Guspardi Gaus Interupsi Paripurna DPR-RI, Minta Pemerintah Tetapkan Status Bencana Banjir Bandang Sumbar Jadi Bencana Nasional

TOPSUMBAR – Anggota DPR-RI Guspardi Gaus angkat suara alias interupsi dalam sidang paripurna DPR-RI.

Guspardi Gaus dalam interupsinya meminta pemerintah pusat menetapkan status bencana banjir bandang di Sumatera Barat menjadi bencana nasional.

“Banyak korban jiwa dan akses jalan terputus,” kata Guspardi Gaus saat interupsi pembukaan rapat paripurna DPR di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Guspardi Gaus yang merupakan anggota komisi II DPR RI ini, mengatakan Kota Padang, ibu Kota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terkepung, dimana masyarakat dari luar tak bisa masuk karena akses masuk terputus.

“Jalan Padang-Pekanbaru juga tertutup. Akses-akses sekarang ini sangat memprihatinkan. Karena itu saya minta pemerintah pusat agar bencana di Sumbar itu dijadikan bencana nasional,” kata Guspardi.

Guspardi legislator asal Sumbar itu, meminta pemerintah pusat segera turun tangan terhadap persoalan akses jalan yang banyak terputus lantaran sangat vital.

Ia mencontohkan akses Jalan Padang-Bukittinggi lewat Padang Panjang semuanya terputus.

“Bagaimana sampai ke Padang mau ke kabupaten kota di Sumbar. Sulit untuk melakukan akses itu. Jalan dari Padang ke Bukittinggi lewat Padang Panjang itu adalah jalan inti daripada akses padang Bukittinggi itu,” kata politisi PAN ini.

Selain itu, Guspardi juga menyampaikan korban jiwa yang meninggal akibat bencana di Sumbar sudah lebih dari 50 orang. Untuk itu Ia meminta pimpinan DPR untuk menyurati pemerintah pusat supaya lebih memberi perhatian pada bencana ini.

“Mudah-mudahan ada perhatian pimpinan DPR menyurati pemerintah pusat supaya melakukan tindakan dan melakukan penyempurnaan akibat bencana ini,” kata Anggota Baleg DPR-RI itu.

Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang turun sejak Sabtu (11/5/2024) sore hingga Minggu (12/5) dini hari mengakibatkan terjadinya banjir lahar dingin gunung Marapi.

Hal ini mengakibatkan bencana alam di kabupaten Tanah Datar, kabupaten Agam, dan kota Padang Panjang.

Mengutip data BNPB, tercatat korban meninggal dunia sebanyak 50 orang, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi.

(AL)

Pos terkait