Bupati Tegaskan Camat se-Kuansing, Terkait Penurunan dan Pencegahan Stunting

TELUK KUANTAN – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kuantan Singingi Drs. H Suhardiman Amby, Ak.,MM menegaskan kepada para Camat untuk memperhatikan agar memastikan kegiatan penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa dan kelurahan yang teralokasikan melalui dana desa dan kelurahan.

Hal demikian disampaikan Plt Bupati Suhardiman Amby saat membuka acara “Rembuk Stunting Strategi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting”, pada Jum’at (27/05/2022) siang, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kuantan Singingi (Kuansing).

Dalam giat itu, terlihat hadir Plt Bupati Kuansing, Drs. H Suhardiman Amby, Ak.,MM bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin dan didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kuansing H. Dedy Sambudi, S.Kep.,SKM.,M.Kes, Wakil Ketua II DPRD Kuansing Juprizal, SE.,MSi, perwakilan seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kuansing, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan di Kuansing serta camat dan Kepala Desa (Kades) se Kabupaten Kuansing.

Bacaan Lainnya

Diketahui bahwa, stunting ini merupakan kondisi gangguan kesehatan yang mengakibatkan tubuh gagal tumbuh secara maksimal. Dimana, stunting ini memicu kekurangan gizi kronis pada masa 1.000 HPK, ditambah faktor ketahanan pangan, lingkungan sosial atau pola pengasuhan, pengobatan, dan lain-lain.

Dalam hal ini, Plt Bupati Kuansing Suhardiman Amby mengatakan, kondisi stunting bisa permanen pada diri seseorang jika tidak sedini mungkin dilakukan pencegahan.

“Stunting bukan penyakit yang selesai dengan obat. Stunting sifatnya tak tergantikan, tidak bisa selesai begitu saja dengan pemberian obat-obatan,” begitu disampaikan Plt Bupati Suhardiman Amby.

Lebih lanjut Suhardiman Amby mengatakan, stunting ini harus kita cegah dengan penanganan masa seribu (1.000) hari pertama kehidupan (HPK), terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak.

“Stunting membutuhkan upaya preventif. Artinya kita mencegah. penanganan sejak 1.000 HPK sangat penting. Karena di masa itulah intervensi terbaik untuk mencegah stunting,” kata Suhardiman Amby membeberkan.

Suhardiman menegaskan agar Camat memperhatikan hal tersebut, agar memastikan kegiatan penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa dan kelurahan. Dikatakannya, tidak Pemerintah Daerah saja yang melakukan upaya pencegahan stunting ini, melainkan Pemerintah Desa dan masyarakat juga harus bisa bersinergi.

“Dalam upaya pencegahan stunting ini, tidak bisa dilakukan Pemerintah Daerah saja, Pemdes dan masyarakat juga harus bisa berkomunikasi dan bersinergi. Camat, tolong Perhatikan itu..!!,” tegas Suhardiman.

Di kesempatan yang sama, dalam hal ini Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin, SKM.,M.Kes mengungkapkan, stunting ini juga bisa dipengaruhi saat masa kehamilan. Yang mana, salah satu faktornya adalah usia pernikahan dini. Di mana, calon ibu sebenarnya belum siap hamil. Padahal janin juga butuh gizi yang cukup seimbang.

Menurut Zainal, kabupaten Kuansing termasuk salah satu daerah yang ditetapkan sebagai lokus penanganan stunting. Dalam upaya pencegahan stunting ini, tidak bisa dilakukan Pemerintah Daerah saja, Pemdes dan masyarakat juga harus bisa berkomunikasi dan bersinergi. Karena permasalahan stunting ini juga berkaitan dengan target pembangunan pemerintah pada bidang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.

Dengan demikian, Zainal berpesan dan mengingatkan, bahwa catatan jumlah anak stunting di Kabupaten Kuansing juga harus mendapatkan perhatian yang cukup.

“Kabupaten Kuansing termasuk salah satu daerah yang ditetapkan sebagai lokus penanganan stunting. Upaya untuk mengeliminasi stunting ini tidak bisa dilakukan Pemerintah Daerah saja, Pemdes dan masyarakat juga harus bisa berkomunikasi dan bersinergi,” begitu dikatakan Zainal.

Disampaikan Zainal, stunting harus kita tekan. Kita ingin SDM kita berkualitas. Jika SDM punya kecerdasan yang bagus, hal itu sebenarnya berkorelasi dengan volume otak dan tinggi badan juga. Jadi semuanya saling terkait,” demikian Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin, SKM.,M.Kes menyampaikan.

(Yos)

Pos terkait