Fakta dan Keunikan Acara Penas Tani Padang XVI yang Berlangsung Meriah

Acara Penas Tani Padang XVI Berlangsung Meriah
Acara Penas Tani Padang XVI Berlangsung Meriah (foto: Kominfo Sumbar)

Oleh: Edo Tri Maulana, Mahasiswa Sastra Minangkabau,UNAND

Topsumbar – Menjaga ketahanan Pangan nasional di tengah ancaman krisis Bank Dunia menjadi bagian strategis yang harus dihadapi bersama. Karena itu pemerintah menggelar Pekan Nasional atau PENAS XVI (ke-16) Petani dan Nelayan di Kota Padang, Sumatera Barat.

Terdapat berbagai fakta dan keunikan dibalik suksesnya acara Penas Tani Padang XVI yang berlangsung meriah ini.

Bacaan Lainnya

Penas Tani Padang XVI diisi dengan berbagai kegiatan seperti kegiatan percontohan agribisnis dan pameran alat mesin pertanian yang berlangsung di lapangan udara Sutan Syahrir kota Padang Sumatera Barat.

Ribuan orang menghadiri penas tani dan nelayan, forum pertemuan yang berlangsung sejak tahun 1971 ini menjadi bagian strategis dalam upaya membangun kesepahaman dari berbagai kepentingan di sektor pertanian dan Perikanan.

Selain dihadiri petani dan lain dari seluruh Indonesia, dalam penas yang digelar mulai 10 hingga 15 Juni ini dihadiri oleh pejabat, yakni Menteri Pertanian juga ada 14 Gubernur, 3 sekitar 300 kepala daerah, Bupati Walikota dari seluruh Indonesia yang hadir. Sementara itu peserta penas yang hadir berasal dari petani nelayan dengan pertanian dan segala macamnya diperkirakan hadir sebanyak 28.000 orang.

          Kegiatan ini bertemakan konsolidasi bersama dalam menjaga ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan dunia akibat kekeringan dan ketegangan politik di berbagai belahan dunia. Hal ini menjadikan pengelolaan sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional lebih menantang di masa depan. Karenanya pemerintah pun berupaya membantu para petani, peternak dan nelayan melalui kredit usaha rakyat atau kur maupun melalui program taksi alsintan.

Berdasarkan data, Sumatera Barat merupakan provinsi dengan 65% penduduknya bergerak di sektor pertanian sebagai penyumbang PDRB Sumbar sebesar 20% . Selain itu, sumatera Barat merupakan salah satu sentra produksi beras, jagung, dan sayuran utama di Indonesia juga ditetapkan sebagai sentra pengembangan ternak sapi pedaging dan sapi perah serta kakao untuk wilayah Bagian Barat sumatera barat.

          Pekan Nasional Tani Nelayan Andalan ke-16 di Kota Padang Sumatera Barat resmi dibuka pada Sabtu 10 Juni sekira pukul 09.40 WIB. Pembukaan Penas ke-16 ini dimulai dengan penampilan marching band dari akademik TNI kepolisian dan IPDN yang setelahnya diikuti oleh penampilan tari.

PENAS Petani Nelayan XVI Sumatera Barat dibuka resmi oleh Bapak Jokowi Widodo tetapi diwakili oleh Menko Perekonomian bapak Arlangga Hartato secara daring. Dalam sambutannnya Arlangga menyatakan Penas adalah hari yang dinanti-nanti bagi para nelayan,petani seluruh Indonesia.

Arlangga berharap ajang ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. Kegiatan ini sempat tertunda tiga tahun lebih, tentu saja momentum ini menjadikan petani agar semakin kokoh pertanian, maka semakin kokoh bangsa.

Kemudian untuk diketahui juga bahwasanya juga ada pameran pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Dimana setiap daerah akan memajang atau mempromosikan setiap produk-produk olahan pertanian dan perikanan tersebut.

          Gubernur Sumatera Barat selaku tuan rumah acara ini mencoba untuk memberikan yang terbaik di acara pembukaan dan penyambutan melayani seluruh peserta Penas. Pada acara pembukaan dimeriahkan oleh Marching Band dari Akademi TNI Kepolisian dan IPDN,dan Tari Kolosal dari para seniman-seniman kota Padang.

Tari yang ditampilkan berjudul tari “Manaruko Lumbung”, manaruko artinya suatu proses perjalanan nenek moyang suku bangsa Indonesia di berbagai pulau di nusantara. Mereka datang dari laut dan sungai kemudian naik kedaratan untuk membuka lahan untuk bertani dan berternak sebagai petani dan nelayan.

Dari kegiatan meneruka tadi kemudian mereka memproduksi hasil pertanian dan perikanan yang melimpah. Dengan hasil tersebut mereka simpan di lumbung sebagai tanda pertahanan pangan bagi meraka.

Tari ini ditata berdasarkan sejarah pertanian dan perikanan di nusantara dan diiringi musik akulturasi melayu minangkabau. Tari ini dikereografer oleh Prof. Indra Yuda dengan asisten-asisten lainnya. Tentunya tarian ini menjadi suatu kebanggan bagi masyarakat Sumatera Barat dan membuat seluruh tamu terpukau oleh penampilan tersebut.

          Di acara penas XVI Padang, ada banyak stand-stand pameran yang merupakan dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Di pameran tersebut ada berbagai hasil tani yang beraneka ragam dan mempunyai keunikan berbeda tiap daerahnya.

Dengan adanya stand-stand pameran ini tentunya manambah keuntungan buat masyarakat Sumatera Barat khususnya untuk hadir di kegiatan ini. Setiap masyarakat bisa mengunjungi dan mengetahui lebih jelas hasil tani dari luar Sumatera Barat. Ini akan bisa jadi studi tiru buat para petani dan nelayan yang hadir di acara penas ini.

Indonesia kaya akan hasil alamnya, acara ini merupakan wadah bagi rakyat Indonesia untuk menjalin silaturahmi antara petani,nelayan se-Indonesia. Dengan terjalinnya silaturahmi tentu akan ada sharing setion antara petani dari daerah A dengan petani daerah B.

          Tidak hanya bagi setiap peserta dan pengunjung acara saja yang mendapatkan keuntungan dengan adanya acara penas ini tetapi bagi masyarakat Padang juga dapat keuntungan. Terutama bagi para pemilik rumah yang akan disewakan untuk penginapan bagi peserta penas dari luar provinsi.

Dengan adanya acara ini tentunya akan menambah keuntungan bagi Sumatera Barat dalam sektor pertanian, nelayan maupun sektor lainnya. Kegiatan ini harus rutin dilakukan tiap tiap provinsi di Indonesia. Betapa kayanya alam indonesia ini yang terlihat dan terkumpul di acara penas ini.

(bQX)

Pos terkait