Tahun Penuh Dusta : yang Jujur Didustai, Pendusta Diberi Amanah

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca Topsumbar yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.

Kaum muslimin yang dirahmati Alloh SWT

Fenomena akhir zaman adalah munculnya PARA PAKAR, AHLI DAN ILMUAN YANG BERFATWA DENGAN KEBOHONGAN tetapi DIKATAKAN ITU SUATU KEBENARAN, orang percaya karena yang berfatwa orang yang ahli dan pakar dibidangnya.

Fatwa dan pendapat serta opini bahkan hasil karya penelitian dan tulisan yang ditujukan UNTUK SUATU MASALAH KEKINIAN sangat berpengaruh kepada pendapat publik, sehingga KEDUSTAAN DAN KEBOHONGAN YANG DILAKUKAN OLEH ILMUAN/AHLI/INTELEKTUAL adalah suatu PEMBODOHAN terhadap edukasi pendidikan yang mestinya mencerdaskan.

Apalagi pada suasana POLITIK segala sesuatu di kemas dan disajikan untuk kepentingan politik individu, kelompok dan kepentingan partai.

Segala sesuatu dikemas dan disajikan mengatas namakan individu dan partai, sehingga terjadi RIYA POLITIK yang mana riya ada dalam ibadah, tetapi riya politik bila dalam bentuk pemberian, perbuatan baik untuk mendongkrak popularitas akan tergolong kepada riya ibadah, sehingga riya sangat merusak nilai kebaikan seseorang yang hanya menimbulkan pemujaan dan mendukung selama ada kebaikannya, setelah kebaikannya habis maka berlaku sebaliknya membenci dan memusuhi.

Hal ini seperti dikemukakan oleh Muhsin Hariyanto dalam http://repository.umy.ac.id yang menyebutkan dalam tulisannya “Seorang Ruwaibidhah akan selalu mencitrakan diri sebagai seorang pakar, memerankan dirinya sebagai ‘pengumbar fatwa’ yang berdusta atas nama kebenaran, yang karena kepiawainnya membangun citra dan kehebatan retorikanya dirinya menjadi (seolah-olah) ‘Sang Maestro’ pada bidangnya. Karena di ’blow-up’ oleh berbagai media, pendapatnya dikutip oleh para muqallid (pengikut setianya) dengan satu keyakinan bahwa apa pun yang dikatakannya selalu benar, atau mininal lebih otoritatif dari siapa pun yang sebenarnya lebih memiliki otoritas dalam bidangnya.

Maka pada kajian kali ini kita akan membahas perilaku umat akhir zaman, yaitu munculnya perilaku PENDUSTA DIBENARKAN DAN YANG BENAR DIKATAKAN DUSTA BAHKAN DIDUSTAI.

Hal ini terjadi secara terstruktur dan massif dikalangan masyarakat yang saling mendukung satu sama lain, sehingga orang yang benar akan kebingungan menilai mana yang benar karena semuanya disajikan dengan sistematis.

Oleh karena itu kita perlu kembali kepada Alquran dan hadist untuk tidak bingung dan bisa membuat terang apa yang terjadi pada akhir zaman ditahun tahun penuh dusta dan kaumnya disebut kaum “RUWAIBIDHAH”

SIAPAKAH KAUM RUWAIBIDHAH  AKHIR ZAMAN?

Akhir akhir ini menyampaikan kebenaran seakan akan berbuat salah, dan menyampaikan yang salah itulah kebenaran, sebab ketika berlaku benar banyak pihak yang memusuhi tetapi ketika ada pelaku kesalahan banyak yang melindungi?

Tentu ini fenomena sangat mengkuatirkan bagi pejuang kebenaran, sebagaimana hadist:  “Katakanlah (apa pun) yang benar, meskipun pahit rasanya.”(Hadits Riwayat al-Baihaqi).

Menyampaikan kebenaran tidaklah mudah dikalangan orang yang mendukung kedustaan dan kebohongan, karena kebenaran adalah musuh kebohongan, pada keadaan ini orang yang benar akan diposisikan sebagai pihak yang disalahkan oleh pendukung kebohongan dan kedustaan, sebab tidak akan ada bohong dan dusta bila berlaku benar, maka siapa yang mendustai kebenaran itulah pelaku kebohongan.

