Manfaat Halal Bihalal dan sikap yang Baik di Hari Raya Idul Fitri dan Halal Bihalal di Pemakaman dengan si Mayat

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca Top Sumbar yang berbahagia

Segala pujian hanya milik Alloh dan selawat untuk Nabi kita Muhammad SAW, semoga semua ibadah kita diterima Alloh dan mendapat syafaat dari Rasulullah SAW.

Kita masih dalam suasana idul fitri, maka kajian kali ini berkaitan dengan Halal Bihalal dengan orang yang hidup dan dengan orang yang meninggal?

Halal bihalal (HBH) sering dilakukan bahkan sudah menjadi budaya oleh kumpulan dan kelompok untuk bertemu dan bersilaturahmi, tetapi sering ketika HBH menimbulkan persoalan perselisihan dan dosa-dosa yang tidak disadari menjadi dosa, seperti melakukan GHIBAH/ GUNJINGAN terhadap lainnya dan juga sikap PAMER dengan harta dan jabatan yang menyebabkan terjadi jarak sosial antara orang yang bersilaturahmi.

Tetapi sering HBH dan pemintaan maaf ditujukan kepada orang yang tidak bersalah, justru kepada orang yang tempat bersalah TIDAK BERKABAR dan tidak saling kunjung? Sehingga HBH tidak meningkatkan kebersihan jiwa dalam hal dosa sesama manusia.

PUASA MENJADIKAN ORANG BERIMAN MANUSIA MULIA (TAQWA)

Orang beriman yang sudah menjalankan puasa ramadan tentu ada title yang diraih yaitu TAQWA, itulah derjat tertinggi disisi Allah.
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti”. (Surat Al-Hujurat (49) ayat 13).

ALLAH MENILAI HATI MANUSIA BUKAN BENTUK,JABATAN, BANYAKNYA GELAR AKADEMIS  DAN HARTA

Sehingganya yang dinilai Allah dari seseorang adalah HATI,  Sebagaimana hadist: “Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh dan jika rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuila ia adalah hati.” (HR. Al-Bukhari).

Pada hadist lain Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian, tetapi Ia melihat hati dan amal kalian.” (HR. Bukhari).

SIKAP YANG BAIK DI SAAT HALAL BIHALAL

Pertama
SALING BERSALAMAN DAN BERMAAF MAAFAN AGAR DIAMPUNI DOSA SELAMA BERSALAMAN

Bersalaman ketika bertemu saudara atau teman adalah sunnah, yaitu menjabat tangan sebagaimana hadist:

“Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu saling bersalaman, kecuali keduanya diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah.” (HR Abu Dawud).

Dan bila bertemu orang banyak rasulullah mengucapkan salam sebanyak 3 kali, sebagaimana hadist:

“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbicara satu kalimat, beliau mengulanginya sebanyak tiga kali sampai bisa dipahami. Dan apabila beliau datang kepada satu kaum, beliau mengucapkan salam kepada mereka sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari).

Demikian juga bagi kalangan perempuan rasulullah memberi salam, sebagaimana hadist: “Dari Asma’ binti Yazid radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari melewati masjid, sementara sekelompok perempuan sedang duduk-duduk. Maka, beliau melambaikan tangannya dengan (mengucapkan) salam” (HR. Tirmidzi).

HALAL BIHALAL DENGAN MAYAT DI PEMAKAMAN

Ucapkan salam ASSALAMUALAIUM YA AHLIL KUBUR.
Abu Juray Al-Hujaimi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: ‘’Alaikas salam Ya Rasulullah (Semoga atasmu keselamatan, wahai Rasulullah).’ Beliau lantas berkata, ‘Janganlah engkau mengatakan ‘alaikas salam (semoga atasmu keselamatan), karena sesungguhnya salam semacam itu adalah penghormatan untuk orang yang mati.’” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Dan dari Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa suatu ketika, Nabi SAW melewati kuburan di Madinah. Beliau menghadap kuburan itu lalu berdoa, Artinya: “Salam sejahtera semoga terlimpah kepada kalian wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni (dosa) kami dan kalian. Kalian adalah pendahulu kami dan kami akan menyusul kalian.”(Hr  Imam At-Tirmidzi).

UCAPAN RASULULLAH KEPADA AHLIL KUBUR DI MAKAM BAQI’

Sering ketika ziarah kubur tak tahu apa yang harus diucapkan dilakukan, maka rasulullah mengajarkan sebagaimana riwayat dari Aisyah RA meriwayatkan bahwa suatu ketika, Nabi SAW bermalam dengannya. Pada akhir malam, beliau keluar menuju Baqi’ (pemakaman penduduk Madinah di dekat Masjid Nabawi) dan mengucapkan, Artinya: “Salam sejahtera semoga terlimpah kepada kalian wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni (dosa) kami dan kalian. Kalian adalah pendahulu kami dan kami akan menyusul kalian”.

Selain salam assalamualaikum ya ahlal kubur, dalam Shahih Muslim juga terdapat sebuah hadits terkait salam yang diucapkan Rasulullah SAW kepada penghuni kubur. Setelah itu beliau mengucapkan, Artinya: “Ya Allah, ampunilah penghuni Baqi’ Gharqad”.

