Tim Penilai Kunjungi Dua Calon Sekolah Adiwiyata Provinsi di Kota Solok

Tim Penilai Kunjungi Dua Calon Sekolah Adiwiyata Provinsi di Kota Solok

TOPSUMBAR – Tim penilai Calon Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi (CSAP) Tahun 2024 melakukan kunjungan ke Kota Solok, Jumat 5 April 2024.

Tim penilai yang terdiri dari Moch Sidik Pramono dan Deswarman dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat ini dipimpin oleh Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Agus Susanto.

Turut hadir dalam penilaian, Pengawas Lingkungan Hidup Arif Ferdian, Penyuluhan Lingkungan Nelli Amrianis, Analisis Konservasi Air dan Lingkungan Hidup Edo Nofriadi, dan Penelaah Proses di Bidang Lingkungan Ovi Oktaviani.

Bacaan Lainnya

Penghargaan Adiwiyata merupakan penghargaan yang diberikan kepada sekolah yang berhasil melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS).

Gerakan ini merupakan aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.

Menurut PermenLHK No.P53/2019 tentang Penghargaan Adiwiyata, kegiatan penilaian GPBLHS terhadap Calon Sekolah Adiwiyata dilakukan melalui tahapan seleksi administrasi, penilaian dokumen, dan verifikasi lapangan.

Setelah lolos seleksi administrasi tingkat provinsi, tahap berikutnya adalah verifikasi lapangan.

Moch Sidik Pramono menjelaskan bahwa dalam verifikasi lapangan kali ini, dua sekolah yang diverifikasi adalah SDN 01 Tanah Garam dan SDN 09 PPA Kota Solok.
Verifikasi ini bertujuan untuk memastikan kebenaran data dan kondisi lapangan dari bukti yang telah disampaikan sekolah sebagai hasil dari pelaksanaan Gerakan PBLHS selama dua tahun pembelajaran.

“Verifikasi lapangan terhadap usulan CSAP yang diajukan DLH Kota Solok untuk saat ini ada dua sekolah yaitu SDN 01 Tanah Garam dan SDN 09 PPA Kota Solok,” ucapnya.

Hanya dua dari tujuh sekolah yang diusulkan CSAP 2024 yang telah melewati tahap verifikasi lapangan.
Sekolah-sekolah tersebut memenuhi persyaratan penilaian administrasi serta pemenuhan bukti/berkas pelaksanaan Gerakan PBLHS.

Sementara sisanya masih dalam tahap penilaian berkas oleh tim penilai provinsi.

“Pada saat pelaksanaan verifikasi, tim melihat secara langsung kondisi riil pengelolaan lingkungan sekolah Adiwiyata dengan mewawancarai beberapa guru dan melihat kondisi berbagai sarana fisik yang ada. Karena sekolah dalam keadaan libur, sehingga tidak ada kegiatan belajar mengajar,” jelas Agus Susanto.

Agus berharap dengan adanya program sekolah Adiwiyata ini, diharapkan bisa memberi kesadaran bagi warga sekolah dan lingkungan sekitar untuk menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan.

Tujuannya adalah mencetak generasi yang dapat menerapkan perilaku peduli lingkungan di lingkungan masyarakat.

(GRA)

Pos terkait