Surau Gadang Syaikh Burhanuddin: Saksi Penyebaran Islam di Minangkabau

Hai, Topers. Gimana kabarnya? Semoga sehat dan bahagia selalu ya, amin. Kali ini kita akan berkeliling Pariaman, Topers. Selain terkenal karena adat dan budayanya yang masih kental, ternyata Pariaman juga menyimpan sejarah yang panjang, lho. Eit, tapi tunggu dulu, sebelumnya yuk kita telusuri kenapa sih bisa di namakan Pariaman.

Let’s go!

Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa Pariaman berasal dari kata parik nan aman, maksudnya adalah pelabuhan yang aman. Hal ini disebabkan setiap kapal yang singgah di pelabuhan untuk memuat hasil bumi berlabuh dengan aman. Jadi, dapat disimpulkan ya, Topers, bahwa akulturasi antara orang-orang Pariaman dengan pendatang dari China, Arab dan Eropa sudah terjalin sejak dulunya. Bahkan Pariaman masuk dalam literatur Belanda dengan nama Priaman, lho.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, Buya Hamka menyatakan bahwa nama Pariaman berasal dari kata “Bari Aman” yang berarti “tanah daratan yang amat sentosa”. Menurut Armando Cortesho di dalam bukunya yang berjudul The Suma Oriental of Tome Pires memaparkan bahwa penduduk Pariaman terdiri atas tiga, yaitu orang Minangkabau, Cina dan Eropa. Tapi tahu tidak, Topers, salah seorang ulama masyhur Minangkabau juga berasal dari Pariaman, lho, beliau bernama Pono, yang kelak oleh gurunya di Aceh, Syaikh Abdur Rauf Singkil diberi nama Burhanuddin.

Pada abad ke-17 M, ada seorang ulama yang mashur di tanah Aceh. Banyak muridnya dan alim orangnya, suatu malam dia bermimpi di datangi oleh tiga orang yang datang dari jauh; dua orang yang datang terlebih dahulu dan satu orang kemudian dengan jalan yang sudah sedikit pincang. Dari rona mukanya, terpancar keikhlasan dan kecemerlangan yang sangat jelas. Ulama yang bernama Abdur Rauf itu pun menanti-nanti apa yang sesungguhnya akan terjadi pada dirinya.

Pada suatu senja yang damai, benarlah kejadian peristiwa dalam mimpi tersebut. Anak muda itu menghadap padanya untuk meminta restu dijadikan sebagai murid. Saat itu Abdur Rauf tiada sungkan mengajarkan berbagai ilmu yang telah dikuasai, mencurahkan segala kasih sayangnya pada satu muridnya tersebut. Setelah semua ilmu dirasa telah diturunkan, dipanggillah anak muda tersebut untuk disuruh pulang ke kampung halamannya agar mengamalkan segala apa yang telah dipelajari.

Kamu tahu, Topers, apa jawaban anak muda tersebut? “Saya masih belum cukup usia dan kepandaian, Guru, saya tidak akan pulang ke Minangkabau sebelum mendapatkan ilmu dari guru.”

Abdur Rauf pun heran dengan muridnya yang satu itu, maka disuruhnyalah anak muda tersebut mendaki sebuah bukit dan berdiam di sana untuk waktu yang cukup lama, itu adalah ujian yang diberikan Abdur Rauf terhadap muridnya. Namun bagi anak muda tersebut, ujian dilalui dengan tabah dan ikhlas.

Setelah sampai masanya, diapun mengambil ranting cimpago biru dan membawanya serta. Karena sudah lama merantau, orang Minangkabau selalu mengisyaratkannya dengan ‘Sejauh-jauh terbangnya bangau, pulangnya ke tenggeran jua’ maka pulanglah anak muda tersebut dan dengan ilmu yang ada padanya, diapun mendirikan sebuah surau sebagai tempat belajar.

Di Pariaman, surau tersebut bernama Surau Gadang, jika dirunut usianya sekarang sudah mencapai tiga abad. Jika kamu berkunjung ke Ulakan, kamu tentu akan dapat menyaksikannya sendiri bagaimana asri dan sepuhnya bangunan tersebut, bahkan oleh orang-orang Pariaman sampai sekarang masih disebut surau dan tidak boleh ditukar dengan sebutan masjid atau mushala, lho. Hal tersebut dilakukan untuk betul-betul merasakan nuansa Minangkabau yang sesungguhnya, Topers. Sekarang Surau Gadang di Ulakan tersebut juga sudah termasuk ke dalam situs cagar budaya. Wah, luar biasa ya.

Omong-omong soal ranting kayu cimpago yang diambil oleh Syaikh Burhanuddin sebelum kepulangannya ditanam di dekat makam beliau, lho. Setelah mengajarkan Islam di tanah Minangkabau selama sepuluh tahun, beliau wafat di usianya yang ke lima puluh delapan, tepatnya 20 Juni 1704 M.

Semoga semangat dan perjuangan beliau dapat menjadi contoh bagi kita ya, Topers.

(Haris)

Pos terkait