Randai: Spektakulernya Seni Pertunjukan Minangkabau

Randai: Spektakulernya Seni Pertunjukan Minangkabau. (Foto: Dok.Istimewa)
Randai: Spektakulernya Seni Pertunjukan Minangkabau. (Foto: Dok.Istimewa)

TOPSUMBAR – Randai adalah seni pertunjukan khas Minangkabau yang menggabungkan seni lagu, tari, musik, drama, dan silat menjadi satu kesatuan yang spektakuler. Kesenian tradisional ini hanya dapat ditemukan di daerah Minangkabau.

Randai memiliki empat unsur pokok yang tidak boleh terlewatkan, yaitu cerita, dialog dan akting, galombang (penari), dan gurindam (penyanyi). Pertunjukan randai biasanya diselenggarakan dalam acara pesta rakyat atau perayaan Idul Fitri.

Asal Usul Tari Randai

Nama “randai” sendiri berasal dari kata “marandai” atau “malinka,” yang berarti membentuk lingkaran. Selain itu, randai juga memiliki makna lain, yaitu “ber(h)andai,” yang mengacu pada penggunaan kalimat-kalimat kiasan atau kata-kata samar dalam pertunjukan.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : 12 Destinasi yang Lagi Hits di Solok

Pada perkembangannya randai awalnya hanya diperankan oleh laki-laki, termasuk tokoh perempuan dalam cerita. Tokoh perempuan cenderung menjadi primadona dalam pertunjukan randai. Namun, seiring berjalannya waktu, randai telah menjadi pertunjukan yang dapat diperankan oleh semua kalangan.

Cara Permainan Randai

Pertunjukan randai melibatkan sekitar 14 hingga 25 orang anggota, yang disebut “anak randai.” Mereka berasal dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk pedagang, pengrajin, dan petani setempat. Seorang panggoreh memimpin pertunjukan randai dan memiliki peran penting dalam mengeluarkan teriakan khas seperti “hep,” “tah,” dan “tih.” Teriakan ini membantu mengatur tempo gerakan dan membuat pertunjukan randai terlihat serempak dan indah di mata penonton.

Cerita Randai diambil dari Kaba atau cerita rakyat Minangkabau berjenis prosa berirama. Salah satu Kaba yang terkenal dalam Randai adalah “Kaba Anggun Nan Tongga Magek Jabang,” dan dianggap sebagai puncak dari semua Kaba. Selain itu, cerita-cerita lain yang sering dipentaskan dalam Randai meliputi “Sabai Nan Aluih,” “Cindua Mato,” dan “Anggun Nan Tongga.”

Dalam satu pertunjukan randai, durasinya bisa mencapai 1 hingga 5 jam atau bahkan lebih. Untuk mengatasi kelelahan, biasanya ada beberapa panggoreh dalam satu grup randai yang dapat saling menggantikan.

Dengan keindahan seni yang khas dan nilai budaya yang mendalam, randai tetap menjadi salah satu warisan seni pertunjukan yang berharga dari Minangkabau.

(MH)

Pos terkait