NSR Yalatif Persembahkan 3 Medali Emas PON Untuk Sumbar

Nurushaumi Ramadhani Yalatif M telah mempersembahkan medali emas pertama untuk Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua melalui cabang olahraga gantole.

Hingga malam ini, Selasa (12/10) Provinsi Sumbar telah mengoleksi 7 medali emas, 11 perak dan 16 perunggu pada PON XX Papua.

Tak mau melewatkan kesempatan emas, melalui bantuan seorang relasi, Resna Nelda asal Nagari Buluh Kasok, Kecamatan Lubuk Tarok, Selasa (12/10) Topsumbar.co.id berkunjung ke rumah Latif di Nagari Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung dalam rangka wawancara eksklusif.

Bacaan Lainnya

Latif yang telah kembali dari ajang PON XX Papua dan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada 8 Oktober 2021 lalu menerima kunjungan Topsumbar.co.id dalam toko miliknya yang sehari-hari menjual koleksi pakaian anak-anak beralamat di Jalan Lintas Sumatera, Tanjung Gadang.

Ibu daripada Latif berasal dari Buluh Kasok, Kecamatan Lubuk Tarok sementara ayahnya berasal dari Buluh Rotan, Kecamatan Koto VII.

Laki-laki berusia 32 tahun ini memiliki istri, Marta dan telah dikaruniai 2 orang anak, Moazzam Artanabil Latif (4 tahun) dan Deanisa (2 tahun).

Pada PON XX Papua, Latif mempersembahkan 1 medali emas dari cabang olahraga gantole pada kelas Ketepatan Mendarat A perorangan dan 1 medali perunggu pada kelas Ketepatan Mendarat B beregu.

Pada PON XIX Jawa Barat 2016 lalu, Latif juga telah memperoleh 2 medali emas, sehingga total sudah 3 medali emas yang dipersembahkan Latif untuk Provinsi Sumbar melalui ajang PON dari cabor gantole.

Latif tak menyangka bakal menjadi seorang atlet, karena baru mengenal olahraga gantole pada tahun 2009, saat semester V di Universitas Negeri Padang (UNP).

Pastor Phillips, yang juga Ketua Yayasan Prayoga kala itu memperkenalkan olahraga “tobang-tobang” kepada mahasiswa pencinta alam UNP.

Setelah melewati tes tertulis, psikotest dilanjutkan diklat 2 hari di Padang serta 10 hari di Alahan Panjang akhirnya Latif diterima sebagai atlet gantole dan mengikuti Kejuaraan Nasional 2010 di Wonogiri.

“Ibu Mufida Jusuf Kalla memberikan nama “gantole” yang berarti sepatung dalam bahasa Bugis terhadap olahraga angin ini,” demikian Latif berkisah.

“Ke depan kita berharap atlet gantole Sumbar bisa melatih di Sumut dan Aceh, karena kita lebih duluan berprestasi sekaligus mempopulerkan olahraga gantole jelang PON XXI,” ungkap Latif.

Latif juga mengungkapkan keprihatinannya, ironi atlet yang juga harus bekerja pada berbagai instansi maupun lembaga belum mendapatkan kemudahan untuk mempersiapkan diri menghadapi PON.

Ketika dipancing “apakah akan memanfaatkan bonus PON untuk membuka agrowisata manggis”, Latif mengatakan berencana untuk membuka sekolah gantole sebagai upaya mempopulerkan olahraga ini.

Sulung dari 4 bersaudara yang merupakan lulusan UNP 2011 dan telah mengharumkan Sumbar di tingkat nasional ini ternyata tidak tertarik untuk berkarir di bidang politik, menjadi caleg ataupun cakada.

Jika dapat bonus nantinya, Latif yang rendah hati dan tak pelit bicara ini mau melunasi hutang terlebih dahulu kemudian melanjutkan karir di klub “Sipatung” Padang.

 

(Gun)

Pos terkait