Marawa Minangkabau dan Kemiripannya dengan Bendera Jerman

Marawa Minangkabau dan Kemiripannya dengan Bendera Jerman. (Foto : Topsumbar.co.id)
Marawa Minangkabau dan Kemiripannya dengan Bendera Jerman. (Foto : Topsumbar.co.id)

Makna Marawa

Bersumber dari kanal resmi dutadamaisumaterabarat.com ada dua jenis Marawa yang membawa filosofi warisan budaya Minangkabau, yaitu Marawa Basa Adaik dan Maawa Basa Alam Minangkabau.

Mari kita bahas satu-persatu.

Marawa Basa Adaik Minangkabau

Yang pertama Basa Adaik Minangkabau, terdiri dari tiang tinggi dan bendera, dengan susunan warna hitam, kuning, merah dan putih .

Bacaan Lainnya
  • Dimana tiang melambangkan suara rakyat kecil yang harus didengarkan. Wujud prinsip demokrasi musyawarah yang mendalam dalam masyarakat Minangkabau.
  • Warna Hitam melambangkan kekuatan mental dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan.
  • Warna Kuning menekankan pentingnya hukum dan aturan dalam masyarakat.
  • Warna Merah merepresentasikan keberanian dalam menjalani hidup sesuai ajaran agama dan adat.
  • Warna Putih menggambarkan kesucian, ketulusan, dan keadilan.

Marawa Basa Alam Minangkabau

Kedua adalah, Marawa Basa Alam Minangkabau dengan makna dan susunan seperti berikut ini.

  • Tiang, Seperti Marawa Basa Adaik, tiang pada Marawa Basa Alam juga melambangkan pentingnya suara rakyat dalam pembuatan keputusan.
  • Hitam, Mewakili kesabaran dan kesatuan, menyoroti kekayaan pengetahuan dan kearifan lokal Luhak Nan Bungsu.
  • Merah, Mengajarkan keberanian dan keagungan, mencerminkan semangat dan integritas masyarakat Kabupaten Agam.
  • Kuning, Menandai keagungan dan kebijaksanaan dari Kabupaten Tanah Datar, menggambarkan peran penting penghulu adat dalam memimpin masyarakat.

Ada juga yang menyebutkan bahwa Marawa memiliki arti seperti berikut ini :

  • Kuning: Melambangkan luhak Tanah Datar, yang dikenal sebagai daerah asal mula masyarakat Minangkabau. Warna ini merepresentasikan keagungan, undang-undang, dan hukum.
  • Merah: Melambangkan luhak Agam, dengan semangat keberanian yang mengakar dalam jiwa masyarakatnya.
  • Hitam: Melambangkan luhak Limapuluh Kota, menandakan kesabaran dan kesatuan dalam berbagai usaha.
  • Putih: Melambangkan kesucian, baik lahir maupun batin, sesuai dengan ajaran yang tertulis di kitab suci.

Menurut Ketua Lembaga Kerapa­tan Adat Alam Minang­kabau (LKAAM) Sumbar, M Sayuti Dt Rajo Panghulu, yang dilansir dari katasumbar.com warna dari Marawa memiliki arti seperti ini.

  • Hitam, Orang-orang mengenal ‘tahan tampo’ atau tahan tempa sebagai simbol keabadian. Mewakili “ninik mamak”, salah satu pilar masyarakat Minang.
  • Merah, Menandakan keberanian dan ketahanan. Kelompok ini melambangkan ‘cerdik pandai’ dan banyak orang menghormatinya karena kecerdasannya.
  • Emas, Mewakili keagungan dan kemilau, juga menggambarkan “alim ulama”, panduan rohani bagi masyarakat.

Pos terkait