Wujud Kerjasama Ranah dan Rantau, Gubernur Sumbar Resmikan Pembangunan Masjid Baitul Makmur Bungo Tanjuang

Keberadaan Masjid di nagari-nagari di Sumatera Barat memiliki nilai-nilai strategis untuk pembentukan karakter generasi muda Minangkabau dalam rangka mempersiapkan calon pemimpin masa depan. Keberadaan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat juga berpotensi sebagai penguatan ekonomi masyarakat.

Demikian disampaikan Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, dalam sambutannya saat meresmikan dimulainya pembangunan Masjid Baitul Makmur, Nagari Bungo Tanjuang, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Rabu (1/6/2022) siang.

Menurut gubernur, pembelajaran agama serta kehidupan bernagari sejak usia dini di Minangkabau telah membuktikan selama ini berhasil mencetak para generasi yang apapun profesinya, namun tidak meninggalkan jati dirinya sebagai orang yang taat beragama. Termasuk para perantau. Dimanapun rantaunya, tetap dekat dengan masjid, bahkan banyak perantau yang mendirikan masjid di ranah maupun di rantau.

Bacaan Lainnya

“Kehadiran masjid di nagari sebagai pusat kegiatan masyarakat, dimana disitu juga ada balai adat dan pasar sebagai pusat perekonomian, menjadikan karakter sebagai niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai, itu melekat erat pada tiap diri orang Minangkabau. Nagari ini basisnya. Karena itu babaliak ka nagari itu sudah sangat tepat,” ungkap gubernur.

Gubernur juga mengapresiasi inisiatif dan kemurahan hati dari para perantau serta kekompakan masyarakat di Nagari Bungo Tanjuang, hingga ada yang mewakafkan tanah dan sawahnya untuk mendirikan masjid yang representstif.

“Semangat kolaborasi dan sinergi rantau dengan ranah sangat besar artinya. Kekuatan ini harus tetap dibina dan ditingkatkan,” tambah gubernur.

Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian. Menurutnya, sinergi perantau dan ranah menjadi modal kekuatan di Tanah Datar.

“Untuk kemajuan kampung halaman harus ada kerjasama ranah dan rantau. Dan, hari ini masyarakat Nagari Bungo Tanjuang dan Batipuah secara umum menjadi contoh yang sangat baik bagaimana kerjasama itu dibangun. Terimakasih pada semua pihak, kehadiran masjid ini akan sangat bermanfaat bagi umat dan menjadi bagian penting dari upaya pembangunan SDM di Tanah Datar,” kata Richi.

Peresmian dimulainya pembangunan masjid yang berada diatas lahan seluas 5430 meter ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Sumbar dan diikuti Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian.

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Baitul Makmur, Labai Sati, menyebut, keinginan membangun masjid berawal dari semakin ramainya jemaah Masjid Raya Bungo Tanjuang yang tidak bisa dikembangkan lagi akibat sempitnya lahan.

Dengan rencana anggaran Rp7,8 miliar, di masjid ini lanjut Labai, juga akan dilengkapi dengan rumah imam, rumah gharin, gazebo, fasilitas untuk musafir, klinik, galeri dan lahan parkir.

Sementara itu, perantau asal Bungo Tanjuang, yang selama ini merantau di Bali, H. Zulkifli, mengungkapkan bahwa keinginan untuk turut membangun masjid merupakan atas dasar kecintaan pada kampung halaman. Zulkifli berharap masjid ini nantinya bermanfaat bagi pengembangan dakwah Islam di kampung halaman.

“Meski jauh di rantau, namun kampung tetap diingat. Semoga kerjasama rantau dengan ranah ini menjadi amal ibadah. Mari bersinergi, bersatu dan bersama kita jaya.

Wali Nagari Bungo Tanjuang, Yudistira Nugraha, juga berharap Masjid Baitul Makmur akan menjadi inovasi dan tambahan ikon di Tanah Datar, sebab berada di pinggir jalan provinsi dan akan menjadi rest area bagi para musafir dan akan difasilitasi secara gratis. Termasuk sekaligus meningkatkan UMKM di Nagari Bungo Tanjuang dan Tanah Datar pada umumnya.

(Ha/red)

Pos terkait