Sapi Bantuan Dinas Peternakan Propinsi Sumbar Dikirim Tengah Malam, Epyardi Asda Kecewa

Diduga proses pengadaan penyediaan bibit/ benih sapi ternak lokal oleh dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat melalui pihak ketiga, tidak sesuai dengan harapan kelompok masyarakat penerima bantuan, dan diduga ada praktek korupsi yang tersembunyi.

Tidak hanya, kondisi ternak sapi yang memiriskan, dimana terlihat masih sangat muda, dan badan ternak yang kurus karempeng. Dimana sesuai dengan keterangan Ketua Kelompok Ternak Chinangkiak Jaya Rip Efendi kepada Topsumbar di Nagari Singkarak, Kab. Solok Sumbar.

Bantuan Sapi tersebut, mereka terima sudah lewat waktu. Dimana mereka terima sudah jam satu dini hari tanggal 1 januari 2022. Sementara tutup buku akhir tahun adalah tanggal 31 Desember 2021.

Tidak hanya sampai disitu, saat serah terima bantuan, cuma dilakukan oleh sopir pengantar saja, dan tidak ada disaksikan oleh pihak Dinas Propinsi Sumbar satu orangpun. Sapi diturunkan dini hari dalam keadaan gelap, jadi mereka sama sekali tidak tahu kondisi ternak yang mereka terima karena gelap. Sementara mereka hanya dihubungi oleh satu petugas dan disuruh tanda tangan surat tanda terima begitu saja.

“Sapi ini kami terima sudah jam satu dini hari pak, itukan sudah tahun baru. Kami tidak bisa melihat ternak dengan jelas. Kami hanya ditelepon agar menandatangani surat tanda terima,” sebut Rip, yang angkrab dipanggil Say ini.

Dikatakannya, ini sangat mengecewakan dirinya dan seluruh anggota kelompok. Karena sapi yang mereka terima tidak sesuai dengan espektasi dan informasi awal yang mereka terima. Dan sekarang tidak ada anggota kelompoknya yang mau menerima dan merawat sapi tersebut.

“Kami dulu dikasih tahu, yang akan kami terima itu sapi indukan yang sudah disuntik hamil. Nyatanya yang kami terima cuma anak-anak sapi dan kondisinya juga sangat kurus. Sekarang anggota tidak ada yang mau merawat. Takutnya sapi ini mati, tentu balik kami lagi yang disalahkan. Rencananya sapi ini akan kami kembalikan saja,” tambah Say lagi dengan rasa kecewa.

Terkait kondisi tersebut, Bupati Solok H. Epyardi Asda yang juga menerima informasi tersebut, kepada media ini juga menyampaikan ungkapan kecewanya.

“Saya kecewa, Seharus pihak Dinas Peternakan Propinsi Sumbar memastikan kondisi ternak sebelum didistribusikan ke kelompok peternak. Jangan asal pekerjaan selesai saja,” sebut H. Epyardi.

Disampaikan, diindikasinya jangan-jangan orang-orang yang sudah dipercaya sama Gubernur ini ada main mata sama pihak rekanan. Memang yang diberikan sapi juga, tetapi kalau yang diberikan itu tidak sesuai dengan yang seharusnya, tentu yang paling dirugikan adalah kelompok masyarakat penerima bantuan, khusus saat ini menerima bantuan itu adalah kelompok ternak di Kab. Solok. Bisa jadi hal yang sama juga terjadi di daerah-daerah lain. Ungkapnya.

Lebih lanjut, Bupati Solok berharap kepada Instansi terkait, penanggung jawab, serta pihak berwenang bisa turun tangan menyelidiki hal tersebut, sehingga tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.

“Saya berharap hal-hal seperti ini menjadi perhatian bersama, jangan terjadi pembiaran. Karena saya menduga ada praktek korupsi dalam kasus ini. Masa iya sapi diantarkan sudah larut malam, dan petani dipaksa menerima. Ada apa…..?, kalau tidak ada maksud terselubung!, Mereka kerja jangan asal bapak senang saja, terus masyarakat kami yang dikorbankan,” tutur Epyardi tegas.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi dan Peternakan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Darmayanti dikonfirmasikan lewat telepon seluler di nomor kontak 08238550××××. Dan PPTK selaku penanggung jawab kegiatan pengadaan benih/ bibit sapi ini, Fandi. A di nomor kontak 08535696××××, sampai berita ini diturunkan ketika dihubungi juga tidak tersambung, dikirim chat lewat Whatapps juga belum menjawab, termasuk pihak rekanan belum bisa dihubungi (Tim).

Pos terkait