IMPP Jakarta Gelar Pengajian, Plus Belajar Adat Istiadat dan Falsafah Minangkabau

Topsumbar – Masyarakat Padang Panjang di Jakarta yang terhimpun dalam Ikatan Masyarakat Padang Panjang (IMPP) Jakarta dan Sekitarnya kembali mengadakan kegiatan pengajian agama Islam.

Pengajian rutin diadakan sekali dua bulan. Kali ini diadakan di Masjid Raya Al Ittihaad Tebet Mas Jakarta Selatan, Sabtu (10/6/2023).

Tampil sebagai penceramah Ustadz Ibrahim Ali Hassan dari Palestina.

Bacaan Lainnya

Pengajian dihadiri jajaran pengurus IMPP Jakarta, beberapa orang pembina, penasehat, dan bundo kanduang serta lebih kurang 150 orang masyarakat Padang Panjang di Jakarta dan sekitarnya.

Kegiatan pengajian kali ini juga dirangkai dengan belajar tentang adat istiadat dan falsafah Minangkabau yang disampaikan oleh Azmi Dt Bagindo.

Pada kesempatan ini, Ketua Umum IMPP Jakarta dan Sekitarnya, Nasrul Naga dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya pengajian rutin IMPP.

“Alhamdulillah, pengajian rutin IMPP Jakarta bisa terlaksana dan kita dari pengurus IMPP menyampaikan terima kasih atas besarnya animo masyarakat Padang Panjang di Jakarta dan sekitarnya untuk menghadiri pengajian rutin IMPP ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ustadz Ibrahim Ali Hassan dalam ceramahnya membawakan materi tentang pentingnya Surat Al-Fatihah dalam kehidupan umat Islam secara menyeluruh.

Al-fatihah menempat posisi sebagai rukun sholat yang dibaca minimal 17 kali dalam sehari. Selain itu Al-Fatihah juga bisa difungsikan sebagai obat yang dapat menyembuhkan penyakit. Karena itu, Al-Fatihah harus dibaca dengan cara yang benar sesuai dengan tajwidnya.

“Dalam membaca Al-Fatihah perhatikan tajwidnya,” ujar ustadz Ibrahim.

Usai sholat zuhur dan istirahat makan siang, acara berlanjut dengan belajar tentang adat istiadat dan falsafah Minangkabau.

Nasrul menyebutkan pembelajaran ini diperlukan untuk menambah wawasan dan pemahaman masyarakat perantauan tentang adat istiadat yang berlaku di Minangkabau, karena banyak yang belum mengerti tentang adat istiadat sendiri.

Azmi Dt bagindo mengatakan inti dari adat istiadat Minangkabau adalah ‘budi’ atau budi pekerti. Inilah yang membuat adat istiadat Minangkabau menjadi sebuah budaya yang tinggi dan dapat mengayomi kehidupan masyarakat yang menganut sistem matriakat.

IMPP berencana akan mengadakan kembali pembelajaran tentang adat istiadat dan falsafah Minangkabau pada kegiatan pengajian mendatang dengan topik yang lebih spesifik.

Acara ini disponsori oleh Rumah Makan Padang Panjang, yang menyediakan hidangan makan siang untuk seluruh peserta.

(Alfian YN)

Pos terkait