DPRD Sawahlunto Atasi Gejolak Pedagang Pasar yang Geram dengan Kehadiran Pasar Kaget

Sawahlunto | Topsumbar – Sekelompok pedagang pasar Kota Sawahlunto terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan wajah cemberut telah mendatangi Gedung DPRD Kota Sawahlunto, Senin 3 April 2023. Kehadiran mereka dengan misi unjuk rasa akan marak nya pasar kaget di sekitar area yang tidak begitu jauh dari Pasar pusat kota Sawahlunto.

Mulanya para pedagang terdiri dari pedagang ikan, ayam potong, sayuran, rempah-rempah dan lainnya dilayani dengan baik oleh Sekretaris DPRD, Dedi Syahendry dan jajaran sekretariat DPRD di lobi kantor.

Riko seorang penjual ayam potong selaku juru bicara, menyampaikan aspirasi tentang kronologis peristiwa kekecewaan para pedagang pasar dengan adanya pasar kaget, yang menurut mereka menjual segala bentuk kebutuhan pokok seperti yang dijual di pasar.

Bacaan Lainnya

“Yang dijual berupa kebutuhan dapur berasal dari Solok dan dibawa pakai mobil angkutan,” katanya.

Sebelumnya pasar kaget ini digelar di depan SDIT Tangsi Baru, namun meresahkan bagi pihak sekolah atas polusi udara, limbah, aroma amis bau ikan basah dan mengganggu jalur jalan transportasi, maka pihak kelurahan melarang dengan tulisan pamflet, “Dilarang Berjualan Disini”. Kemudian mereka pindah berjualan ke depan Puskesmas Kelurahan Air Dingin, di samping pos kamling.

Tidak berapa lama, entah apa sebabnya, pindah lagi ke Saringan di depan kantor BPJS.

“Kami tidak melarang mereka berjualan, karena terlalu dekat dengan pasar tempat kami berjualan, sehingga berdampak besar bagi kami,” ucap Riko.

“Kalau dulu cuma sekedar menjual sayur-sayuran saja, tapi sekarang nyaris lengkap untuk semua kebutuhan dapur dengan harga yang relatif murah dari harga di pasar pusat Sawahlunto. Sehingga kami sepi jual beli,” tambah Riko.

Sebelumnya, dirinya mengatakan sudah menyampaikan hal tersebut kepada UPTD Pasar, Satpol PP dan pihak Kelurahan namun belum juga ada solusi, maka kelompok pedagang tersebut datang ke DPRD dengan telah mengatakan sudah menghubungi pak Dasrial Ery dan Reflizal yang juga anggota DPRD.

“Mereka menyarankan untuk menemui Komisi II DPRD,” ucapnya.

Beragam keluhan para pedagang pasar ini ditampung oleh Dedi Syahendry yang kemudian menghubungi semua OPD terkait dan pihak DPRD. Tidak lama waktu berselang berdatangan pihak DPRD, Diskoperindag, Pol PP dan pihak kepolisian.

Sejumlah pedagang pasar diarahkan masuk ke ruang sidang DPRD dan segenap pimpinan DPRD memecahkan persoalan yang terjadi. Eka Wahyu Ketua DPRD meminta kepada pedagang pasar untuk menyampaikan tentang apa yang terjadi.

“Ini kantor DPRD, kami selalu siap menampung segala keluhan dan aspirasi rakyat,” tutur Eka Wahyu.

Kemudian Riko kembali menyampaikan aspirasi seperti yang telah diutarakan kepada Sekwan Dedi Syahendry sebelumnya di Lobi DPRD. Menanggapi keluhan mereka, Ketua DPRD meminta kepada pihak Diskoperindag untuk menjawab tentang kasus yang terjadi.

Fiyandri Kabid Perindag memaparkan bahwa dia baru saja mendengar ada info tentang munculnya pasar kaget ini di sekitar pasar baru Sawahlunto. Fiyandri akan melakukan survey untuk menelusuri apakah mereka ada izin atau tidak.

“Kita akan lihat dari aspek tata ruang kota, kasus seperti ini legalitasnya bagaimana, aturan dan sanksinya seperti apa,” ungkap Fiyandri.

IPTU Marwan Kapolsek Sawahlunto juga menyarankan, agar langsung saja turun ke lokasi, karena pasar kaget tersebut sedang bertransaksi jual beli. Tujuan IPTU Marwan agar tidak menunda waktu, dikhawatirkan terjadi konflik fisik para pedagang pasar dengan pengelola pasar kaget.

Jaswandi selaku Wakil Ketua DPRD sangat mendukung pendapat Kapolsek, sehingga pihak Pol PP yang dikomandoi Kasat Pol PP Aprizon siap turun ke lapangan bersama anggotanya, aparat intel dan kepolisian setempat.

Setiba di lokasi dilakukan pendekatan persuasif kepada yang dianggap pedagang pasar kaget bernama Dewi dengan Relifronel. Dewi menyatakan bahwa dia adalah penduduk Sawahlunto dan berjualan di rumah kediaman sendiri, pasokan barang memang dari Solok.

“Apakah kami tidak boleh berusaha buat cari nafkah seperti ini? Kami kan tidak mencuri,” ungkap Dewi ketika dikonfirmasi.

“Kita sama-sama cari makan, rezeki Tuhan yang tentukan,” keluh Dewi.

Pihak Diskoperindag mengarahkan agar Dewi segera mengurus izin usaha ke Satu Pintu sesuai aturan yang berlaku, seperti disampaikan oleh Fiyandri, karena Dewi belum memiliki izin tersebut. Setelah terjadi kesepakatan akhirnya petugas meninggalkan lokasi pasar kaget tersebut.

Eka Wahyu Ketua DPRD minta agar Pemko dapat menata kembali, tata an Pasar yang terlihat sembrawut. Salah satunya di Lapseg sudah tidak indah lagi tatanan nya.

(Rollys Koto)

Pos terkait