Kawasan Kampung Kerajaan Siguntur Dharmasraya Butuh Direvitalisasi

MASJID TUO NAGARI SIGUNTUR (Foto: Mitra Yuyanti)

Dharmasraya dikenal dengan sebutan Ranah Cati Nan Tigo, dimana pada dahulunya pernah menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan kerajaan Melayu. Salah satu Kerajaan Dharmasraya yang berada di Provinsi Sumatra Barat yaitu kerajaan di Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung.

Saat ini masih bisa ditemui bekas-bekas kejayaan kerajaan Islam Dharmasraya di Nagari Siguntur. Namun, ada beberapa yang kurang mendapat perawatan dan perhatian sebagaimana mestinya seperti Rumah Gadang Siguntur, Masjid Tua Siguntur dan Situs Makam Raja Siguntur.

Kawasan kampung kerajaan di Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung ini membutuhkan tindakan revitalisasi kawasan, guna mengembalikan bentuk dan tatanan perkampungan kerajaan hingga mendekati bentuk aslinya yang diyakini sejumlah pihak sudah ada sejak berkembang nya peradaban Hindu-Budha pada abad ke-VIII Masehi.

Bacaan Lainnya

Penelusuran TopSumbar.co.id meskipun beberapa bangunan tinggalan sejarah sudah dicatatkan sebagai benda tinggalan budaya yang dilindungi, namun belum menunjukkan sebagai sebuah bahan edukasi bagi generasi kekinian akibat perubahan zaman.

Bahkan, nuansa perkembangan peradaban Islam Nusantara di kawasan tersebut hanya ditandai dengan masih berdirinya Masjid Tuo Siguntur, yang juga sudah mengalami beberapa kali pemugaran dan mengubah material awal bangunan yang berbahan kayu dan ijuk dengan bangunan dinding tembok serta atap seng gelombang.

Padahal, berdasarkan informasi yang dihimpun dari masyarakat kawasan itu, bangunan atap masjid tuo tersebut dahulunya berbahan ijuk dan berlantai papan dengan bentuk bangunan panggung, yang asli saat ini hanya Delapan Tiang (pasak) di dalam Masjid Tuo yang masih belum diganti.

Ibrahim (50 thn) seorang warga Siguntur yang kami jumpai usai shalat zuhur Minggu (23/05/2021) di Masjid Tuo menceritakan, Masjid Tuo Siguntur sudah ada sebelum dirinya lahir.

“Dari cerita nenek-nenek kami dulu Masjid ini beratap ijuk, berlantai papan. Dulu kami ambil air wudhu setiap waktu sholat ke Sungai Batang Hari yang ada di belakang Masjid Tuo ini,” kata Ibrahim menjelaskan.

Sekarang Masjid Tuo peninggalan Islam Nusantara di Nagari Siguntur ini hanya dipakai warga setempat untuk kegiatan beribadah, Masjid Tuo ini bisa menampung kurang lebih 200 orang jamaah untuk beribadah. (Yanti)

Pos terkait