahun seperti Tera berpikir.

Poin penting lainnya yang tak kalah jitu adalah, kelindan keinginan tiap tokoh yang berbeda, bagaimana menggambarkan seorang istri yang malas bertengkar dengan suami dan pada akhirnya hanya memilih untuk diam dan bergulat dengan pikirannya sendiri.

Bagaimana pikiran seorang kakak yang ingin membahagiakan adiknya hanya dengan mie instan yang dibelinya di kantin sekolah, dan bagaimana sikap seorang ibu yang habis diterpa banyak masalah hidup dan merasakan kerinduan yang sangat mendalam terhadap sang anak. Seluruhnya dikisahkan sangat menarik dan dengan porsinya masing-masing.

Di sini sangat jelas, penulis mampu mengekplorasi dan mempertahankan karakter masing-masing tokohnya sehingga tidak terjadi OOC atau out of character yang terlalu mencolok, mungkin dalam beberapa hal, namun itu sama sekali tidak mengganggu runutnya jalan cerita.

Pos terkait