Mitigasi Kebencanaan, BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempabumi di Pasbar

SIMPANG AMPEK | TOP SUMBAR–Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Republik Indonesia melalui Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Sumatera Barat, menggelar kegiatan Sekolah Lapang Gempa (SLG) di Aula Kantor Bupati Pasaman Barat, Rabu-Kamis (23-24/03/2022).

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Suaidi, mengatakan kegiatan tersebut ditujukan untuk menyatukan pemahaman antara pemerintah dan seluruh institusi serta stakeholder pemangku masalah kebencanaan dalam menyikapi situasi bencana gempa bumi sesuai regulasi dan prosedur yang berlaku.

“Peserta merupakan utusan dari pemerintah daerah jajaran Forkopimda, PMI, Basarnas, dinas terkait, pelajar dan utusan media massa lokal, ” sebutnya.

Bacaan Lainnya

Adapun yang menjadi sasaran kegiatan adalah bagaimana sistem peringatan dini, kesiapsiagaan dan penanganan tanggap darurat bisa berjalan baik guna mengurangi dampak dari bencana itu sendiri.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman Barat, Hendra Putra, dalam sambutannya mewakili bupati daerah itu,mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan pihak BMKG.

“Mudah-mudahan melalui giat ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana menghadapi bencana dengan penuh kedisiplinan dan kesiapsiagaan, ” harapnya.

Pihaknya mengakui, pada peristiwa bencana gempa bumi 6,2 SR pada Jum’at (25/02) yang melanda daerah itu, memang terjadi kepanikan karena semua lini pemerintah daerah dan masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi kebencanaan.

Kepanikan tersebut, lanjutnya, masih ditambah lagi dengan beredarnya kabar simpang siur yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dari sisi ilmu pengetahuan.

“Saya harap dengan terselenggaranya kegiatan ini setiap peserta dapat menularkan ilmu dan pengetahuan yang diserap kepada seluruh lapisan masyarakat, ” pintanya.

Terkait upaya peringatan dini oleh pihak pemerintah daerah itu, ia memandang perlu dibangun sebuah sistem peringatan dini dengan didukung peralatan dan sensor peringatan di sejumlah daerah aliran sungai.

“Selain memiliki potensi bencana gempa, Kabupaten Pasaman Barat juga memiliki potensi bencana banjir akibat luapan debit air beberapa sungai besar yang melintasi kawasan permukiman di beberapa kecamatan yang ada,” tutupnya.***

Pos terkait