Pasangan Steve dan Ries Woodhouse Baralek Gadang, Kenalkan Budaya Minangkabau ke Anak Cucu

(Keluarga Steve dan Ries Woodhouse berfoto bersama di depan rumah Gadang miliknya di Salayo Kabupaten Solok (foto: Facebook Zeynita Gibbons)
(Keluarga Steve dan Ries Woodhouse berfoto bersama di depan rumah Gadang miliknya di Salayo Kabupaten Solok (foto: Facebook Zeynita Gibbons)

TOPSUMBAR – Pada tanggal 16 Agustus 2023 lalu pasangan suami istri Minang-Inggris Ries Woodhouse dan Steve Woodhouse tengah berbahagia, pasalnya mereka merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-50 di Salayo Solok dengan acara baralek gadang.

Sepak terjang dan kisah cinta keduanya terbilang tidak mudah, dimana Ries Woodhouse adalah seorang gadis Minangkabau asal Salayo Kabupaten Solok, yang mana menurut adat perempuan Minang harus dipilihkan jodoh oleh keluarganya, sehingga Ries dan Steve harus meninggalkan ranah Minang untuk mewujudkan keluarga kecil mereka.

Steve Woodhouse merupakan seorang Kepala Perwakilan Badan PP Unicef bergerak dibidang Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Bacaan Lainnya

Dari pernikahannya dengan Steve Woodhouse, Ries Woodhouse dikaruniai empat orang anak, satu laki-laki dan tiga perempuan, yang diberi nama Mike, Andrea, Emma, dan Nadya, yang masing-masing telah berkeluarga.

Mike memiliki dua orang anak, Andrea memiliki tiga orang anak, dan Emma satu orang anak.

Saat masa kerjanya, Steve Woodhouse kerap kali berpindah-pindah negara karena tuntutan pekerjaan, dengan memboyong seluruh keluarga bersamanya.

Keluarga Woodhouse merayakan hari bahagia mereka yang diadakan di Rumah Gadang orang Salayo, dimana Ries Woodhouse merupakan seorang ibu bersuku Chaniago.

Menggunakan pakaian adat Minang khas Salayo Solok, Keluarga Woodhouse nampak bersuka cita menikmati keindahan tari piring sambil diarak sepanjang jalan diikuti anak cucunya.

Ucapan terima kasih disampaikan oleh Steve Woodhouse kepada seluruh keluarga yang hadir dalam acara peringatan hari ulang tahun pernikahannya itu. Yakni kepada keluarga besar Chaniago Salayo, katanya.

Dalam sambutannya, Steve Woodhouse lancar dalam berbahasa Indonesia, ia mengucapkan terima kasih yang mendalam terhadap keluarga Chaniago yang membantu pembangunan rumah gadang mereka di Salayo.

“Saya menginjakkan kaki pertama kali di Salayo tahun 1969, 54 tahun lalu sewaktu usia saya 21 tahun, menjadi volunteer sukarelawan PBB UNICEF,” kata Steve.

Saat itu ia merupakan satu-satunya orang asing yang tinggal di Provinsi Sumatera Barat. Pernikahan Steve dan Ries dilangsungkan di Jakarta, dua tahun setelahnya. Ries dan Steve sempat tinggal di Asia, Afrika, Timur Tengah, Amerika dan Eropa.

Pos terkait