Jejak Waktu di Ranah Minang Kelahiran Empat ‘Anak Muda’ Sumatera Barat

Jejak Waktu di Ranah Minang Kelahiran Empat 'Anak Muda' Sumatera Barat. (Foto : Dok Istimewa)
Jejak Waktu di Ranah Minang Kelahiran Empat 'Anak Muda' Sumatera Barat. (Foto : Dok Istimewa)

TOPSUMBAR – Sumatera Barat, yang dikenal dengan julukan Ranah Minang, bukanlah sekadar tempat kelahiran rendang yang mendunia atau tarian tradisional yang mempesona.

Di sini, selain warisan budaya, ada catatan sejarah yang menarik tentang bagaimana beberapa daerah tumbuh dan berkembang.

Di era modern ini, Sumatera Barat memiliki empat wilayah yang kita beri predikat “anak muda”.

Bacaan Lainnya

Ini bukan berarti mereka baru saja muncul, tetapi mereka memiliki cerita kelahiran yang menarik dalam konteks pembentukan daerah.

1. Solok Selatan

Memang, ide untuk membentuk Solok Selatan sudah ada sejak 1950.

Namun, bayi ini baru lahir pada 7 Januari 2004, memisahkan diri dari Kabupaten Solok.

Dengan keindahan alam seluas 3.346 km persegi, kini Solok Selatan menyuguhkan kehidupan bagi lebih dari 182.000 penduduk.

2. Pasaman Barat

Menjadi “anak muda” yang tumbuh pesat setelah lahir pada 7 Januari 2004 dari Kabupaten Pasaman.

Wilayah ini, yang kini berusia 19 tahun, dengan 11 kecamatan dan berbatasan dengan Sumatera Utara, kini berpenduduk lebih dari 436.000 jiwa.

4. Dharmasraya

Lahir dari pemekaran Kabupaten Sijunjung pada 7 Januari 2004, Dharmasraya kini menjadi rumah bagi 228.000 jiwa.

Dengan Pulau Punjung sebagai pusatnya, daerah ini menyajikan keindahan dan potensi yang menawan.

5. Kepulauan Mentawai

Terpisah dari Kabupaten Padang Pariaman pada 1999, empat pulau besar ini menjadi rumah bagi 89.000 jiwa, dengan Tua Pejat sebagai ibu kotanya.

Menilik kisah keempat wilayah ini memberikan gambaran betapa Ranah Minang terus berevolusi.

Mereka mengajarkan kita bahwa sejarah pembentukan daerah bisa menjadi sebuah cerita inspiratif.

Dari kisah kelahiran mereka, kita diajak untuk menghargai proses, kesabaran, dan semangat untuk terus berkembang.

Setiap “anak muda” ini, dengan keunikannya, telah menambah mozaik indah pada tapestri Sumatera Barat.

(Fiyu)

Pos terkait