Catatan Untuk Orang-orang Lembah; Kumpulan Cerpen Satir Afri Meldam

Orang-Orang Lembah, Bagai Gelombang Tranversal

Rasanya tentu akan sangat timpang jika saya hanya berkoar-koar tentang kelebihan buku kumpulan cerpen tersebut.

Ada beberapa hal yang sebetulnya sangat mengganjal dalam diri saya. Pertama, urutan cerpen tersebut rasanya terlalu didekat-dekatkan berdasarkan genre dan pembahasan hingga rasanya sedikit menjemukan.

Beberapa cerpen yang membahas PRRI saya temukan dengan posisi yang sangat berdekatan, demikian pula cerpen yang membahas tentang Malaysia, ada apa dengan merantau ke Malaysia? Kedua, ada beberapa cerpen yang rasanya (bagi saya saja) tidak perlu dimasukkan untuk memaksimalkan bobot isi (saya tidak tahu alasan cerpen tersebut ditambahkan apakah hanya untuk mempertebal ukuran buku atau bagaimana) Namun yang jelas, saya sedikit terganggu dengan kehadirannya.

Bacaan Lainnya

Setelah saya cek lagi ke belakang buku, ternyata benar, cerpen tersebut adalah cerpen baru yang belum diterbitkan di media manapun sehingga pembaca seakan dirasuki gelombang tranversal yang turun naik.

Ketiga, ini anggapan saya yang ternyata salah. Cerpen-cerpen ini saya anggap terlalu lokalitas hingga saya ragu akan dapat bersaing di pasar nasional. Namun ternyata tidak, Orang-orang Lembah bisa bersaing baik dengan novel dan kumcer lain.

Lokalitas yang sangat cerdas. Selamat untuk bukunya, saya terkesan menjadi pembaca awal buku ini. (*)

Penulis merupakan mahasiswa BSA Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Pos terkait