Bupati Agam Harapkan Kesenian Talempong Aguang Balai Belo Jadi Nilai Jual Pariwisata

Agam | Topsumbar – Grup kesenian tradisional Talempong Aguang Balai Belo, Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, mendapat undangan khusus dari Badan Penghubung Provinsi Sumatera Barat, untuk ikuti pagelaran di Anjungan Sumatera Barat TMII Jakarta, Minggu (9/1).

Keberangkatan grup kesenian yang berjumlah sekitar 14 orang ini, dilepas Bupati Agam, Dr. H. Andri Warman, di Mess Pemkab Agam Belakang Balok, Kamis (6/1). Bahkan difasilitasi langsung dengan satu unit bus AWR Grup.

Andri Warman mengaku bangga, karena kesenian dari Agam bisa tampil di luar Sumatera Barat. Ia berharap ini jadi ikon dan akan menambah nilai jual pariwisata Kabupaten Agam.

Bacaan Lainnya

” Dengan pagelaran, kesenian tradisional Minangkabau khususnya Agam, semakin dikenal di seluruh nusantara maupun mancanegara,” ujarnya.

Sementara itu, pembina grup kesenian tradisional talempong aguang Balai Belo, Metrizon mengatakan, selain diundang pihaknya juga berkeinginan untuk tampil di luar Sumbar, dalam memperkenalkan kesenian tradisional ini lebih luas lagi.

“Sebetulnya ini kegiatan tertunda yang awalnya bakal dilaksanakan Desember 2021, karena PPKM baru bisa dilaksanakan awal bulan ini selama satu hari,” sebutnya.

Dikatakan Metrizon, melalui pagelaran ini pihaknya dapat mempromosikan kesenian tradisional talempong aguang yang berasal dari tapian Danau Maninjau itu, karena menurutnya kesenian ini kini mulai kurang diminati terutama dikalangan generasi muda.

“Dengan dipromosikan, ke depan kita harap timbul minat generasi untuk melestarikan kesenian tradisional talempong aguang ini,” sebutnya.

Ia menjelaskan, dulu talempong aguang ini dinamakan talempong uwaik-uwaik, dengan pemainnya generasi tua dari kaum ibu. Dalam meningkatkan minat generasi katanya, kesenian ini kini dinamakan talempong aguang, sehingga pemainnya ada dari kaum perempuan dan juga laki-laki.

Kesenian ini katanya, sudah dikembangkan, jika dulu hanya ada talempong dan aguang, kini dikembangkan dengan berbagai peralatan seperti pupuik batang padi, botol, batok kelapa, nyiru dan lainnya. (Ha/AMC)

Pos terkait