IPPNU dan GKM NU Bersatu Lawan Stunting, Program Peer Educator

TOPSUMBAR – Isu stunting telah menjadi perhatian nasional yang tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan semua pihak, termasuk pelajar.

Dalam upaya mencegah stunting, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (PP IPPNU) berkolaborasi dengan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKM NU) menyelenggarakan program edukasi sebaya untuk mencegah stunting di Jawa Timur, khususnya di Kota Batu Malang, dan Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Bandung Barat.

Whasfi Velasufah, Ketua Umum PP IPPNU, menjelaskan bahwa sebagai organisasi pelajar di bawah naungan Nahdatul Ulama, IPPNU menganggap serius permasalahan stunting.

Bacaan Lainnya

Hal ini berdampak langsung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Gadis kelahiran Kudus ini menegaskan bahwa kegiatan edukasi yang dilakukan IPPNU ditujukan untuk para pelajar di wilayah-wilayah dengan tingkat stunting yang signifikan, yaitu Kota Batu Malang, Jawa Timur, dan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Ia juga menambahkan bahwa dua wilayah ini menjadi fokus kami karena angka stunting di sana cukup tinggi, sesuai dengan data Kementerian Kesehatan RI.

Sebagai mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan di Universitas Indonesia (UI), percobaan ini di dua wilayah dijadikan sebagai proyek percontohan IPPNU.

Rencananya, program ini akan diperluas ke seluruh daerah di Indonesia dengan dukungan pemerintah, terutama dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk membangun kolaborasi ini dan menjadi garda terdepan dalam pencegahan masalah stunting, dimulai dari kalangan pelajar,” tegasnya.

Ketua Lembaga Konseling Pelajar Putri, PP IPPNU, Hazimatul Layyinah atau lebih akrab disapa Yiyin, menjelaskan bahwa kegiatan Peer Educator Cegah Stunting melibatkan siswa/i SMP & SMA, IPNU/IPPNU, Karang Taruna, Pengurus OSIS, dan Mahasiswa.

Ia mangatakan bahwa kami memusatkan kegiatan ini di Kota Batu Malang, Jawa Timur, di Gedung KBIHU Al Ikhlas, serta di Masjid Besar Batu Jajar, Kabupaten Bandung Barat.

Yiyin melaporkan bahwa kegiatan ini berlangsung pada tanggal 24-25 Oktober di Malang, Jawa Timur, dan 26-27 Oktober 2023 di Bandung Barat.

“Kami sangat mengapresiasi respon luar biasa dari para pelajar, yang menjadi motivasi bagi kami untuk terus mengadakan kegiatan serupa, menjadi pionir dalam pencegahan stunting yang kini menjadi keprihatinan generasi muda Indonesia,” katanya.

Yiyin, alumni Pondok Al Nahdlah, menjelaskan mengapa peer educator cegah stunting pada remaja sangat penting. Masa remaja adalah fase di mana individu lebih mendekatkan diri dengan teman sebaya dan cenderung lebih mempercayai nasehat dari teman daripada orangtua atau guru.

Oleh karena itu, membentuk peer educator dengan visi-misi positif dapat sangat efektif.

“Pencegahan stunting dapat dimulai sejak masa remaja dengan mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Sayangnya, banyak remaja yang kurang menyadari hal ini, maka diperlukan metode khusus untuk memberikan edukasi, salah satunya melalui Peer Educator,” tegasnya.

IPPNU berpartisipasi aktif dalam mewujudkannya, karena TTD ditujukan khusus untuk Remaja Putri, yang merupakan fokus IPPNU.

Yiyin juga mencatat bahwa dalam kegiatan ini, para pelajar memperoleh beragam materi yang disajikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan.

Materi mencakup Peran Remaja dalam Pencegahan Stunting, Kesehatan Remaja, Keterampilan Hidup Remaja Gemilang, Persiapan Remaja Menghadapi Tantangan, dan Kemampuan Menjadi Pendidik Sebaya.

“Peserta di akhir kegiatan diberi tugas untuk menjadi peer educator melalui media sosial pribadi maupun akun OSIS atau sekolah mereka. Alhamdulillah, hasilnya sangat positif, dan kami membagikannya sebagai inspirasi dan sumber pengetahuan bagi pelajar lainnya,” pungkasnya.

(YAN)

Pos terkait