Kapondam, Tradisi Ziarah Kubur di Nagari Palaluar Sijunjung Setiap Idul Fitri

Kapondam, Tradisi Ziarah Kubur di Nagari Palaluar Sijunjung Setiap Idul Fitri

TOPSUMBAR – Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, lain daerah lain pula tradisi dan kebiasaan yang dilakukan masyarakatnya.

Di Nagari Palaluar, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung ada sebuah tradisi menarik yang dilakukan masyarakat pada momen Hari Raya Idul Fitri tiap tahunnya.

Pada hari Kamis, 11 April 2025 bertepatan dengan hari raya kedua, masyarakat Nagari Palaluar berduyun-duyun “Kapondam”.

Bacaan Lainnya

Kapondam adalah tradisi bersama-sama secara serentak ke pekuburan masing-masing kaum, guna mendoakan orangtua, saudara, dunsanak, khususnya orang-orang yang telah meninggal dunia dan dikuburkan di “Pandam” pasukuan.

Sebagaimana ungkapan, “Basosok bajarami, Bapandam bapakuburan,” maka tiap-tiap suku melakukan ziarah ke pekuburan kaumnya masing-masing.

Di Nagari Palaluar terdapat enam suku, yaitu Piliang, Chaniago, Patopang, Cubadak, Cumalagi dan Batu Kambing.

Pandam pekuburan terdiri dari Bukit Pulai, Bukit Gonggam, Bukit Longuong dan Bukit Durian. Kapondam dilakukan sesuai kesepakatan tiap-tiap kaum penentuan hari dan waktunya.

Pasukuan Piliang yang berpandam di Bukit Durian terdiri dari tiga rumpun, yaitu Datuk Samandaro selaku Urang Tuo dalam suku, Malin Batuah selaku Malin dan Pangulu Sati selaku Monti menyepakati setiap hari raya kedua Kapondam.

Selama berada di pandam pakuburan, dilakukan pengajian, zikir dan doa yang dihadiahkan untuk penghuni kubur, kemudian diakhiri dengan makan bersama yang hidangannya adalah nasi dari rumah masing-masing yang dibawa oleh ibu-ibu.

“Atas nama tiga orang Ninik Mamak, kami mengucapkan Minal Aidin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan bathin, sekaligus permohonan maaf karena tidak bisa mengunjungi rumah dunsanak pada hari raya ini,” ujar Asisar Pangulu Sati, mewakili salah seorang Ninik Mamak.

“Kemudian kepada bapak dan ibu kami menghimbau agar mendirikan shalat, karena shalat adalah yang pertama kali dihisab dihari akhir,” lanjutnya.

“Selanjutnya kami juga meminta kepada bapak dan ibu, hidupkanlah surau yang mati dan antarkanlah anaknya kesurau untuk mengaji kemudian bayarlah iuran untuk kebutuhan guru mengaji,” tambahnya.

“Terakhir, didiklah anak-anak dan perhatikanlah pergaulannya agar terhindar dari narkotika serta penyakit masyarakat lainnya yang telah merajalela,” ujar Asisar Pangulu Sati memberi nasehat.

Ratusan orang, baik yang tinggal dikampung maupun yang pulang dari rantau yang memadati “Barung-barung,” untuk berziarah tersebut juga memberikan iuran untuk pembelian keranda mayat.

Barung-barung di pandam juga dimanfaatkan untuk tempat menyimpan keranda mayat dan peralatan gali kubur lainnya.

Berhubung keranda yang ada sudah dimakan usia, maka dilakukanlah iuran untuk pembelian keranda baru yang lebih representatif.

“Alhamdulillah, kas tahun lalu ditambah iuran hari ini berjumlah tiga juta rupiah lebih,” ujar Rusli, salah seorang panitia yang juga Bakal Calon Pengganti Antar Waktu (Balon PAW) Wali Nagari Palaluar periode 2024-2025 diakhir acara.

(AG)

Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Pos terkait