Fakta-Fakta Seputar PDRI, Sumpur Kudus dan Dick Tamimi yang Jarang Diketahui

HBN terbilang unik, karena satu-satunya Hari Besar Nasional (HBN) yang latar belakang historisnya secara geografis berada di luar Pulau Jawa.

Lebih uniknya lagi, pemerintah dalam rimba Indonesia (demikian plesetan PDRI oleh lawan) itu selalu berpindah-pindah, demi alasan keamanan.

Tak hanya mendapat dukungan dari masyarakat, bahkan “Inyiak” harimau pun turut memberikan pengawalan terhadap PDRI saat dalam perjalanan dari Sungai Dareh menuju Abai Sangir (baca Somewhere in The Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia, 1997, karya Meztika Zed).

Bacaan Lainnya

Salah satu lokasi yang pernah dijadikan tempat berdiamnya PDRI yaitu di kediaman tokoh nasional Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, MA, berlokasi di Calau, Sumpur Kudus Selatan, Kabupaten Sijunjung, Sumbar.

Sumpur Kudus

Bagi masyarakat khususnya tokoh adat Minangkabau, mendengar nama Sumpur Kudus bukanlah kosakata yang asing di telinga.

Dalam tatanan masyarakat Minangkabau, baik di luak maupun rantau, tertanam adagium “Nagari Bapangulu, Alam Barajo”.

Rajo di Minangkabau dinamakan Rajo Tigo Selo yang terdiri dari Rajo Alam berkedudukan di Pagaruyung, Rajo Adat berkedudukan di Lintau dan Rajo Ibadat berkedudukan di Sumpur Kudus.

Sumpur Kudus juga dijuluki “Makah Darek,” selain karena markasnya raja ibadat, juga dikarenakan mayarakatnya terkenal religius.

Bahkan salah satu rumah ibadahnya dinamakan Masjid Rajo Ibadat.

Pos terkait