Hasbunallah Haris, Penulis Muda Sumbar Terbitkan Novel Berbahasa Minangkabau

TOPSUMBAR – Setelah memenangkan Sayembara Manuskrip Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) beberapa bulan kemarin, Hasbunallah Haris, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) kembali melaunching buku terbarunya yang masih dalam kategori novel.

Uniknya, novel tersebut ditulis dalam bahasa Minang klasik yang menyerupai naskah rabab dan kaba.

“Benar, naskah ini mengisahkan tentang sejarah lama Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu yang ada di Solok Selatan sekarang. Dengan mengonsep hal-hal seperti ini kita secara tidak langsung juga sedang mempertahankan bahasa daerah,” ujar Haris saat diwawancara. Sabtu, 4 November 2023.

Bacaan Lainnya

Penulis muda Sumbar ini selain aktif di berbagai kegiatan literasi juga sangat giat dalam kegiataan-kegiataan kebudayaan.

Kegiatan tersebut ternyata membawanya ke situasi sekarang, yang menjadikannya sebagai salah satu penulis muda yang produktif.

Pemuda yang kerap disapa Haris ini ternyata juga sangat menyukai sejarah, dilihat dari genre-genre novel yang sudah diterbitkannya.

“Ini adalah novel ke lima kalau tidak salah, dan novel pertama dalam bahasa Minangkabau. Sebelumnya juga sudah pernah menulis dalam bahasa Minang, tapi hanya sekedar cerpen saja dan untuk diperlombakan,” terangnya lagi.

Novel setebal 165 halaman tersebut ditulis Haris dalam rentang waktu dua bulan pengerjaan, lalu diberi judul “Mandulang Cinto” atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “Mendulang Cinta” sebuah novel romance klasik dengan latar sejarah yang kuat.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Syaifullah, dalam ‘antaran kato’ atau pengantar buku tersebut menyebut dirinya sangat senang sekali saat menerima naskah dari Haris dan diminta untuk memberikan sepatah kata di bagian awal buku.

Dia menyebut ternyata yang ditulis Haris bukan hanya sekedar novel berbahasa Minang semata, namun juga menyinggung sejarah Minangkabau, yaitu Sungai Pagu yang dijuluki sebagai “Ikua Darek Kapalo Rantau.”

Demikian pula dengan Pamil Ruskamdani, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok Selatan mengaku senang atas inisiatif yang dilakukan Haris, dirinya menyebut kebudayaan harus diselamatkan melalui sastra, dan apa yang dilakukan Haris adalah salah satu bentuk yang sangat diharapkan untuk juga dilakukan bagi pemuda Solok Selatan lainnya.

“Pak Pamil sangat baik sekali, meski kami baru pertama bertemu, namun beliaulah yang mengunjungi saya ketika itu di Padang Aro saat sedang kegiatan. Sekelas kepala dinas yang loyal, saya tentu sangat berterima kasih kepada beliau atas apresiasi yang diberikan,” tutur Haris saat menceritakan pertemuan pertamanya dengan kepala dinas kebudayaan Solok Selatan.

Terakhir, Haris berharap dengan hadirnya novel bahasa Minang yang diterbitkan oleh Rumah Kayu Pustaka ini dapat menambah khazanah sastra Minangkabau dan menjadi cermin masa lalu untuk kejayaan masa depan nantinya.

 

Pos terkait