Maka kaum Ruwaibidhah tersebut adalah kaum yang mendukung dusta dan kebohongan dan orang yang berbohong dan berdusta dia adalah ruwaibidhah yang dapat ada dan muncul kapan saja ditengah pergaulan, bisa ada dalam keluarga, dalam lingkungan kegiatan organisasi bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

ZAMAN TIPU MUSLIHAT DAN PENUH KEDUSTAAN

Suatu Riwayat dari Abu Hurairah menyebutkan bahwa: “Akan menimpa manusia tahun-tahun penuh dusta. Dimana pendusta dibenarkan dan yang benar didustakan; si pengkhianat diberi amanah dan si (pemegang) amanah (malah) dikhianati. Pada masa tersebut si Ruwaibidhah (orang yang pandai mengumbar kata-kata) ikut-serta (berpartisipasi aktif) untuk berbicara. Para sahabat pun bertanya: Siapakah (si) Ruwaibidhah itu (ya Rasulullah)? Rasululllah SAW pun menjawab: “(Dia) adalah (seseorang) manusia (yang) bodoh yang memegang jabatan publik.”
(Hadits Riwayat Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal dan Al-Hakim).

Pada redaksi hadits lain dari jalur Anas bin Malik ra disebutkan: “Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sebelum munculnya Dajjal akan ada beberapa tahun munculnya para penipu, sehingga orang jujur didustakan, sedang pendusta dibenarkan. Orang yang amanat dikhianati, sedang orang yang suka berkhianat dipercaya, dan para al-ruwaibidhah angkat bicara,” ada yang bertanya, apa itu ruwaibidhah? Rasulullah SAW bersabda, “Orang fasik yang berbicara tentang persoalan publik” (HR Ahmad).

Dengan demikian adanya pendusta dan tahun kebohongan telah disebutkan dalam hadist, sehingga ketika keadaan itu terjadi yang bisa dilakukan adalah berusaha MENJAUHINYA dan BERLAKU BENAR, sebab siapa berada pada lingkungan orang pendusta dan pembohong lama lama akan tercemar oleh kebohongannya.

Sebaliknya jika berada pada lingkungan orang baik dan benar akan tercemar untuk melakukan kebaikan yang sama lama lama jadi terbiasa.

Jangan heran jika kita ada teman dulu baik, sekarang tidak atau sebaliknya dulu kurang baik sekarang baik dan sholeh, hal ini karena pengaruh pergaulan dan lingkungan dimana tinggal dan menjalani kehidupan.

Sebagaimana dalam alquran:  “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67).

Maka orang yang tidak akan tercemar oleh lingkungan adalah ORANG TAQWA. Pada ayat lain Alloh berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119).

PENYESALAN KARENA SALAH MEMILIH TEMAN DI DUNIA

Penyesalan karena salah memilih teman akan terjadi di dunia dan akhirat, bila di dunia bisa menjauhi dan tidak berteman lagi tetapi jika di akhirat ada sanksi dan hukuman pembalasan dari Alloh karena ikut melakukan kesalahan bersama teman, seperti di ajak meninggalkan salat, di ajak berzina, di ajak mencuri, korupsi dan melakukan perbuatan gratfikasi seperti yang jadi pejabat meminta uang kepada orang yang dilayani urusannya, padahal urusan itu sudah ada bayaran resmi dan dia juga sudah diberi gaji, tetapi karena KEBIASAAN MEMINTA UANG LEBIH DARI URUSAN, seakan akan jadi urusan pribadi.

Padahal urusan jabatan yang dia diangkat bertugas MELAYANI URUSAN ORANG BANYAK dan dia diberi gaji untuk urusan tersebut, sehingga tidak semestinya meminta uang lagi ke orang yang berurusan, sebab itu itu jalan GHULUL/ khiatat dan hasilnya HARAM.

Penyesalan atas salah memilih teman sebagaimana dipastikan dalam alquran: ”Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.” Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29).

JANGAN SALAH MEMILIH TEMAN DEKAT/BESTIE

Hari ini teman dekat/ bestie menjadi pilihan seseorang, alangkah celakanya jika salah memilih sahabat, akan ikut kepada kesalahan yang dilakukan oleh teman, bestie ini bukan hanya orang tetapi juga ORGANISASI/ perkumpulan dalam suatu organisasi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang itu mengikuti diin (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat.” (HR. Abu Dawud).