SALAM YANG DILARANG DENGAN ISYARAT

Ada isyarat salam yang dilarang  sebagaimana hadist: “Dari ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لاَ تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلاَ بِالنَّصَارَى فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الإِشَارَةُ بِالأَصَابِعِ وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الإِشَارَةُ بِالأَكُفِّ
Artinya: “Tidak termasuk golongan kami siapa saja yang tasyabbuh (menyerupai) pada selain kami. Janganlah tasyabbuh (meniru) pada Yahudi dan Nashrani. Ingatlah, salamnya orang Yahudi dengan isyarat jari, sedangkan salamnya orang Nashrani degan isyarat telapak tangan.” (HR. Tirmidzi).

Sehingga apabila memberi salam UCAPKANLAH ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH WABAROKATUH, dan DILARANG MEMBERI SALAM DENGAN ISYARAT TANGAN seperti yang banyak dilakukan dengan GIMIK menundukkan badan atau gerakan tangan. Hal ini bukan salam orang beriman.

Kedua
SALING MEMAAFKAN

Firman Allah SWT:..“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan MEMAAFKAN (KESALAHAN) ORANG. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran:134).

Sikap mulia itu adalah memaafkan bukan meminta maaf sebagaimana perintah Allah SWT: Artinya: “JADILAH PEMAAF DAN SURUHLAH ORANG MENGERJAKAN YANG MA’RUF, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh” (surat Al A’raf ayat 199).

Ketiga
SALING MENASEHATI

Sikap ini menyelamatkan diri dari KERUGIAN. Sebagaimana firman Allah SWT: ”Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling  menasehati untuk kesabaran” (QS. Al Ashr: 1-3).

Ketika idul fitri kesempatan bagi orangtua dan karib kerabat untuk saling menasehati keluarga, sikap yang baik adalah SALING MENASEHATI, bukan hanya MAU MEMBERI NASEHAT TETAPI TIDAK MAU DINASEHATI?.

MANFAAT SILATURAHMI HALAL BIHALAL

Pertama
DILAPANGKAN REZEKI DAN DIPANJANGKAN UMUR

Dengan silaturahmi seseorang masih HIDUP dan masih ada ditengah masyarakat dan keluarga dipanjangkan umurnya dan juga ada yang mendapatkan rezeki seperti THR dan hadiah lainnya dari keluarga. Sebagaimana hadist: “Barangsiapa yang senang agar dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari).

Kedua
SEDEKAH SECARA SEMBUNYI SEMBUNYI MEREDAM KEMURKAAN ALLAH SWT

Sebagaimana hadist: “Silaturahmi dapat menambah umur, sedangkan sedekah dengan sembunyi-sembunyi dapat meredam murka Allah” (HR Ath Thabrani).

Ketiga
SUMBER PAHALA

Firman  Allah: ”Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim. (Surat As Syura ayat 40).

Keempat
MEMILIKI SIFAT PENYANTUN

Sebagaimana hadist: ”Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya.” (HR Al Anshari).

Kelima
MERAIH IMAN YANG UTAMA

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada.” HR Bukhari dan Ad Dailami).

Keenam
MEMAAFKAN ORANG LAIN SYARAT ALLAH MEMAAFKAN KESALAHAN SESEORANG

Sering seorang berfikir TIDAK MAU MEAAFKAN SALAH ORANG, tetapi rajin salat dan bahkan paham dengan agama? Hal ini justru menunjukkan ketidak pahamannya dalam hal saling memaafkan, karena syarat Allah mengampuni dosa atas kesalahan terhadap sesame manusia adalah memaafkan keselahan orang lain, jika syarat itu tidak dilakukan bagaimana Allah akan mengampuni? Karena ampunan Allah ada pada aturan dan hukum yang sudah jelas diatur oleh Allah bukan diatur oleh MANUSIA yang pintar berbicara di hadapan manusia, TETAPI BODOH DIHADAPAN ALLAH SWT.

Sebagaimana hadist Artinya: “Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh Allah)” (HR At Thabrani).

Dengan uraian di atas marilah ketika HBH gunakan kesempatan untuk menambah ILMU dan menambah AMAL SHOLEH, dengan berbuat baik, jangan gunakan waktu HBH untuk berbuat dosa seperti berbuat Riya dan GHIBAH terhadap sesama, dan jika ada keluarga yang telah meninggal maka lakukan HBH di pemakaman dengannya, tentunya dengan ZIARAH dan mengikuti tatakrama berziarah.

INGATLAH
AGAMA ADALAH NASEHAT UNTUK SEMUA ORANG APAPUN TITEL, JABATAN DAN KEDUDUKAN

Dari Abu Ruqayyah yakni Tamim bin Aus Ad Daari ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Agama itu adalah nasihat. Kami (para shahabat) bertanya: Untuk siapa (Ya Rasulullah) beliau menjawab; Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya serta pemimpin-pemimpin ummat Islam dan juga bagi orang Islam umumnya” (HR. Muslim).

Siapapun kita hari ini, pejabat, pemimpin, ustad, ulama, buya, guru atau orang terpandang semua sama disisi Allah dan DENGARLAH NASEHAT agama, KALAU NASEHAT ORANG TIDAK DIDENGAR?.SEBAB BILA NASEHAT AGAMA TIDAK DIDENGAR AKAN MENJADI ORANG FASIK YANG TIDAK ADA PETUNJUK KECUALI DIRI SENDIRI MERUBAHNYA.

Sebagaimana Allah firmankan: ”Allah tidak akan merubah nasib (seseorang) suatu kaum apabila ia tidak ingin atau mau merubah nasibnya sendiri” (QS. Ar-Radu’ : 11).

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 26 April 2024)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait