Nasehat Agama atas Musibah COVID-19, COVID-19 Adalah Musibah Thaun Moderen (Bagian Kedua)

Oleh: Amri Zakar, SH, M.Kn

COVID-19, ini adalah bagian dari pembuktian hadist yang menyebutkan adanya wabah Thaun pada masa Rasulullah SAW.

“Dari Siti Aisyah ra, ia berkata, ia bertanya kepada Rasulullah SAW perihal Tha’un, lalu Rasulullah SAW memberitahukanku, ‘Zaman dulu Tha’un adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman. Tiada seseorang yang sedang tertimpa Tha’un, kemudian menahan diri dirumahnya dengan bersabar serta mengharapkan ridha illahi seraya menyadari bahwa Tha’un tidak akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid,” (HR. Ahmad).

Bacaan Lainnya

COVID-19 ini dapat saja disebut sejenis azab dari Alloh atas perilaku manusia dalam menjalani hablumminallah dan hablumminnas.

Musibah itu adalah sudah ditentukan oleh Alloh untuk siapa dan siapa yang akan meninggal karenanya, sehingga bukan suatu hal yang perlu disikapi dengan berlebihan dan kecemasan yang mendatangkan bahaya melebihi COVID-19 itu sendiri.

COVID-19 ADALAH PENAMPAKAN NYATA TANDA TANDA SAKARATUL MAUT

Karena bukan COVID-19 yang membawa kematian atas manusia, tetapi karena ajalnya sudah tiba pada saat COVID-19 sebagaimana Allah firmankan: “Sekali-kali tidak, Apabila nafas seseorang telah sampai ke kerongkongan, dan dikatakan kepadanya: “Siapakah yang bisa menyembuhkan?”, dan orang yang tengah sekarat itu meyakini bahwa sesungguhnya itu adalah waktu perpisahannya (dengan dunia), dan bertautlah betis dengan betis lainnya (saat ruh dicabut), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu akan digiring. QS. Al-Qiyamah: 26-30

Maka dengan nasehat firman Alloh ini,
Tentang sakaratul maut itu akan ditandai dengan Nafas sesak terengah-engah, kerongkongan penuh tak bisa berbicara dan minum makan, tubuh akan berkeringat dan sekujur tubuh akan melakukan reaksi dengan berbagai bentuk serta gejala demam karena sakaratul maut dan sebagainya.

Dengan demikian tanda COVID-19 yang dialami seseorang yang merenggut nyawa adalah tanda sakaratul maut yang Allah tanpakan kepada manusia,sehingga membawa kabar petakut.

Karena jika seseorang belum ada tanda sakaratul maut, maka tentu akan selamat dari COVID-19, dan insyaAllah akan sehat walau terpapar.

Namun tidak menyelamatkan dari yang namanya KEMATIAN, sebab kematian bisa datang tiba tiba, ada yang punya sebab ada yang tidak. sebagaimana nasehat agama dalam Al-quran:

Dengan demikian ketika suatu bangsa ingin keluar dari suatu bencana, secara agama adalah dengan cara memfasiltasi dan memberikan kepada masyarakat kesempatan untuk beribadah ditempat ibadah, dan setiap ibadah akan diiringi dengan BERDOA kepada tuhan agar musibah dan bencana diangkat dan diganti dengan rahmat dan karunia yang banyak.

Secara islam, tentu dapat dilakukan ibadah QUNUT NAZILAH selama bencana COVID-19 berlangsung, sebagaimana nasehat agama menjelaskan dalam hadist: Artinya: “Rasulullah SAW melaksanakan qunut nazilah selama sebulan secara berturut-turut di dalam Shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Shubuh. Setiap kali usai mengucapkan : “Sami’allahu liman hamidah” dari raka’at terakhir mendo’akan kejelekan atas mereka, yaitu perkampungan Ri’il, Dzakwan dan ‘Ushayyah dari Bani Sulaim. Sedangkan orang-orang dibelakangnya mengucapkan “Amien”. (HR. Ahmad).

Selain qunut pada setiap waktu sholat yang dilakukan oleh seluruh kaum muslimin, pada sholat 5 waktu juga dapat dilakukan upaya doa kepada Alloh SWT.

Jika setiap muslim berdoa tentu JUTAAN DOA AKAN MENGALIR KE SISI ALLAH, setiap waktu, untuk menolak bencana dan meminta dihadirkan rahmat dan hidayah Alloh ditengah tengah pandemi yang melanda bangsa kita Indonesia tercinta.

Dan para penghafal Al-quran di berbagai pondok, langgar, dan masjid diminta melantunkan ayat suci alquran, sehingga malaikat memenuhi langit dan bumi, karena ibadah itu mengundang datangnya rahmat Allah SWT, sebagaimana nasehat agama:

“Dan kami turunkan Al-quran sebagai penawar (OBAT) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-Isra [17]: 82).

Dengan mempelajari alquran, mengajarkan, menyampaikan, membaca dan mengamalkan kandungan alquran, maka rahmat Alloh akan hadir ditengah keluarga bangsa dan Negara, dan hadirnya PENAWAR DARI SAKIT, TERMASUK OBAT BAGI WABAH VIRUS CORONA YANG MELANDA BANGSA INI.

Karena Manusia tak akan mampu menyelesaikan persoalan penyakit dan kematian, tetapi dengan kekuasaan Alloh semua akan bisa diakhiri dan disudahi.

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, 03 Agustus 2021)

Amri Zakar, SH, M.Kn
Pendakwah, Dosen, Penulis dan Praktisi Hukum 

Pos terkait