SESEORANG DAPAT DINILAI DARI SIAPA BESTIE (SAHABATNYA)

Rasulullah SAW menentukan bahwa seseorang dapat dinilai dari agama bestienya, jika dia baik dalam menjalankan agama maka akan baiklah prilakuknya sebagaimana hadist : “Seseorang dinilai dari agama sahabatnya, hendaklah kamu menilai dengan siapa ia bergaul.” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Meskipun hadist menyebutkan dari Agama, tetapi agama itu bagian dari akhlak yang baik terhadap Alloh dan Rasul serta sesama manusia, maka kebaikan seseorang perlu diperhatikan ketika menjadinya sebagai bestie, tetapi sering bestie itu muncul dan bertemu karena satu kegiatan dan sama sama punya tuags serta kepentingan yang sama, akhirnya saling mendukung satu sama lain, dan biasanya yang dominan adalah orang yang suka MENGATUR DAN MENDOMINASI DALAM SUATU KEBERSAMAN/ ORGANISASI, sehingga dia diangkat jadi pimpinan atau Ketua.

AKHIR ZAMAN ADALAH DATANGNYA KIAMAT DAN KIAMAT KECILNYA DIBINASAKAN SUATU KAUM ATAU NEGERI KARENA KEDURHAKAANNYA

Kiamat yang dipahami banyak orang adalah hancurnya dunia dan berganti dengan akhirat, tetapi kiamat dapat terjadi selama dunia ini ada yaitu terjadinya kehancuran dan musibah serta bencana dikalangan manusia seperti GEMPA, LONGSOR, BANJIR, MUSIBAH DAN BENCANA SERTA PERANG DAN PERMUSUHAN DIANTARA NEGARA DAN KERUSUHAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK BURUK SERTA KERUSAKAN SEMUA ITU ADALAH KIAMAT yang terjadi sebagai bentuk kecil dari peristiwa kiamat.

Sebagaimana firman Alloh SWT Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur” (QS. Al-Hajj ayat 7).

HIDUP MEWAH DIKALANGAN ORANG MISKIN MENGUNDANG BENCANA DAN KEHANCURAN BILA KEMEWAHAN DARI CARA HARAM DAN RIBA

Sebagai contoh kiamat dunia Alloh hancurkan suatu negeri, sebagaimana diperingatkan dalam alquran:: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur hancurnya”, (QS al-Isra’/17: 16).

Maka apabila ada tetangga hidup mewah dengan kekayaan yang banyak hendaklah BERBUAT BAIK kepada sesama dan taat kepada Alloh, sebab apabila orang kaya dan hidup mewah MELAKUKAN KEDURHAKAAN maka kemurkaan Alloh akan hadir bersama kedurhakaannya, hendaklah diingatkan orang yang hidup mewah agar mentaati Alloh dan memperhatikan kekayaannya didapat dari cara cara yang baik lagi halal.

Seseorang menjadi kaya dan hidup mewah perlu didukung oleh usahanya dan bisnisnya, tetapi ketika ada seseorang tiba-tiba mendadak kaya dan hidup mewah tanpa asal usul yang jelas tentu perlu diingatkan agar jangan membawa bencana bagi lingkungannya, dan hendaklah JUJUR DENGAN PEROLEHAN HARTA sebab akan dipertanggungjawabkan kepada Alloh darimana di dapat dan kepada hal apa digunakan.

Berdasarkan uraian di atas maka berhati hatilah pada tahun tahun penuh kedustaan dan kebohongan sebab yang benar akan dikatakan salah dan yang salah akan dikatakan benar, yang berbohong di beri amanah dan jabatan sedangkan yang jujur disalahkan dan dimusuhi sehingga merajalelala kebohongan dan kedustaan yang dianggap sebagai kebenaran.

Ketika itu maka orang benar akan heran melihat ksalahan dijadikan kebiasaan dan dibenarkan bersama-sama, bila menemukan zaman ini dan orang ini menjauh dan hindarilah agar tidak terbawa oleh prilaku bohong dan dustanya dan selalulah minta perlindungan kepada Alloh.

Artinya: “Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong,” (Q.S. al-Hajj [22]: 78).

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 23 Februari 2024)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait