220 Kilometer Neraka di Ngalau Cigak, Mengungkap Tragedi Romusha dalam Pembangunan Jalur Kereta Api Maut

220 Kilometer Neraka di Ngalau Cigak, Mengungkap Tragedi Romusha dalam Pembangunan Jalur Kereta Api Maut. (Foto : Dok. Istimewa)
220 Kilometer Neraka di Ngalau Cigak, Mengungkap Tragedi Romusha dalam Pembangunan Jalur Kereta Api Maut. (Foto : Dok. Istimewa)

Setelah itu, sejak September 1945, bentangan rel itu menjadi jalur mati alias tak terpakai sama sekali.

Amat disayangkan, kini jejak sejarah kelam romusha itu sebagian besar sudah lenyap. Yang tersisa kini hanya beberapa saksi hidup, seperti Suratman dan Turijan.

Sedangkan bukti fisiknya kini tinggal lokomotif yang dijadikan monumen sejarah yang berada di 2 tempat berbeda: satu di Silokek dan satu lagi di Pekanbaru.

Bacaan Lainnya

Ini semua membuat tragedi sejarah yang membentang dari Muaro Sijunjung hingga Pekanbaru seakan ikut terlupakan.

Yang lebih menyedihkan adalah kesan yang diguratkan penulis Belanda, Rudy Kousbroek, yang pernah datang ke monumen bersejarah di Pekanbaru.

Ketika ia datang, tak seorang pun warga setempat yang tahu asal-usul lokomotif yang ada di tengah-tengah mereka.

“Andaikan tak ada bekas tahanan perang Eropa yang datang dan menyadarkan, boleh jadi tidak seorang pun dari mereka mengenang drama yang terlupakan ini,” tulis dia.

(Fiyu/MH)

Pos terkait