Panduan Memilih Pemimpin dalam Islam Menghadang Silaturahmi Lima Tahunan dan Politik Uang

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca Topsumbar yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.

Kita berada di tahun tahun politik, yaitu tahun untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin 5 tahun ke depan, terutama pemimpin dikalangan EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, dua produk Pemilu ini akan menjadi penentu siapa yang akan dipilih dan terpilih menjadi pemimpin kita nantinya di tahun 2024.

Yang menjadi pusat kajian kita kali ini adalah IKUT CAMPURNYA USTAD DAN PENDAKWAH dalam mempopulerkan Calon pemimpin, bahkan menjadi juru kampanye dan tim sukses? Bahkan mengajukan diri menjadi pemimpin dunia.

Maka jika yang diusung oleh ustad dan pendakwah adalah orang BENAR DAN DIPERCAYA IMANNYA maka akan meraih pahala dan ridho Alloh SWT.

Tetapi jika calon itu berprilaku MUNAFIK DAN MELAKUKAN POLITIK UANG baik secara terang terangan maupun sembunyi sembunyi akan mendapatkan balasan yang sama dengan pelaku politik uang.

USIA PEMIMPIN PERSPEKTIF ISLAM ADALAH 40 TAHUN

Menurut Miftah H. Yusufpati dalam https://kalam.sindonews.com menyebutkan bahwa “Ulama tauhid berpendapat, sesungguhnya para nabi diangkat oleh Allah ketika mencapai umurnya 40 tahun.  Kecuali nabi Isa diangkat menjadi nabi ketika mencapai umurnya 30 tahun. Ini merupakan khushushiah untuknya saja karena beliau telah diangkat ke langit sebelum mencapai umur 40 tahun.

Artinya jika ada PEMIMPIN YANG TERPILIH SEBELUM USIA 40 TAHUN, mereka adalah orang khusus yang benar benar  KHUSUS DIPILIH oleh kelompok PEMILIHNYA. Tetapi walau dipilih oleh sekelompok orang kepemimpinannya untuk semua orang yang dipimpinnya.

NABI MUHAMMAD SAW ADALAH SATU SATUNYA TAULADAN DALAM MENJADI PEMIMPIN DUNIA DAN AKHIRAT

Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW beliau tetap menjadi Rasulullah TIDAK MENJADI PEMIMPIN DUNIA, sehingga jabatan kepemimpinan dunia diangkatkan dan dipilih dari kaum sendiri. Sehingga ustad dan pendakwah yang mengajukan diri menjadi pemimpin dalam jabatan dunia, cenderung melakukan perbuatan yang dilakukan oleh para calon pemimpin yang haus dan lapar meraih jabatan dunia.

Hal ini difirmankan Alloh SWT dalam alquran: ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS.al-Ahzab [33]: 21).

MENGIDOLAKAN MANUSIA SELAIN NABI SIAPAPUN DIA, ADALAH MERUSAK SYAHADAT DALAM KEIMANAN

KETELADANAN ITU ARTINYA IDOLA DAN IKUTAN SEBAGAI CONTOH, jika seorang murid mengidolakan gurunya atau ustadnya itu lumrah tetapi SEBATAS sebagai media BELAJAR atau dalam proses belajar, TETAPI SETELAH MENJADI DEWASA TIDAKLAH PANTAS LAGI mengidolakan selain Rasulullah SAW. Karena Rasulullah adalah orang yag sudah diteguhkan imannya oleh Alloh SWT:

“(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. al-Hajj [22]:41).

MENTAATI PEMIMPIN ADALAH SEBATAS PERILAKUNYA BENAR, SEDANGKAN MENTAATI ALLOH DAN RASULULLAH DALAM SEGALA HAL WAJIB DITAATI

Mentaati pemimpin ada batasannya, selama benar, ketika pemimpin salah sikap yang benar adalah MENYADARKANNYA AKAN KESALAHANNYA, maka yang mendukung kesalahan pemimpin IKUT MEMIKUL DOSANYA.

Itulah syariat yang difirmankan Alloh SWT:  Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (surat An Nisa ayat 59).

KARENA MENTAATI PEMIMPIN ADA BATASANNYA MAKA SALAH SATU YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA MEMILIH PEMIMPIN ADALAH  SIFAT DIPERCAYA DAN TEGUH IMANNYA

Contoh hadist . Dari Abu Dzar yang mengutip sabda Rasulullah SAW, Artinya: “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan benar dan melaksanakan tugas dengan baik.” (HR Muslim).

HANYA ALLOH YANG MAMPU MENGUKUHKAN PEMIMPIN YANG KUAT DAN MELENGSERKAN DALAM SEKEJAP SEBELUM MATA BERKEDIP

Sebagaimana firman Alloh SWT:: Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tanganMulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (surat Ali Imran ayat 26).

Maka jika ada seorang dijadikan langgeng kepemimpinannya dan BERTAHAN itu semua karena Alloh SWT, jika kesempatan menjadi pemimpin tidak digunakan sebagaimana kehendak Alloh SWT maka  Negara itu DIAMBANG KEHANCURAN.

HANCURNYA NEGARA KARENA PEMIMPINNYA ORANG YANG SALAH

Perhatikanlah wahai manusia, betapa banyaknya kehancuran, musibah dan bencana yang silih berganti JANGAN DISEBUT PERISTIWA ALAM SEMATA, tetapi itu merupakan DAMPAK DAN AKIBAT dari salah dalam memilih pemimpin, sehingga pemimpin yang salah tersebut membaw akehancuran kepada yang dipimpinnya.

