Lima Puluh Kota Sosialisasi dan Advokasi Ranperda Pemberian ASI Ekslusif Bupati ; cegah stanting dengan Asi ekslusif

Lima Puluh Kota – Sebagai bentuk Keseriusan Pemerintahan Daaerah Kabupaten Lima Puluh Kota mengimplementasikan PP nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Ekslusif, bertempat di Ballroom hotel Mangkuto Kota Payakumbuh Dinas Kesehatan adakan sosialisasi dan advokasi Ranperda ASI.

Acara yang dibuka oleh Bupati Lima Puluh Kota Irfendi Arbi dan dihadiri oleh Kepala OPD, Camat dan berbagai unsur masyarakat dan organisasi pemuda yang ada di Lima Puluh Kota ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah, DPRD tentang urgensi, konsep dasar dan ko sep hirarki pemberian ASI Eksklusif di Kab. Lima Puluh Kota.

Irfendi sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan Dinas Kesehatan dan bekerjasama dengan Bapelitbang ini, karena dengan disahkannya Ranperda ini nantinya akan menjadi acuan untuk mengurangi angka stunting di Lima Puluh Kota.

“Memberikan ASI eksklusif kepada bayi 0-6 bulan salah satu bentuk tindakan preventif mencegah stanting pada anak”ungkap orang nomor satu dikabupaten lima puluh Kota ini.

Sementara” itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota Tien Septino melalui sekretaris Dinkes mengatakan perkembangan dan kondisi pemberian ASI ekslusif di Lima Pulih Kota masih rendah antara 50-60 persen dari tahun 2016 hingga 2018, angka ini masih dibawah target yang seharusnya 80 persen.

“Tentunya dengan adanya Ranperda ini menjadi acuan tersedianya sarana dan prasarana berupa ruang laktasi di kantor pemerintah, swasta dan tempat-tempat umum lainnya”ia mengungkapkan

Mengingat pentingnya 1000 hari pertama bayi untuk masa pertumbuhan emas anak Ria Oktarina selaku Ketua AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) Cabang Sumbar mengatakan perlu kiranya mengangkat kearifan lokal demi mensukseskan Ranperda tentang Pemberian ASI Eksklusif ini

“Kesuksesan ibu menyusui ditentukan dengan adanya dukungan orang tersekat seperti keluarga serta lingkungan sekitar, karena pada hakekatnya tidak ada ibu yang gagal memberikan ASI eklusif hanya saja kegagalan orang dan lingkungan dalam mendukung dan memahami pentingnya memberikan perhatian dan kebahagian kepada para ibubmenyusui” ia menegaskan (ton)

Pos terkait