Debat Sengit Tiga Bacaleg Provinsi dari Partai Berbeda Terkait Isu Pemilu Terbuka dan Tertutup

Topsumbar – Terkait isu pemilu dengan sistem proposional terbuka atau tertutup, tiga Bacaleg tingkat provinsi yang berasal dari partai berbeda dipertemukan dalam debat pendapat pada Jum’at (02/06/2023). Malam.

Kegiatan ini didukung oleh Tim Parlemen Komunikasi dan Edukasi Kota (Pakek) yang beralamat di jalan by Pass Bukittinggi.
Dengan mengangkat tema “Ada apa terbuka dan tertutup”.

Masing – masing dari mereka mempunyai pendapat dan pandangan yang berbeda mengenai dinamika pusat terkait isu pemilu dengan sistem proporsional terbuka atau tertutup, yang mana hal ini sudah pasti akan berimplikasi pada kompetisi demokrasi daerah.

Bacaan Lainnya

Terlihat pada debat antara ketiga Bacaleg provinsi dari partai yang berbeda sangat sengit dimana, Edison Katik Basa dan Rinaldi memilih pemilu di tahun 2024 mendatang lebih bagus terbuka sedangkan Dafriyon dari partai PDI-P lebih berharap pemilu mendatang untuk tertutup,

Seperti yang disampaikan Rinaldi dari partai Gerindra, Ia memberikan pandangan jika pemilu tertutup, hal ini akan mencederai demokrasi, hal ini menjadi yang mengkhawatrirkan terhadap masyarakat.

“Dengan adanya sistim ini, kita yakin adanya gejolak pada masyarakat, dengan tegas partai gerindra menegaskan menolak proposional tertutup hakekat demokrasi adalah bagaimana memerdekan masyarakat indonesia” ucap Rinaldi

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Edison Katik Basa dari partai Golkar juga bacaleg provinsi sumbar, memberikan pandangan yang sama dengan Rinaldi.

Kata Edison Katik Basa, dalam pemilu ini jika kita rujuk kepada UU nomor 17, menyatakan dengan tegas juga menolak pemilihan proposinal tertutup.

Sesuai Pasal 1 kententuan umum ada pengertian , yang baku dan tidak di rekayasa, politik adalah sarana untuk memilih DPRD tidak memilih partai, dan pemilu di laksanakan secara terbuka, pemilihan terbuka adalah suatu sistem yang menilai dalam pemilihan caleg

Beda halnya yang disampaikan oleh Dafriyon dari Bacaleg dari Partai PDI-P menyebutkan, lebih cendrung sistem pemilihan secara tertutup, Ia sangat setuju dengan sistem proposionsl tertutup.

“Demokrasi di indonesia sudah berjalan dengan baik, karena sistem terbuka ini banyak kekurangannya, di antaranya, terjadi nya politik uang, oppurtunis, dan lain lain, di perkirakan hanya untungnya untuk caleg tersebut, karena apabila terpilih akan ada ladang untuk mencari nafkah bagi caleg tertentu dan tidak dapat mensejahterakan rakyat”

Lanjut Dafriyon” Dengan adanya proposional tertutup, ini kan sudah adanya uji materil dari MK, sebelum di putuskan”, ujarnya.

Dalam diskusi kali ini, bacaleg Edison katik Basa dari Partai Golkar dan Rinaldi dari Partai Gerindra saling membantah statmen dari Dafriyon, Dafriyon terus bersikukuh dengan pendiriannya bahwa pemiliu di 2024 mendatang pemilu mendatang ia tetap mendukung sistem tertutup.

Namun pengujung debat Jontra sebagai moderator ketika menutup debad saat itu, menyampaikan dalam debat ini ” kita sepakat untuk tidak sepakat” cuma pemeriksalah yang menilai apa mau terbuka atau tertutup nanti kita tunggu aja keputusan dari MK nantinya, pungkas Jhontra.

Pengujung kegiatan, walaupun berbeda pandangan dan pendapat terkait pemilu tertutup atau terbuka, ketiga bacaleg Provinsi ini tetap kompak, hal tersebut terlihat saat usai debat dengan foto bersama untuk Bangsa Indonesia.

(Ja)

Pos terkait