Karena Rasulullah bersabda: “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya”. (HR Bukhori dan Muslim).

PEMIMPIN YANG DIBENCI RAKYAT ADALAH PEMIMPIN TERBURUK

Pernahkah mengalami mendengar pemimpin yang terpilih ORANG YANG TIDAK DISUKAI? Atau dibenci karena keburukannya? Maka itulah PEMIMPIN YANG BURUK.

Sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan mencintai kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka berdoa untuk kamu. Seburuk-buruk pemimpin adalah mereka yang kamu benci dan mereka membenci kamu, kamu melaknati mereka dan mereka melaknati kamu.” (HR Muslim).

SYARAT MENJADI PEMIMPIN DAN IMAM

Sebagaimana hadist: ”Yang mengimami suatu kaum (jamaah) itu hendaklah yang paling baik bacaan kitab Allah (Al Quran) nya. Jika di antara mereka itu sama, maka hendaklah yang paling tahu tentang sunnah, dan apabila di antara mereka sama pengetahuannya tentang as-Sunnah, hendaklah yang paling dahulu berhijrah, dan apabila di antara mereka sama dalam berhijrah, hendaklah yang paling dahulu memeluk Islam’. Dalam riwayat lain disebutkan: “Yang paling tua usianya. Janganlah seorang maju menjadi imam shalat di tempat kekuasaan orang lain, dan janganlah duduk di rumah orang lain di kursi khusus milik orang tersebut, kecuali diizinkan olehnya,” (HR Muslim)
PAHALA HIDUP DENGAN PEMIMPIN LEBIH BESAR DARI HIDUP SENDIRIAN
Sebagaimana salat berjamaah lebih baik dari salat sendiri:” Shalat berjamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat’. (HR Muslim).

YANG JADI IMAM DAN JADI PEMIMPIN ADALAH ANGGOTA KAUM ITU SENDIRI, DAN TIDAK LAZIM PEMIMPIN BERASAL DARI KAUM LAIN?

Hadist dari Abu Mas’ud Al-Badri bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:  “Janganlah sekali-kali seseorang laki-laki mengimami orang laki-laki lain pada keluarga laki-laki lain tersebut dan janganlah seseorang laki-laki duduk pada tempat duduk yang khusus bagi laki-laki lain, kecuali dengan izinnya.”

Pada saat ini sering terjadi pertukaran pemimpin, jelasnya seorang pemimpin diusung untuk menjadi pemimpin ditempat yang berbeda dengan alamat sang calon, sehingga kehadirannya adalah SEBAGAI PEMIMPIN DALAM KAUM TERSEBUT.

Dengan adanya ketentuan ayat dan hadist di atas, jelaslah bahwa yang dapat diangkat menjadi pemimpin adalah yang sudah berusia 40 tahun, dan yang menjadi pemimpin tersebut UKUR DAN NILAILAH dengan ketentuan SYARAT MENJADI IMAM SALAT, agar selama kepemimpinanya menjadi ibadah.

Dan hendaklah seorang menjadi pemimpin di tengah KAUMNYA SENDIRI, jangan mencalonkan diri menjadi pemimpin kaum lain, sebab mereka juga ada pemimpin yang lebih baik.

Maka ketika tahun politik PILIHLAH CALON DARI KAUM SENDIRI AGAR MEREKA MUDAH DIHUBUNGI DAN MEMINTA BANTUAN KETIKA ADA PERMASALAHAN. Dan pilihlah pemimpin yang benar-benar dapat dipercaya dan melakukan cara-cara yang tidak merusak keimanan dan pergaulan sesama manusia.

Perbuatan calon pemimpin yang dapat dipercaya adalah yang amanah pada diri sendiri, pada keluarga, pada tetangga dan lingkungan sekitar tinggal calon pemimpin, dan dapat dilihat pada kepemimpinan teman sejawat dalam komunitas kehidupan calon pemimpin tersebut seperti pada kepemimpinan SUKU, KAUM, ALUMNI sekolah atau pekerjaan jika dalam kegiatan SUKU DAN KAUM / alumni dan pekerjaan tidak mampu menjadi PEMIMPIN bagaimana menjadi pemimpin orang banyak?

Calon pemimpin yang tidak merusak keimanan adalah yang calon pemimpin yang tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang dan diharamkan agama seperti tidak menebarkan fitnah dan aib orang lain, tidak melakukan POLITIK UANG demi meraih jabatan, dan tidak menggunjingkan calon dan orang lain untuk menyatakan dirinya lebih baik.

Calon pemimpin yang tidak merusak pergaulan sesama manusia adalah calon pemimpin yang menjaga norma-norma adat istiadat, norma kepatutan, norma kesusilan dalam pergaulan bermasyarakat salah satunya adalah tetap menjaga silaturahmi, jangan memilih pemimpin yang hanya SILATURAHMI KETIKA MINTA DIPILIH MENJELANG PEMILU, tetapi setelah terpilih HILANG ENTAH KEMANA bahkan tidak bertegur sapa dan mau saling bersilaturahmi, artinya pemimpin yang SILATURAHMI SEKALI LIMA TAHUN adalah pemimpin yang sudah menipu pemilih dan rakyatnya hanya untuk kepentingan DIRI SENDIRI, KARENA TIDAK BERTANGGUNGJAWAB ATAS ORANG YANG SUDAH MEMIMILIHNYA JADI PEMIMPIN.

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 3 November 2023)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait