Fakta-Fakta Seputar PDRI, Sumpur Kudus dan Dick Tamimi yang Jarang Diketahui

Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, MA lahir di Calau, Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung pada 31 Mei 1935 dan wafat di Yogyakarta tanggal 27 Mei 2022.

Beliau adalah anak dari Marifah Rauf Datuk Rajo Malayu (ayah) dan Fathiyah (ibu).

Tersebab ibunya telah tiada tatkala beliau masih bayi, maka dibesarkanlah ia oleh bibinya (dalam bahasa Minang disebut Bako).

Bacaan Lainnya

Di Rumah Gadang Datuk Rajo Malayu, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, MA menghabiskan masa kecil (lihat buku Memoar Seorang Anak Kampung, 2013).

Rumah tersebut, pada tanggal 19 September 2022 diresmikan menjadi Museum Rumah Masa Kecil Ahmad Syafii Maarif.

Peresmian Museum Rumah Masa Kecil Ahmad Syafii Maarif dihadiri oleh Wakil Bupati Sijunjung H. Iraddatillah, S.Pt bersama Rektor Univerzsitas Muhammadiyah Sumatera Barat Dr. Riki Saputra, MA.

Rumah itu pulalah yang pernah menjadi saksi bisu eksistensi perjuangan PDRI dalam mempertahankan NKRI dari serangan kolonial Belanda yang tak mengakui proklamasi kemerdekaan.

Di depan rumah itu, bagian kanan arah ke tepi sungai Batang Sumpur sekitar 15 meter terdapat sebuah zender radio.

Melalui radiolah dikabarkan kepada dunia, bahwa NKRI masih ada, meskipun ibukota diserang dan presiden serta wakil presiden ditangkap oleh Belanda.

Pemerintahan setengah tahun tersebut memiliki riwayat panjang dalam sejarah ketatanegaraan, pengakuannya baru dilakukan setelah 57 tahun pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pos terkait