KKJTJ Uji Beban Jembatan Cable Stayed Dharmasraya

DHARMASRAYA, TOP SUMBAR–Sebelum dioperasionalkan secara total, jembatan kabel stayed Dharmasraya sebagai ikon baru di ranah cati nan tigo dilakuan pengujian beban guna untuk menguji ketahanan, kekuatan beban serta kualitas jembatan agar nantinya tidak berisiko bagi masyarakat pengguna. Pengujian dilakukan oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) pada Rabu (07/08/2019).

Masyarakat Dharmasraya patut bangga, karena sebentar lagi jembatan megah itu akan dibuka untuk umum. Jembatan cable stayed memasuki tahapan akhir sebelum diresmikan, tentunya juga harus sesuai dengan keinginan orang nomor satu di Dharmasraya dan juga masyarakat Dharmasraya. Pengujian statis dan dinamis ini dilakukan langsung oleh WK KKJTJ, Iwan Zarkasi, yang juga menjabat sebagai Direktur Jambatan Dirjen Bina Marga Kementrian PUPR Republik Indonesia. Secara rinci diterangkan WK KKJTJ, selama ini telah dipelajari perilaku struktur yang mendapat beban statis, artinya beban-beban tersebut tetap, baik intensitasnya, tempatnya, arah garis kerjanya. Sedangkan dalam dinamika struktur akan dipelajari perilaku struktur jika struktur tersebut mendapat beban dinamis, yaitu beban yang berubah-ubah menurut fungsi waktu ( time varying, terangnya.

Sementara Dr. Marco, konsultan penguji beban jembatan cable stayed Dharmasraya mengatakan, pengujian ini sama halnya dengan pengujian jembatan Siak di Provinsi Riau pada dua tahun silam, juga pada jembatan barelang Batam. Untuk pengujian beban dipasang disetiap titik bangunan sensor penguji kekuatan, dan beberapa peralatan multi fungsi detektor.

Bacaan Lainnya

“Kita siapkan 20 unit truck fuso dengan beban pasir dan koral seberat 30 ton lebih, nanti akan melewati jembatan secara bersamaan dari dua arah. Kemudian kita perkirakan 600 ton beban jembatan ini, dan masih bisa menampung lebih berat lagi”, paparnya.

Konsultan penguji meyakini jembatan cable stayed Dharmasraya bisa menampung beban hingga 1000 ton, lebih dari yang diperkirakan, namun tidak boleh dipaksakan. Ini dilakukan selain untuk menepis resiko atau hal yang tidak diinginkan, seperti kerusakan, juga mementingkan keselamatan pengguna juga diyakini bisa dipergunakan dalam rentang waktu lama, tutupnya. (Yanti/Hms)

Pos terkait