BPP Lubuk Sikarah Identifikasi Potensi Wilayah bersama Petani Kacang Tanah di Tanah Garam Solok

Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Lubuk Sikarah turun ke lapangan bersama penyuluh wilayah binaan melakukan identifikasi potensi wilayah bersama petani kacang tanah di Bukit Kandang Tabuah, Kelurahan Tanah Garam, Senin (18/10/2021).

Menurut Koodinator BPP Lubuk Sikarah, Rahmad Yendi, SP, jika dilihat dari tekstur tanah di Bukit Kandang Tabuah ini sangat baik untuk tanaman alternatif selain tanaman padi, seperti kacang tanah, jagung dan kedelai.

“Kunjungan rutin tersebut sekaligus untuk memberikan imbauan kepada petani agar terus melakukan budidaya kacang tanah secara intensif dan melakukan pengembangan lahan dengan bekerjasama dengan kelompok tani dan pelaku usaha sehingga produksi kacang tanah dapat ditingkatkan dan pendapatan petani bertambah sehingga petani sejahtera,” ungkap Rahmad Yendi.

Bacaan Lainnya

Rahmad juga menyampaikan saat ini di Bukit Kandang Tabuah Kelurahan Tanah Garam sedang giatnya pembudidayaan kacang tanah seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu petani yang menanam kacang tanah dengan luas 0,5 Ha.

“Untuk luas lahan sebanyak itu petani hanya membutuhkan bibit sebanyak 20 sukat, di sini sukatan tersebut yaitu terbuat dari kaleng roti. Untuk satu sukat dihargai Rp. 18.000, dengan masa pemeliharaan dari tanam sampai panen mencapai 4 bulan,” katanya.

Bercocok tanam di kawasan perbukitan menjadi salah satu kendala bagi petani, banyaknya hama dan hewan pengganggu terutama babi dan kera yang selalu menjadi ancaman untuk tanaman kacang. Jika tanaman kacang tanah dibiarkan atau tidak dijaga oleh petani akan berdampak kepada gagal panen sehingga mengharuskan petani berjaga di lokasi kebun kacang setiap siang dan malam.

Dalam hal pengendalian hama untuk kacang tanah, petani masih menggunakan cara alami mempertahankan tradisi kearifan lokal setempat dengan menjaga keseimbangan lingkungan dan sopan santun serta tidak melanggar habitat yang ada.

Lebih lanjut, mendapatkan bibit yang berkualitas sangat penting sebelum melakukan tahapan budidaya selanjutnya, karena bibit adalah faktor penting yang mempengaruhi hasil panen suatu tanaman. Pemilihan bibit yang tepat dapat memudahkan perawatan dan memberikan hasil panen yang berlimpah. Hal ini berlaku untuk budidaya tanaman apapun, termasuk budidaya tanaman kacang tanah.

“Kami sebagai penyuluh menyarankan untuk memilih bibit atau melakukan seleksi kacang tanah yang akan dijadikan bibit, yaitu sudah berusia 100 hari dan jika dilihat dari segi bentuk kacang tanah yang bagus tersebut adalah berukuran besar, biasanya ukuran yang besar mempunyai daun yang lebar dan lebat serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit lainnya,” terang Rahmad Yendi yang didampingi Penyuluh Wilayah Binaan, Melda, SP.

Selain itu, bibit kacang tanah yang baik warnanya mulai kehitaman dan ketika dibuka bagian isinya sudah tidak memiliki selaput dan sebaiknya dilakukan penjemuran terlebih dahulu selama 4-5 hari tanpa membuka cangkang kacang tanah tersebut.

Salah satu petani kacang tanah di Bukit Kandang Tabuah, Jasmi menjelaskan, untuk saat ini yang menjadi kendala bagi petani kacang tanah yaitu masih sulitnya untuk mencari bibit unggul atau setidaknya bibit yang berkualitas baik.

“Untuk saat sekarang, kami hanya mencari bibit kacang tanah hanya di pasaran umum yang mutunya belum tentu terjamin,” ujar Jasmi.

Dengan adanya kunjungan ini, Jasmi berharap kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian agar memperhatikan potensi pengembangan kacang tanah dengan penyediaan bibit unggul.

Selain itu, ketika pasca panen persoalan lainnya adalah penggunaan alat takar untuk penjualan kacang ketika pasca panen yang hanya menggunakan sukatan yang terbuat dari kaleng roti serta kebutuhan bimbingan teknis cara pengolahan kacang tanah yang telah dipanen supaya menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah.

“Penggunaan alat takar menggunakan sukatan akan merugikan petani karena dengan cara tersebut pembeli memasukkan buah kacang dengan cara ditekan ke dalam sukatan dan membumbung berlebih di atas sukatan,” ungkap Jasmi.

Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai.

Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Menurut FAO, Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003. Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.

(gra)

Pos terkait