Emzalmi : Pembangunan Kota Padang Pasca Gempa 2009 Tidaklah Mudah

Calon Walikota Padang Emzalmi bersama warga komplek Mutiara Putih

PADANG, TOP SUMBAR — Wakil Walikota (Wawako) Padang non aktif, Emzalmi mengungkap proses panjang pembangunan Pasar Raya Padang sehingga hasilnya seperti saat sekarang. Menurutnya, pembangunan Pasar Raya Padang pasca gemba tidaklah mudah.

“Gempa berkekuatan 7,9 SR pada Tahun 2009 membuat kota ini luluh lantah. Banyak infrastruktur yang rusak, termasuk Pasar Raya Padang,” ungkapnya ketika menghadiri acara silaturrahmi dengan warga komplek Mutiara Putih, Kelurahan Batang Kabung Ganting Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Sabtu (14/4).

Emzalmi menjelaskan, pembangunan Pasar Raya dan infrastruktur yang rusak parah itu, dimulai oleh Walikota Padang saat itu Fauzi Bahar bersama jajarannya. Fauzi Bahar berusaha mati-matian untuk membangun kembali Pasar Raya Padang dan infrastruktur yang rusak parah tersebut.

“Pemerintah Kota Padang berupaya membangun kembali infrastruktur yang rusak, baik fasilitas umum, seperti Pasar Raya, sekolah, rumah sakit daerah, jembatan, dan lain sebagainya. Walikota Fauzi Bahar waktu itu, berupaya melobi pusat. Allhamdulilah, pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat dilaksanakan pembagunannya,” terangnya.

Namun ironisnya, kata Emzalmi, rencana rehabilitasi Pasar Raya Padang pasca gempa waktu itu mendapatkan penolakan oleh orang-orang yang mengatasnamakan Pedagang Pasar Raya yang berujung terbengkalainya proses pembangunan kembali.

“Setelah kami diberi amanah oleh masyarakat bersama Pak Mahyeldi, kita lanjutkan rehabilitasi pasar raya yang terbengkalai itu. Kita lakukan pendekatan persuasif dengan pihak-pihak yang menolak. Allhamdulilah, pasar kita lanjutkan pembangunannya, Jalan Permindo kita tata dengan rapi, sehingga masyarakat tertarik berkunjung ke Pasar Raya,” ungkapnya.

Selain Pasar Raya Padang, lanjut Emzalmi, Pasar Setelit juga dilakukan revitalisasi. Demikian juga objek wisata yang ada, seperti Pantai Padang. Perencanaan dan pembebasan lahan juga pada masa Walikota Padang Fauzi Bahar.

“Proses pembebasan lahan itu juga penuh perjuangan. Berkali-kali mengalami penolakan. Saya waktu itu masih menjabat Sekretaris Kota Padang. Kita bikin perencanaannya pada masa Pak Fauzi Bahar. Setelah itu, kita lakukan pembebasan lahan dan kita bangun jalur 2 Jalan Samudera di Purus Pantai Padang. Dulu kumuh, kita buat Danau Cimpago. Kita minta perusahaan untuk memberikan dana CSR-nya untuk membangun Lapau Panjang Danau Cimpago,” ungkap Emzalmi.

Emzalmi menyebutkan, pada masa kepemimpinan Mahyeldi dan Emzalmi dilanjutkan penataan Pantai Padang dengan memindahkan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di pinggir Pantai Padang ke Lapau Panjang Cimpago. Prosesnya baru kelar pada masa kepemimpinan Mahyeldi dan Emzalmi.

Secara bersamaan, jelas Emzalmi, Kota Padang menjadi lokasi ivent internasional yang telah direncanakan sejak 2012, seperti MM Direx IORA dan Sail Comondo. Pada saat itulah berdirinya tugu IORA dan Merpati Perdamaian di Pantai Padang.

“Kita juga mempercantik Pantai Padang dengan membuat rancangan trotoar dan lampu hias, sehinga sepanjang Pantai Purus semakin indah dan tercelak, kunjungan wisatawan pun meningkat. Kedepannya kita akan melakukan penataan sepanjang Pantai Padang, sehinga Pantai Padang menjadi destinasi objek wisata yang mempuyai daya tarik yang luar biasa,” ucapnya.

Alumni S2 Magister pembagunan wilayah pedesaan UNAND ini juga mengatakan, pembangunan daerah-daerah pinggiran kota juga akan ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

“Keberhasilan pembangunan Kota Padang seperti saat ini, tak terlepas dari periode sebelumnya, yaitu pada masa Pak Fauzi Bahar, lantas Pak Mahyeldi dan saya melanjutkan pada periode sekarang. Dan saya waktu itu berusaha meyakinkan Pak Mahyeldi untuk menempatkan orang yang tepat mejadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Kepala Dinas Pasar. Waktu itu, saran saya didukung oleh Pak Acil selaku Sekdako. Alhamdulillah, keduanya tidak mengecewakan saya, karena keduanya memiliki kompetensi dan integritas untuk itu,” terangnya.

Ketua RW. 14 Mutiara Putih, Baharudin pada kesempatan itu menyampaikan terimakasih atas kedatangan Emzalmi memenuhi undangannya bersama warga. Menurutnya, dari segi rekam jejak, maka rekam jejak Emzalmi sudah jelas dan terang benderang.

“Kita tak usah ragu lagi dengan Pak Em. Rekam jejaknya jelas, asal usulnya jelas. Emzalmi adalah mantan birokrat senior di Kota Padang, seorang arsitektur perkotaan, berdasarkan konsep pemikirannya Kota Padang ini ditata. Saya mengetahui dengan jelas, pembagunan kota ini tidak terlepas dari “lekat tangan” Pak Em,” ungkapnya.

Pembangunan yang dimulai era kepemimpinan Walikota Sahrul Ujud sampai era Fauzi Bahar. Dan Emzalmi terlibat dalam prosesnya. Emzalmi merintis karir birokrasinya dari bawah, dari pegawai rendahan, sampai terakhir menjabat Sekretaris Daerah Kota Padang. Ditangannya, proses penganggaran dilakukan, karena Sekretaris Daerah adalah Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemerintah Kota Padang.

“Kita sama-sama tahu, di Pilkada 27 Juni 2018, Pak Em maju sebagai Calon Walikota Padang, berpasangan dengan Desri Ayunda, seorang sosok yang profesional dan sudah teruji di BUMN, terutama PT. Semen Padang. Tidak ada keraguan lagi bagi kita menentukan pilihan kepada Pasangan Duet Ideal ini. Mari kita serahkan kota ini kepada ahlinya untuk sebuah perubahan ke arah yang lebih baik,” pungkas Baharudin. (Syafri)

Pos terkait