Mengintip Masa Lalu di Bukittinggi, Dari Pasar Pakan Hingga Ibukota Perjuangan

Mengintip Masa Lalu di Bukittinggi, Dari Pasar Pakan Hingga Ibukota Perjuangan. (Foto : Dok. Istimewa)
Mengintip Masa Lalu di Bukittinggi, Dari Pasar Pakan Hingga Ibukota Perjuangan. (Foto : Dok. Istimewa)

TOPSUMBAR – Sebuah kota tak hanya lahir begitu saja. Di balik gemerlapnya pusat perekonomian dan kehidupan masyarakat, tersimpan kisah panjang perjalanan sejarah yang membentuk identitasnya. Begitu juga dengan Kota Bukittinggi, yang memiliki akar sejarah yang kuat dan memikat.

Dari Pasar Pakan Hingga Bukittinggi

Sejarah Kota Bukittinggi dimulai dari sebuah pasar yang awalnya bernama Pakan. Dipimpin oleh penghulu Nagari Kurai, pasar ini hanya beroperasi pada hari Sabtu.

Namun, dengan waktu, popularitasnya melonjak, dan hari operasinya diperluas menjadi Rabu.

Bacaan Lainnya

Terletak di perbukitan tinggi, pasar itu akhirnya mendapat julukan Bukittinggi. Meskipun sempat mengalami perubahan nama, pasar tersebut tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kota.

Jejak Belanda dan Benteng Fort de Kock

Perjalanan sejarah Kota Bukittinggi tak terlepas dari era penjajahan Belanda. Pada tahun 1833, perjanjian Plakat Panjang menandai awal dari keberadaan Ekonomi Fort de Kock di Nagari Kurai.

Pembangunan Benteng Fort de Kock oleh Kapten Bauer pada tahun 1825 menjadi titik balik penting.

Fungsi benteng tersebut adalah sebagai dukungan bagi Kaum Adat dalam menghadapi Kaum Paderi.

Meskipun Belanda menyebutnya sebagai Fort de Kock, masyarakat setempat tetap mempertahankan sebutan Bukittinggi.

Peran Penting dalam Sejarah Nasional

Kota Bukittinggi bukan hanya sekadar kota kecil. Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi menjadi pusat pengendalian pemerintahan militer untuk kawasan Sumatra.

Pos terkait