Sekdis Pertanian Membuka Gerdal OPT Kakao

Sijunjung │ Topsumbar – Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung Dewi Shinta Ananda, S.Pt membuka secara resmi Gerdal OPT Kakao di Nagari Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari pada Kamis (19/5).

Gerdal OPT (Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman) Kakao ini diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung di Kelompoktani Sopiang Indah tepatnya di kebun kakao milik Hj. Adisna. “Semoga dengan adanya Gerdal Kakao ini dapat meningkatkan profesionalisme petani sehingga menghasilkan produk kakao yang memiliki daya saing” demikian Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung Dewi Shinta Ananda, S.Pt memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi dimulainya Gerdal OPT Kakao.

Tanaman perkebunan merupakan komoditas unggulan di Kecamatan IV Nagari yang terdiri dari tanaman karet, tanaman kelapa sawit, serta tanaman kakao. Khusus untuk tanaman kakao lebih banyak dibudidayakan sebagai tanaman di lahan tegalan maupun pekarangan rumah, sedangkan kelapa sawit dan karet di lahan perkebunan.

Bacaan Lainnya

Saherman, SP yang merupakan Kepala UPTD-Perlintan selaku panitia pelaksana Gerdal OPT Kakao dalam laporannya mengatakan “Gerdal OPT (Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman) Kakao ini diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung dengan peserta sebanyak 20 orang petani dan menghadirkan narasumber dari Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Disbun TPH) Propinsi Sumatera Barat”.

POPT Madya dari Disbun TPH Propinsi Sumbar Joni Akmal, SP yang menjadi narasumber pada Gerdal OPT Kakao atau oleh petani dikenal dengan sebutan coklat kali ini, menjelaskan tentang pentingnya naungan pada tanaman kakao.

“Tanaman kakao membutuhkan naungan, tetapi bukan berarti seluruhnya teduh dan terlindungi, tanaman kakao tetap membutuhkan sinar matahari” ujar POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman senior ini.

“Kemudian pemangkasan, merupakan hal yang sangat penting dalam pemeliharaan tanaman kakao, pemangkasan membuat sinar matahari jadi lebih merata pada tanaman kakao” demikian narasumber menjelaskan.

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menyerang tanaman kakao merupakan faktor pembatas produksi yang sangat penting sehingga perlu mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang serius melalui penerapan taktik dan strategi yang tepat sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat ditekan menjadi sekecil mungkin.

Dasar-dasar pengendalian OPT kakao, pengenalan OPT kakao serta cara pengendaliannya, pengelolaan parasitoid dan predator, pengenalan dan pemanfaatan agens hayati, pestisida sebagai alat pengelolaan hama/penyakit tanaman, alat aplikasi pestisida, jenis, penggunaan dan cara perawatannya juga disampaikan oleh narasumber Gerdal Kakao.

Pada kesempatan ini narasumber juga mengajak agar petani peserta Gerdal OPT Kakao secara bersama-sama melakukan pemangkasan kakao di kebun masing-masing setelah selesai pelaksanaan Gerdal OPT Kakao ini.

“Jika melakukan pengendalian OPT sendiri-sendiri hanya akan membuat OPT berpindah-pindah dari kebun satu ke kebun lain” terang narasumber.

Limbah di kebun kakao yang berupa kulit buah kebanyakan masih dibuang di sekitar tempat pengolahan hasil dan sebagian dikembalikan ke kebun. Selanjutnya peserta dikenalkan optimasi pemanfaatan limbah diolah menjadi kompos organik bermutu. Dengan cara seperti itu limbah yang berpotensi menjadi pencemar lingkungan, dapat diolah menjadi produk yang bernilai tambah tinggi. Limbah suatu proses produksi diubah menjadi bahan baku untuk proses produksi berikutnya, hal ini merupakan proses efisiensi yang berwawasan lingkungan, demikian narasumber Gerdal OPT Kakao menjelaskan dihadapan peserta.

(Gun).

Pos terkait