Ketika Anak, Harta dan Jabatan Jadi Musibah Bagi Orang Tua

Kajian Jumat Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca Topsumbar.co.id yang setia dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.

Setiap orang tua senantiasa mengucapkan doa kepada Alloh SWT:

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan [25]: 74).

Lantas apakah setiap orang tua terus memperjuangkan doanya untuk anak anaknya agar menjadi anak yang bertaqwa?

Jawabannya ada yang terus menerus mendidik anak dengan segala cara menjadi orang bertaqwa dengan cara menyekolahkan di pesantren dan pendidikan agama, tetapi ada juga yang tidak mempedulikan anaknya apakah mau sekolah di pesantren dan pendidikan agama atau tidak? Tentu semuanya tergantung kepada orangtua.

ORANGTUA YANG MEMBERIKAN AGAMA KEPADA ANAK-ANAKNYA SESUAI PENDIDIKAN DAN PENGASUHANNYA

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ

Artinya:“Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah, maka bapak ibunyalah yang menjadikan dia Yahudi, atau menjadikan dia Nasrani, atau menjadikan dia Majusi.  Sebagaimana halnya hewan ternak yang dilahirkan, ia dilahirkan dalam keadaan sehat. Apakah Engkau lihat hewan itu terputus telinganya?” (HR. Bukhari dan Muslim ).

Karena Alloh SWT telah menentukan dalam alquran bahwa suatu kaum tidak akan di azab oleh Alloh kecuali SETELAH DATANG PEMBERI PERINGATAN YAITU JURU DAKWAH YANG MENGAJAK KEPADA YANG MA’RUF DAN MENCEGAH KEPADA KEMUNGKARAN.

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. At-Taubah: 115).

“Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk. Akan tetapi, mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Fushshilat: 17).

ORANG TUA AKAN MERUGI JIKA ANAK DAN HARTA MEMBUAT ORANG TUA LALAI DENGAN MENGABDI KEPADA ALLOH (menjadi hamba anak dan hamba Harta serta jabatan)

Sebagaimana Alloh firmankan:

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi, (QS. Al-Munafiqun [63]: 9).

HAKIKAT HARTA, ISTERI, ANAK DAN JABATAN BAGI SEORANG AYAH/SUAMI

Pertama
SEBAGAI KESENANGAN HIDUP DI DUNIA SAMPAI MASUK KUBUR

Sebagaimana firman Alloh SWT:
Artinya Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga).” (QS. Ali ‘Imran: 14).

Sehingga KESENANGAN ITU HANYA BERHENTI KETIKA SUDAH MENINGGAL DAN MASUK KUBUR sebagaimana firman Alloh SWT pada Surat At-Takatsur ayat 1-2:
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ (١)

Artinya: Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu.

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ (٢)
Artinya: sampai kamu masuk ke dalam kubur.

Menurut sumber https://www.detik.com menyebutkan bahwa asbabunnzul ayat di atas adalah ketika dua kabilah saling membanggakan diri sebagaimana disebutkan oleh ibnu Buraidah meriwayatkan, ia berkata: “Surat ‘Al-haakumut takaatsur’ turun sebab ada keterkaitan dengan dua kabilah dari Anshar, Bani Harisah dan Bani al-Haritss. Mereka saling membanggakan kabilahnya masing-masing. Salah satu dari kabilah berkata, ‘Adakah di kalangan kamu orang besar seperti fulan dan fulan bin fulan?’

Sedang yang lain mengatakan yang serupa. Mereka membangga-banggakan dengan orang-orang yang masih hidup. Kemudian mereka mengatakan, ‘Mari ikut kami ke kubur.’ Lalu salah satu dari dua kabilah itu mengatakan, “Apakah di antara kalian terdapat orang seperti si fulan itu?’ sambil menunjuk ke kuburan.

Kedua
SEAGAI MUSUH YANG SELALU MENJADI SUMBER ANCAMAN DAN MASALAH BAGI ORANG TUA

Adakah anak demikian? Akhir-akhir ini ada anak yang menjadi sumber bencana dan masalah dalam keluarga, ini adalah bukti firman Alloh atas didikan dan pengasuhan orang tua.

Artinya: Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At Taghaabun: 14- 15).

Ketiga
SEBAGAI PERHIASAN DUNIA YANG MEMBUAT BANGGA DAN HARUM NAMA KELUARGA

Adakah anak demikian? Tentu ini dambaan dan idaman bagi setiap orang tua, anaknya membuat prestasi dan mengharumkan nama keluarga di tengah masyarakat.

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,” (QS. Al-Kahfi [18]: 46).

Keempat
SEBAGAI COBAAN/UJIAN/MUSIBAH BAGI ORANG TUA

Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun [64]: 15).

Artinya:
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”( surat Al Anfal ayat 28).

Hadirnya anak sebagai cobaan bagi orang tua dan musibah bagi keluarga adalah ketika PERILAKU ANAK YANG MENYEBABKAN ORANG TUA MENDAPATKAN MASALAH DAN KESULITAN DALAM MENJALANI PEKERJAAN DAN KARIRNYA. Sehingga karir dan jabatan serta harta orang tua bisa habis karena perilaku anak.

Dengan adanya firman Aloh tersebut, tentunya setiap orang tua bisa berpikir lebih bijak bagaimana memperlakukan anak, memperlakukan harta, dan memperlakukan jabatan selama hidup di dunia?

HARTA YANG AKAN DIBAWA KE AKHIRAT HANYALAH YANG DIGUNAKAN DIJALAN ALLOH DAN ANAK YANG BERBAKTI HANYA ANAK YANG SOLEH DAN SOLEHAH

Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah,  ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh.” (HR. Muslim).

Demikian juga dengan orang BERILMU, ilmu yang bermanfaat itu adalah ILMU YANG DAPAT MENJADIKAN ORANG BERAMAL SOLEH bukan ILMU MENJAUHKAN ORANG DARI JALAN ALLOH SWT SEPERTI ILMU MENCURI, ILMU KORUPSI, ILMU BISNIS HARAM DAN RIBA adalah tidak tergolong pada ilmu yag bermanfaat disisi Alloh SWT.

SETIAP ANAK WAJIB BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN ORANG TUA WAJIB PULA BERBAKTI KEPADA ORANG TUANYA

Sering, orang tua mendambakan dan mengajarkan anak BERBAKTI KE ORANG TUA tetapi orang tua tersebut MENELANTARKAN ORANG TUANYA SENDIRI, hal ini sangat merugikan orang tua tersebut di akhirat, Sebagaimana firman Alloh SWT:

artinya: “Dan Kami wajibkan manusia untuk (berbuat) baik kepada kedua orang tuanya.” (QS al-Ankabut: 8).

Tapi, Allah juga mewajibkan orang tua untuk melaksakan kewajiban terhadap anak-anaknya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS at-Tahrim: 6).

Berdasarkan ayat dan hadist tersebut di atas, hendaklah setiap orang tua selalu berusaha untuk mengajari dan mengasuh anaknya dengan PENGASUHAN YANG BAIK menurut ajaran Islam agar anak, harta dan jabatan tidak menjadi MUSIBAH dan BENCANA bagi diri dan keluarga baik di dunia maupun di akhirat.

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 12 Mei 2023)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait