Asal Usul dan Sejarah Nama Pucuak Parancih di Sumatera Barat, Ternyata Hadiah dari Pejabat Inggris

Emanuel Francis dengan medali "Singa Belanda"-nya (foto: Minang Lamo)

Manfaat Pucuak Parancih

Sungguh unik, jika masyarakat lain hanya mengambil umbinya untuk dimakan tapi bagi masyarakat Minang daunnya pun dapat dijadikan sayur. Kalau berkunjung ke Sumatera Barat, setiap rumah makan Padang pasti akan menyajikan sayuran pucuak parancih kepada pengunjung.

Masyarakat Sumatera Barat meyakini pucuak parancih memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Dikutip dari faperta.umsu.ac.id pucuak parancih atau dikenal dengan sebutan daun singkong ini memiliki nama ilmiah sebagai Manihot esculenta Crantz, adalah tanaman yang mudah tumbuh dan dapat beradaptasi di lahan kering dan kurang subur.

Di Sumatera Barat, selain akar dan umbi yang dapat dimanfaatkan, pucuak parancih juga memiliki nilai kesehatan yang penting. Namun, perlu diingat bahwa sayuran ini mengandung asam sianida yang bersifat racun dan memiliki rasa pahit. Kandungan racun ini lebih tinggi daripada pada umbi singkong. Untuk mengurangi racun tersebut, daun singkong dapat direndam, dikeringkan, direbus, atau difermentasi sebelum dikonsumsi.

Bacaan Lainnya

Kandungan Gizi Pucuak Parancih/ Daun Singkong

Berikut dirangkum dari beberapa sumber terpercaya mengenai nilai gizi per 100 gram daun singkong segar:

84,4 gram udara;

50 kalori;

6,2 gram protein;

1,1 gram lemak;

7,1 gram karbohidrat;

2,4 gram serat;

166 mg kalsium;

99 mg fosfor;

1,3 mg besi;

7.052 μg karoten total;

0,04 mg vitamin B1;

0,1 mg vitamin B2;

1,8 mg vitamin B3;

dan 103 mg vitamin C (Mahmud dkk., 2017).

Pos terkait