Irwan Prayitno : “Meneladani Kepemimpinan Rasulullah Sebagai Pemimpin Penuh Cinta”

Rasulullah menjadi contoh untuk memimpin, oleh karena itu Rasulullah adalah seorang pemimpin yang wajib di contoh setiap pengikutnya dan beliau memimpin dengan cinta dan memiliki akhlak mulia sehingga antara pemimpin dengan pengikutnya bisa saling mengasihi dan bertanggungjawab apa yang diamanahkan padanya.

Dalam tausyiah Jum’at pagi di Masjid Raya Sumbar (18/12/2020), Gubernur Sumbar H. Irwan Prayitno apresiasi kegiatan “Ngaji Bersama” yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Sumbar. Selain ilmu yang di dapat, dengan pengajian dapat menambah semangat untuk beribadah dan yang paling penting lagi bisa bersilaturahmi.

Irwan Prayitno menyampaikan Islam selalu diajarkan dengan cinta, dengan kasih sayang karena Islam itu damai dan indah. Rasulullah SAW adalah pemimpin umat Islam di dunia yang perlu dijadikan pedoman. Rasulullah juga yang membawa manusia dari umat Jahiliah menjadi umat yang terang benderang seperti yang dirasakan saat ini, itu dilakukan karena cinta.

Bacaan Lainnya

“Tidak ada satu kalimat pun dalam Al-Qur’an dan Hadits yang menyuruh kita untuk memimpin tanpa cinta bahkan dalam hadits, Rasulullah pernah mengatakan ‘La Taghdab’ yang artinya janganlah kamu marah,” kata Irwan Prayitno.

Pemimpin yang baik pasti akan di do’akan oleh pengikutnya dan itu akan kembali kepada mereka juga, yang baik akan berbuah baik dan yang buruk akan berbuah buruk, itu sudah hukum alam.

“Semua apa yang kita perbuat maka Allah akan membalikkan kembali kepada kita,” ucapnya.

Selain itu Gubernur juga menyampaikan, untuk mewujudkan harapan tersebut, hendaknya mau mempelajari dan meneladani kesuksesan kepemimpinan Nabi SAW dalam memimpin bangsa.

Alquran menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21).

Hal itu menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki kecerdasan manajerial yang tinggi dalam mengelola, mengatur, dan menempatkan anggota masyarakatnya dalam berbagai posisi sesuai kemampuannya, sehingga dapat mencapai tujuan utama, yaitu membangun masyarakat madani yang berlandaskan nilai-nilai Islami.

Dalam agama Islam, menjadi seorang pemimpin bukanlah sesuatu yang ringan. Mereka harus menjadi sosok yang mengayomi dan melayani bawahannya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim disebutkan, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan surga baginya.”

Mengenai hal ini, Rasulullah berpesan, “Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin.” (Riwayat Muslim).

(Nov/Hms)

Pos terkait