TOPSUMBAR – CNN International menobatkan Rendang sebagai makanan terlezat di dunia pada tahun 2011. Hidangan khas Sumatera Barat ini bukan hanya tentang rasa lezat, tetapi juga mengusung sejarah yang kaya dan perjalanan panjangnya dari masa lalu hingga sekarang. Berikut, Topsumbar merangkum beberapa sejarah menarik tentang Rendang.
Asal Usul Rendang
Rendang, juga dikenal sebagai “randang” dalam bahasa Minangkabau, Sumatra Barat, berasal dari kata “marandang,” yang berarti memasak santan hingga mengental secara perlahan.
Menurut catatan sejarah, Rendang sudah ada sejak zaman Kerajaan Pagaruyung pada abad ke-14 Masehi, di bawah pemerintahan Raja Adityawarman. Pada masa itu, Rendang merupakan hidangan umum dalam upacara adat seperti pernikahan dan khitanan.
Cerita lain mengaitkan asal usul Rendang hingga abad ke-16. Pada masa itu, orang Minang sering berdagang di Selat Malaka dan Singapura. Perjalanan panjang melalui jalur air tanpa tempat kapal singgah mendorong mereka untuk membawa makanan yang tahan lama, yaitu Rendang.
Namun, klaim atas Rendang juga datang dari Malaysia, karena banyak orang Sumatera yang menetap di sana dan memasak hidangan ini.
BACA JUGA : Lamang Tapai, Makanan Unik Hasil Fermentasi Khas Minangkabau
Perjalanan Rendang ke Seluruh Dunia
Meskipun berasal dari Sumatera Barat, Rendang telah menyebar ke seluruh Indonesia dan dunia. Popularitasnya di tingkat internasional membuatnya menjadi salah satu hidangan Indonesia yang paling terkenal di luar negeri. Pada tahun 2011, rendang Minangkabau diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh UNESCO.
Seiring berjalannya waktu, Rendang telah mengalami variasi dan inovasi. Beberapa orang menambahkan bahan tambahan seperti kacang merah atau telur, sementara yang lain menciptakan versi vegetarian. Ini menunjukkan fleksibilitas dan daya tarik tak terbantahkan dari hidangan ini.
Saat ini, Rendang dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan bahkan di luar negeri.
Dengan sejarahnya yang kaya dan rasa yang tak tertandingi, Rendang tetap menjadi hidangan yang tak terlupakan, merajai lidah dunia, dan merangkul berbagai variasi yang terus berkembang.
(MH)
