Cinta Terlarang Bung Karno? Fakta Dibalik Reruntuhan di Bukit Chieng Mai

Cinta Terlarang Bung Karno? Fakta Dibalik Reruntuhan di Bukit Chieng Mai. (Foto : Fb Perpustakaan Nasional)
Cinta Terlarang Bung Karno? Fakta Dibalik Reruntuhan di Bukit Chieng Mai. (Foto : Fb Perpustakaan Nasional)

TOPSUMBAR – Bung Karno, Presiden Indonesia pertama, dikenal tidak hanya karena kepemimpinannya yang karismatik, tetapi juga karena kecintaannya pada keindahan, terutama keindahan seorang perempuan cantik.

Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Thailand, Bung Karno terpesona oleh keanggunan tarian tradisional yang dilakukan oleh seorang penari jelita bernama Ratchada Sivichai dari kota Chieng Mai.

Ratchada, dengan paras yang memukau, berhasil mencuri hati Bung Karno. Kecantikan dan gerakan anggunnya membuatnya tak dapat lepas dari pesona Ratchada.

Bacaan Lainnya

Sebagai tanda kekagumannya, Bung Karno memberikan cincin kepada Ratchada.

Kisah cinta mereka menjadi sensasi di Chieng Mai, dan sebagai bentuk penghargaan, penduduk setempat membangun sebuah rumah megah untuk Bung Karno di atas bukit yang indah dan sejuk.

Simbol Cinta Bung Karno dan Ratchada

Rumah itu menjadi simbol cinta mereka dan kenangan indah Bung Karno di Chieng Mai. Namun, seiring berjalannya waktu, rumah megah itu mulai runtuh.

Pada awal tahun 1970-an, hanya tiang-tiang yang tersisa, meninggalkan jejak bisu kisah cinta yang tak lekang oleh waktu.

Ratchada sendiri tidak lagi tinggal di Chieng Mai, ia kembali ke Bangkok untuk melanjutkan hidupnya.

Meskipun rumah itu telah runtuh dan Ratchada telah pergi, kisah cinta mereka tetap abadi dalam ingatan.

Misteri tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Bung Karno dan Ratchada di Chieng Mai masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab.

Kisah cinta Bung Karno dan Ratchada Sivichai, dengan rumah di bukit yang runtuh, menjadi simbol romansa yang tak terlupakan.

Misteri dan keindahan kisah mereka akan terus hidup dalam ingatan dan sejarah, meninggalkan jejak cinta yang tak lekang oleh waktu.

Ini adalah kisah tentang seorang pemimpin besar yang terpesona oleh keindahan sebuah tarian, dan tentang cinta yang terpatri di antara dua orang di antara perbedaan budaya dan waktu.

Sumber : Porosjakarta

(Fiyu)

Pos terkait